Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan pembelian 12 unit jet tempur Mirage 2000/5 bekas Angkatan Udara Qatar mendesak untuk dilakukan. Hal itu ditempuh karena jet tempur Rafale buatan Prancis baru tiba di Indonesia pada 2026.
Sedangkan, di sisi lain, sebagian besar pesawat tempur milik TNI Angkatan Udara (AU) sudah sangat tua. Sehingga, dibutuhkan refurbishment besar. Rata-rata pesawat TNI AU butuh waktu sekitar 18 bulan untuk refurbishment.
"Itu refurbishment pesawat-pesawat yang ada dan sudah tua, paling cepat memakan waktu 18 bulan," ungkap Prabowo di kantor Kementerian Pertahanan, Senin (19/6/2023).
Artinya, hingga tiga tahun ke depan, Indonesia membutuhkan pesawat tempur sebagai alat utama sistem pertahanan negara. Apalagi luas wilayah Indonesia dari Sabang hingga Merauke hampir seluas Benua Eropa.
"Bayangkan, kita seluas Benua Eropa tapi tidak punya operasional pesawat tempur," tutur dia.
Ia menambahkan jet tempur Mirage 2000/5 yang pernah dipakai AU Qatar memiliki teknologi canggih. Teknologinya, kata pria yang juga menjabat Ketua Umum Partai Gerindra itu, hampir kompatibel dengan Dassault Rafale.
"Berarti, ini bisa dikatakan proses penyesuaian pilot-pilot kita dengan teknologi Rafale tidak terlalu sulit," ujarnya.