Sekretaris DPW Partai Keadilan Sejahtera Jakarta, Abdul Aziz ketika silaturahmi ke kediaman Anies Baswedan. (www.instagram.com/@abdulaziz.pks)
Aziz menegaskan, PKS juga tahu diri. Nama Sohibul Iman bukan harga mati. Toh, PKS memang harus berkoalisi dengan partai lain meski jadi partai pemenang Pemilu 2024 di Jakarta.
Aziz mengatakan, keputusan di internal partai saat ini memang telah diputuskan. PKS telah menugaskan Sohibul Iman untuk maju pada Pilkada Jakarta 2024.
Meski begitu, PKS tetap akan melihat berbagai hasil survei terkait cagub dan cawagub untuk Pilkada Jakarta 2024. PKS juga membuka peluang mengusung calon lain jika elektabilitas Sohibul dinilai kurang bagus.
Menurut Aziz, skenario seperti ini juga pernah terjadi pada Pilkada Jakarta 2017. Saat itu, PKS menugaskan kadernya, Mardani Ali Sera, maju di Pilkada Jakarta 2024. Namun, di tengah jalan, PKS mengusung Anies Baswedan.
“Kita harus koalisi dan melakukan survei-survei baru ditetapkan cagub dan cawagub kemudian kita daftarkan,” ujarnya.
“Kalau di survei tidak mendukung masih mungkin diganti paslon seperti tahun 2017 saat pak Mardani Ali Sera sudah dapat lampu hijau dari PKS ternyata ditarik digantikan Pak Anies,” kata dia.