Jakarta, IDN Times - Setiap tahunnya, 17 September diperingati sebagai hari Palang Merah Indonesia (PMI). Organisasi non-profit satu ini bergerak di bidang sosial kemanusiaan.
Sejarah dan perjalanan berdirinya PMI di Tanah Air tak selalu mulus. PMI secara resmi berdiri pada 17 September 1945, sebulan setelah proklamasi dibacakan. Berikut sejumlah fakta tentang Palang Merah Indonesia.
Berdiri secara resmi di tahun yang sama dengan kemerdekaan Indonesia, PMI sebenarnya sudah ada jauh sebelumnya tepatnya 12 Oktober 1873, sebelum Perang Dunia II.
Pemerintah kolonial Belanda kala itu mendirikan Palang Merah di Indonesia. Organisasi ini dulu diberi nama Nederlandische Roode Kruis Afdeeling Indie (NERKAI). Organisasi ini dibubarkan ketika Jepang menduduki Indonesia.
Pada 1932, dipelopori oleh Dr.R.C.L. Senduk dan dr. Bahder Djohan, perjuangan pengajuan pembentukan PMI mulai dilakukan. Rancangan pembentukan dipersiapkan dan diajukan pada kongres NERKAI namun ditolak.
Rancangan yang sama sempat diajukan kembali saat masa pendudukan Jepang namun lagi-lagi menerima penolakan.
Pada 3 September 1954, Presiden Sukarno akhirnya memerintahkan Menteri Kesehatan untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional sekaligus sebagai bukti kepada dunia bahwa Indonesia sudah merdeka.
17 September 1945, pengurus besar PMI resmi berdiri. Mohammad Hatta menjadi ketua pertamanya. Saat ini, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menduduki jabatan Ketua Umum PMI.
Lambang Palang Merah Indonesia didominasi dengan warna merah dan putih. Warna merah bermakna keberanian dan semangat yang tinggi, sedangkan warna putih bermakna keikhlasan dan kesucian diri.
Logo PMI dibingkai dengan garis merah yang membentuk kelopak bunga melati sebanyak lima lengkung. Makna dari bingkai ini diartikan melati sebagai bunga identitas negara Indonesia dan lima lengkung melambangkan Pancasila.
Ada pula tanda tambah (+) berwarna merah di bagian tengah yang merupakan logo palang merah dunia yang terinspirasi dari Hendry Dunant, pejuang kemanusiaan dari Swiss.
Dan tahukah kamu, Indonesia membutuhkan kurang lebih lima juta kantong darah untuk memenuhi pelayanan kemanusiaan. Bagi masyarakat yang ikut mendonor dan membantu gerakan kemanusiaan ini, PMI sendiri telah menyiapkan penghargaan berupa pin emas.
Pin emas akan diberikan kepada masyarakat yang sudah mendonorkan darahnya sebanyak 75 kali. Pin emas beserta piagamnya ini akan diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia setiap hari ulang tahun PMI, lho.
Dalam menjalankan tugasnya, PMI kerap bekerja sama dengan organisasi internasional lainnya. Pada tsunami Aceh 2004 lalu misalnya, PMI didukung oleh 38 Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di seluruh dunia.
PMI hingga saat ini mendapat dukungan dari tujuh perhimpunan nasional yakni Palang Merah Amerika, Palang Merah Belanda, Palang Merah Hong Kong, Palang Merah Jepang, Palang Merah Australia, Palang Merah Kanada, dan Palang Merah Spanyol.
Selain itu, PMI juga didukung oleh Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC).