Polisi Diminta Usut Tuntas Kasus 3 Warga Tewas di Pesta Pernikahan Anak KDM

- Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah mendesak aparat penegak hukum untuk segera mengusut tuntas kasus tewasnya tiga orang dalam resepsi pernikahan anak Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi alias KDM.
- Proses penyelidikan harus dilakukan secara transparan dan profesional tanpa intervensi. Kronologi pesta rakyat pernikahan anak KDM berujung maut dengan satu anggota polisi dan satu anak-anak meninggal.
- Banyak orang pingsan pada kegiatan tersebut. Pengamanan di lokasi sudah maksimal namun terjadi kekurangan oksigen dan terinjak-injak warga lainnya.
Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi III DPR RI Abdullah mendesak aparat penegak hukum segera mengusut tuntas kasus tiga warga tewas dalam pesta rakyat pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi alias KDM. Abdullah menilai, insiden tersebut sangat memprihatinkan dan tidak boleh dibiarkan tanpa kejelasan.
“Kematian tiga orang dalam acara resepsi pernikahan ini adalah tragedi yang tidak bisa dianggap biasa. Aparat kepolisian dan pihak terkait harus segera mengungkap penyebab pasti peristiwa ini dan memastikan ada pertanggungjawaban hukum,” tegas Abdullah, dalam keterangannya dikutip Selasa (22/7/2025).
1. Jangan ada yang ditutup-tutupi

Abdullah meminta agar proses penyelidikan dilakukan secara transparan dan profesional, tanpa ada intervensi dari pihak mana pun. Ia menekankan penegakan hukum harus berjalan sesuai prosedur agar masyarakat tidak kehilangan kepercayaan terhadap penegak hukum.
“Jangan ada yang ditutup-tutupi. Keluarga korban dan masyarakat berhak mengetahui kebenaran. Saya mendukung penuh langkah kepolisian dan berharap semua fakta dibuka secara terang,” ujarnya.
Abdullah berharap kasus ini segera dituntaskan sehingga memberikan keadilan bagi keluarga korban dan menjadi peringatan bagi semua pihak agar lebih mengutamakan keselamatan dalam setiap kegiatan. Ia juga mengingatkan pentingnya evaluasi terhadap standar keamanan dalam penyelenggaraan acara publik, terutama yang melibatkan tamu dalam jumlah besar.
“Ini bisa menjadi pembelajaran agar ke depan ada standar pengamanan dan keselamatan yang lebih ketat. Nyawa manusia tidak boleh dikorbankan hanya karena kelalaian,” imbuhnya.
2. Kronologi pesta rakyat pernikahan anak KDM berujung maut

Pesta rakyat pernikahan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina anak dari Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto dengan Maula Akbar Mulyadi Putra, anak sulung dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi alias KDM berujung meninggalnya tiga orang warga.
Satu orang merupakan warga sipil berjenis kelamin perempuan, satu anak-anak dan satu lagi anggota polisi. Pesta rakyat yang merupakan rangkaian kegiatan acara resepsi ini digelar di Lapangan Otto Iskandar Dinata, Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025).
Ketiga korban terdiri dari Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polsek di Polres Garut Cecep Saeful Bahri, seorang anak berinisial VA (8), dan warga bernama Dewi Jubaedah (61).
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, Cecep meninggal saat menjalankan tugas sebagai anggota Bhabinkamtibmas Polsek. Saat acara berlangsung, Cecep sedang berjaga di pintu masuk untuk mengurai kerumunan warga yang datang berbondong-bondong ke pesta rakyat.
Melihat kerumunan warga, Cecep berusaha mengatur alur tamu agar tidak berdesakan di pintu masuk. Cecep juga membantu sejumlah warga yang pingsan karena kepadatan massa di sekitar pintu pendopo.
Setelah situasi terkendali, Cecep sempat beristirahat. Namun, polisi itu tiba-tiba pingsan dan dinyatakan meninggal di lokasi sebelum mendapat perawatan medis.
"Dan kemudian setelah acara berjalan lancar, baik, tidak ada kerumunan, yang bersangkutan kemudian istirahat, duduk. Di saat yang bersangkutan itu meninggalkan dunia, pingsan kemudian meninggal dunia," kata Hendra.
Sementara, Mela ibunda dari korban Vania Aprilia tidak bisa menahan air mata karena anaknya turut menjadi korban. Mela sedang berdagang di sekitar lapangan, lokasi pesta rakyat tersebut. Perempuan itu tak tahu anaknya ikut mengantre masuk ke dalam Pendopo Pemkab Garut.
"Saya lagi jualan dan gak tahu anak saya posisinya lagi mengantre," ucapnya.
Memang, Vania banyak bergaul dengan anak pedagang lainnya, hanya saja saat itu dirinya tidak mengetahui putrinya justru ikut dalam kegiatan ini. Selanjutnya, pesta rakyat berlangsung, masyarakat sudah mulai berdesak-desakan, Mela pun mendapatkan telepon anaknya sudah berada di ambulans.
"Sudah dingin, sudah bengkak, posisinya dari sini sudah meninggal," kata dia.
3. Banyak orang pingsan

Saksi mata lainnya, Neulis mengaku kegiatan pesta rakyat perkawinan ini dipadati massa. Ia menilai, polisi dan anggota Satpol PP yang berjaga kesulitan mengendalikan massa yang ramai. Neulis juga melihat sejumlah warga pingsan karena berdesakan.
"Saya ngebantu nolong anak-anak yang terjepit di area depan Kimia Farma yang sangat padat banyak orang," kata dia.
Neulis mengatakan, gerbang menuju area pendopo dibuka sedikit. Akibatnya terdapat anak yang terseret. Saat itu, kakak dari Neulis turut membantu korban Vania yang berada dalam kerumunan, tetapi setelah dilihat sudah meninggal dunia.
Berdasarkan informasi yang didapatkan IDN Times, setelah kegiatan ini nantinya akan ada acara panggung hiburan rakyat di Gedung Pendopo Kabupaten Garut dan Alun-Alun Garut. Namun kegiatan ini dibatalkan oleh sang pemilik hajat, Maula dan Karlina Putri.
Sementara, Bupati Garut Abdusy Syakur Amin ikut berbelasungkawa atas kejadian ini, termasuk meninggalnya seorang anak kecil yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Untuk penyebab meninggalnya tiga orang itu diprediksi karena kekurangan oksigen dan terinjak-injak warga lainnya. Kejadian ini disebabkan banyaknya warga yang antusias datang ke acara pesta perayaan pernikahan wakil bupati dan anak dari KDM.
Menurutnya, pengamanan di lokasi sebenarnya sudah maksimal karena ada aparat dari berbagai lembaga. Dengan adanya kejadian ini acara yang hendak dilakukan malam ini pun batal.
"Tadi berdasarkan laporan dari dinas kesehatan bahwa ada 26 korban yang menjadi korban dan 3 yang wafat di tempat. Dan sisanya sudah ada yang pulang ke rumah masing-masing usai dirawat. Biaya perawatan ditanggung oleh pemerintah," kata Abdusy.