Persatuan Insinyur Indonesia Bentuk FGD Bahas Kondisi Negara ke Depan

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengatakan, di tengah situasi pandemik saat ini, banyak sektor harus beradaptasi. Tidak terkecuali berbagai bidang keinsinyuran, yang juga dituntut memberi kontribusi nyata untuk membantu masyarakat menghadapi kondisi normal baru pasca-pandemik virus corona atau COVID-19.
Heru menjelaskan, dalam kondisi seperti sekarang ini banyak sekali perubahan dalam hidup kita. Sebagai kalangan cendekiawan, para insinyur wajib memberikan kontribusi konkret dalam kehidupan masyarakat saat ini dan setelah pandemi berakhir
“Di sinilah insinyur harus berperan dan berinovasi agar dalam situasi apa pun kita semua siap beradaptasi,” kata Heru Dewanto dalam Focus Group Discussion yang diinisiasi PII secara daring.
1. Seluruh insinyur di setiap bidang ikut berkontribusi dalam acara tersebut

Acara tersebut diikuti oleh hampir 400 orang peserta yang mengikuti paparan 23 bidang keinsinyuran PII yang menjelaskan berbagai skema kondisi normal baru ke depan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Secara khusus, Heru menyoroti pentingnya identifikasi normal baru di setiap bidang, sekaligus mempersiapkan masyarakat untuk menghadapinya.
“Ini FGD yang holistik dari A sampai Z, di mana PII dan seluruh bidang keinsinyuran melakukan identifikasi, apa yang terjadi sekarang, apa yang terjadi usai pandemik, apa tantangannya bagi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Juga bagaimana cara beradaptasi di setiap bidang keinsinyuran itu, sekaligus tentu saja apa peluang di masa depan dari berbagai tantangan yang kita hadapi sekarang ini,” ujarnya.
2. Menko Airlangga Hartarto sedang mengkaji sejumlah relaksasi kebijakan

FGD juga menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga menjabat Ketua Dewan Penasehat PII, Airlangga Hartarto, yang menyoroti kehidupan normal baru di masyarakat termasuk kehidupan berekonomi dan kemampuan beradaptasi dengan penyakit dan cara penanganannya.
Untuk menekan dampak negatif akibat situasi yang tidak pasti saat ini, Airlangga mengatakan pemerintah terus mengkaji sejumlah langkah relaksasi.
“Sekuat tenaga kita berupaya agar bencana kesehatan ini tidak menjadi bencana ekonomi, apalagi kemudian menjadi bencana keuangan dan politik," kata Airlangga.
3. Pandemik COVID-19 membuat sejumlah insinyur harus berpikir untuk membangun sarana medis yang baik

Sementara itu, Direktur Jenderal Cipta Karya PUPR Danis Hidayat Sumadilaga l
yang juga menjabat Wakil Ketua Umum PII mengungkapkan, konsep smart city di masa depan jangan diartikan hanya terkait teknologi informasi saja, tetapi juga harus mencakup smart economy, smart government, smart mobility, dan smart living dalam perancangannya.
“Belajar dari kondisi pandemik ini, ke depan perencanaan pengembangan kota harus bisa memastikan kesediaan sarana dan pra-sarana medis yang sesuai dengan standar kesehatan. Bahkan ruang terbuka hijau dan ruang komunitas kelak harus didesain untuk dapat difungsikan pada kondisi darurat seperti penyimpanan obat, sosialisasi bencana, dan lain sebagainya,” ujar Danis.
4. Peran insinyur diharapkan dapat membantu masyarakat pasca-pandemik COVID-19

Heru berharap, peran insinyur dapat membantu mempersiapkan masyarakat agar lebih siap menjalani masa pandemik dan melanjutkan kehidupannya agar lebih baik.
“Untuk itu hasil FGD ini akan kami susun menjadi sebuah rekomendasi ilmiah, hasilnya akan kami serahkan kepada pemerintah, dunia usaha, akademik, dan masyarakat. Hasil FGD ini akan menjadi pembelajaran penting sekaligus juga menata ulang fondasi bidang-bidang keinsinyuran untuk mampu beradaptasi dengan kondisi normal baru nanti,” ujarnya.
“Tentu termasuk skema dan prioritas anggaran juga harus berani berubah, karena kita masuk fase normal baru yang sama sekali beda dengan kondisi sebelumnya,” katanya menambahkan.