Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perkuat Kader Kesehatan dan CKG, Pemerintah Genjot Penanggulangan TBC

Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbkti, Masyuwono dalam forum yang bertajuk "Negara Beri Buarakat Terima Hasil" (sehatnegeriku.kemkes.go.id)
Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbkti, Masyuwono dalam forum yang bertajuk "Negara Beri Buarakat Terima Hasil" (sehatnegeriku.kemkes.go.id)

Jakarta, IDN Times - Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara dengan jumlah kasus TBC tertinggi setelah India. Merespons hal ini, pemerintahterus memperkuat upaya penanggulangan Tuberkulosis (TBC) dengan mengoptimalkan peran kader kesehatan dan program cek kesehatan gratis (CKG) yang menjangkau jutaan masyarakat di seluruh Indonesia. 

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, diperkirakan terdapat 1.090.000 kasus baru TBC di Indonesia setiap tahunnya. Di sisi lain, Indonesia telah berhasil mengidentifikasi  900 ribu kasus penderita TBC sepanjang tahun 2025. 

“Tantangan selanjutnya adalah memastikan pasien yang sudah teridentifikasi segera mendapatkan pengobatan yang tuntas,”  ujar Dante dalam forum public hearing bertajuk “Negara Beri Bukti, Masyarakat Terima Hasil,” dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (29/5/2025). 

1. Peran kader dan pengobatan cepat jadi kunci kendalikan TBC

Ilustrasi kader dalam upaya penanggulangan TBC (dinkes.surabaya.go.id)
Ilustrasi kader dalam upaya penanggulangan TBC (dinkes.surabaya.go.id)

Dante mengatakan, pengobatan TBC umumnya membutuhkan waktu antara enam hingga sembilan bulan. Namun, pemerintah kini telah menyediakan obat dengan durasi pengobatan yang lebih cepat sehingga pasien dapat menuntaskan pengobatan hanya dalam waktu enam bulan. 

Peran kader TBC dinilai krusial dalam mendampingi pasien agar pengobatan yang sedang berjalan sesuai rencana. 

“Kader TBC bertugas mendeteksi dan mengidentifikasi kontak erat pasien, mulai dari keluarga hingga lingkungan sekitar. Jika ditemukan kasus, pasien akan langsung diarahkan untuk memulai pengobatan,” kata dia.

Langkah ini selaras dengan target penurunan prevalensi TBC di Indonesia yang salah satunya dicapai melalui deteksi dini dan edukasi mengenai pentingnya menuntaskan pengobatan hingga selesai. 

Pemerintah juga menilai, pengendalian TBC tidak hanya dapat dilakukan oleh negara. Oleh karena itu, pelibatan lintas sektor, khususnya masyarakat melalui kader TBC, menjadi strategi utama.

2. Program CKG dorong deteksi dini penyakit kronis

Ilustrasi program cek kesehatan gratis (ANTARA)
Ilustrasi program cek kesehatan gratis (ANTARA)

Selain memperkuat kader TBC, pemerintah juga terus menggencarkan program CKG yang telah diluncurkan sejak 10 Februari 2025.

Program ini telah menjangkau lebih dari 6,9 juta warga di berbagai daerah. Berdasarkan data, sebelum program CKG hadir, hanya 39,8 persen masyarakat yang rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Sementara 60,2 persen lainnya belum pernah memeriksakan diri sama sekali, yang dapat meningkatkan risiko keterlambatan diagnosis berbagai penyakit. 

Program ini menjadi langkah konkret untuk mendeteksi lebih awal penyakit kronis, meliputi gagal ginjal, jantung, diabetes, dan kanker. CKG menyasar kelompok rentan seperti bayi, balita, dan anak sekolah sebagai upaya mempersiapkan generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045. 

“Dengan pemeriksaan kesehatan sejak dini, anak-anak kita akan tumbuh sehat secara fisik dan mental. Ini adalah investasi masa depan bangsa,” ucap Dante.

3. Forum jadi ruang dialog antara masyarakat dan pemerintah

Kepala Kantor Komunikasi Presiden atau President Communication Office (PCO), Hasan Nasbi (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Pada kesempatan yang sama, Kepala Komunikasi Kepresidenan PCO, Hasan Hasbi, menegaskan, kegiatan ini menjadi wadah transparansi pemerintah sekaligus ruang dialog antara masyarakat dan pembuat regulasi. 

“Kami memfasilitasi dialog antara penerima manfaat dengan para pembuat kebijakan. Tujuannya agar umpan balik bisa diterima langsung dan perbaikan program bisa segera dilakukan,” kata Hasan.

Pentingnya forum ini, sambungnya, untuk membetulkan berbagai kesalahpahaman yang mungkin terjadi di masyarakat terkait program-program yang dihadirkan pemerintah. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us