Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Anies Baswedan di PRJ Kemayoran (IDN Times/Amir Faisol)
Anies Baswedan di PRJ Kemayoran (IDN Times/Amir Faisol)

Intinya sih...

  • Billy Nerotumilena yakin PKS tetap bersama Anies menuju Pilkada Jakarta, meskipun mendukung Sohibul Iman.
  • Anies belum mendapatkan dukungan resmi dari partai politik untuk maju di Pilkada Jakarta.
  • Anies ingin bertemu Prabowo sebelum mendaftar sebagai cagub, namun pertemuan tersebut belum terwujud.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Orang dekat Anies Baswedan, Billy Nerotumilena mengatakan tetap yakin pada akhirnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan tetap bersama-sama menuju ke Pilkada Jakarta, meskipun PKS mengumumkan Mohammad Sohibul Iman sebagai calon gubernur di Jakarta. Padahal, sebelumnya Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PKS sudah menyatakan dukungan bagi mantan Gubernur DKI Jakarta itu. 

"Kami tetap optimistis akan bisa bersama-sama. Karena masih dua bulan tersisa dan situasinya masih cair, sehingga semua opsi masih tetap terbuka," ujar Billy ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada Senin malam (24/6/2024). 

Keyakinan itu diperkuat dengan pernyataan dari Ketua Umum Partai Nasional Demokrat, Surya Paloh. Ia mengaku yakin PKS tidak jadi mendukung Sohibul Iman untuk jadi cagub di Pilkada Jakarta. 

"Itu kan sebenarnya sinyal juga yang kami tangkap ke NasDem. NasDem sendiri kan sudah short listed ke tiga orang. Kami berharap juga agar NasDem bisa kongkrit (membulatkan) dukungan ke Pak Anies," imbuhnya. 

Sejauh ini, nama Anies masuk ke dalam tiga nama yang diusulkan oleh Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) NasDem di Jakarta ke Bappilu. Selain Anies, ada pula nama Bendahara Umum NasDem, Ahmad Sahroni dan Ketua DPW NasDem Jakarta, Wibi Andrino. 

1. Anies belum dapatkan tiket resmi maju jadi cagub di Jakarta

Mantan juru bicara di Timnas AMIN, Billy David Nerotumilena. (IDN Times/Amir Faisol)

Lebih lanjut, Billy pun mengakui Anies belum mendapatkan tiket secara resmi dari partai-partai politik untuk maju di Pilkada Jakarta. Dukungan yang masuk masih di level Dewan Perwakilan Wilayah (DPW). Hal tersebut juga muncul di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PDI Perjuangan. 

"Yang PKB mungkin yang paling kongkrit, karena DPW sudah bersikap. Tetapi, DPP nya sudah bilang harus ikut prosedur UKK (Uji Kompetensi Keahlian), ikut prosedur dari PKB. Begitu juga dari PDIP sudah masukan nama ke DPP, tetapi belum ada sinyal apapun dari DPP," ujar Billy. 

Ia pun berharap pada akhirnya Anies akan didukung oleh parpol yang dulunya berada di Koalisi Perubahan. Posisinya akan semakin kuat seandainya PDIP jadi merapat. 

2. Anies sedang upayakan untuk bisa bertemu dengan Prabowo

Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar ikut menghadiri penetapan presiden terpilih 2024 di kantor KPU. (www.instagram.com/@aniesbaswedan)

Jelang proses pendaftaran sebagai cagub, Anies kembali menyatakan ia ingin bertemu dengan Prabowo Subianto lebih dulu. Menurut Billy, niat Anies untuk menemui Ketua Umum Partai Gerindra itu sudah lama disampaikan.

Bahkan, sejak Anies menuntaskan tugasnya sebagai Gubernur Jakarta pada 2022 lalu. Sayangnya, pertemuan itu belum bisa terwujud. 

"Sebenarnya Pak Anies itu sudah meminta waktu untuk silaturahmi sejak jelang masa tugasnya berakhir di DKI Jakarta. Dia ingin berpamitan dan sekaligus mohon restu untuk maju di Pilpres. Tapi, itu belum bersambut," kata Billy. 

Ia menegaskan bahwa selama ini relasi Anies dengan Prabowo tergolong baik. Namun, lantaran sama-sama mengikuti Pilpres Februari lalu maka menjadi rival politik. Tetapi, pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK), Anies meyakini Prabowo adalah sosok negarawan. 

"Kan bisa dilihat dari awal Pak Prabowo mendukung Pak Anies di Pilkada 2017 hingga selesai bertugas, kan sudah terjadi puluhan kali pertemuan. Dari situ kan bisa terlihat tidak dalam posisi yang berseberangan," imbuhnya. 

3. Analis nilai Anies ingin temui Prabowo untuk beri sinyal ke parpol lain

(IDN Times/Irfan Fathurohman)

Sementara, peneliti dari lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad menilai niat Anies menemui Prabowo agar tidak dianggap sebagai antitesa Istana. Sehingga, pesan tersebut juga dibaca oleh partai politik yang ragu ingin mendukung Anies.

Sebab, posisi Anies yang kerap dipersepsikan sebagai antitesa Istana turut merugikan partai yang ingin mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Bisa saja, kata Saidiman, parpol yang ingin mendukung di Pilkada Jakarta tetap mau mendapatkan kursi di kabinet Prabowo-Gibran. 

"Jadi, saya kira tantangannya terletak pada partai yang mendukung Anies tetapi di saat bersamaan ingin masuk ke kabinet (Prabowo-Gibran)," ujar Saidiman ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada Senin (24/6/2024). 

"Dari sisi personal, saya kira antara Prabowo dengan Anies tidak ada persoalan. Apalagi di dalam pidato awal Prabowo, ingin merangkul semua pihak," katanya.

Namun, Prabowo diprediksi sedang berhitung untuk pesta demokrasi di 2029. Biar bagaimana pun, Prabowo dan Gibran, ingin melanjutkan pemerintahan hingga dua periode.

"Sejauh ini lawan yang potensial bagi mereka ya Anies Baswedan. Kalau diberi jalan untuk menjadi gubernur Jakarta maka sama saja dengan memberi panggung bagi Anies untuk menuju ke pemilu 2029," imbuhnya. 

Editorial Team