Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bersama politikus PDIP Ahmad Basarah di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - PDI Perjuangan (PDIP) menanggapi tertutupnya peluang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi pasangan Ganjar Pranowo sebagai cawapres di Pilpres 2024. Sebelumnya, Prabowo menyatakan dirinya telah jadi capres Gerindra, dan partainya itu kini sudah cukup besar.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, bahwa pihaknya tak bisa memaksakan agar Prabowo mau menjadi cawapres Ganjar.

1. PDIP tak ingin kawin paksa capres dan cawapres

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bersama politikus PDIP Ahmad Basarah di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Hal itu lantaran, Hasto menegaskan pasangan capres dan cawapres perlu adanya komunikasi di awal serta komitmen terhadap rakyat secara bersama-sama.

"Ya tentu saja kita kan gak model kawin paksa, tentu ada pacarannya, ada pemahamannya, ada komitmen terhadap rakyat bangsa dan negara," kata Hasto kepada awak media di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (24/4/2023). 

2. PDIP akan cari formula yang tepat cawapres pendamping Ganjar

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wasesa)

Hasto menambahkan, jika partai berlambang banteng moncong putih ini terus memantau situasi dinamika politik yang selalu bergerak dinamis. 

Sehingga, PDIP akan terus melakukan kajian soal sosok cawapres pendamping Ganjar. Di mana, keputusan dan kajian akan dilakukan oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Kami melakukan kajian terus menerus dan nantinya dijajaki oleh ibu Megawati Soekarnoputri yang mengambil keputusan," terang Hasto. 

3. PDIP tak secara asal menjodohkan capres dan cawapres

Ilustrasi calon presiden (capres) saat berkampanye (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Politisi asal Yogyakarta ini mengatakan, partainya tidak secara acak melakukan perjodohan pasangan capres-cawapres.

Namun, PDIP akan melihat konstelasi masyarakat sebagai pemegang kedaulatan.

"Jadi enggak ada proses-proses yang terkait dengan jodoh menjodohkan karena semua itu berjalan dengan natural sesuai dengan kehendak dari masyarakat," imbuh Hasto.

Editorial Team