Prabowo Sebut Indonesia Bubar 2030, Gerindra Umumkan Capres Mei atau Juli

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menepis anggapan dirinya antinegara asing. Bantahan ini menyusul pernyataan dirinya bahwa Indonesia bakal bubar pada 2030.

Menurut Prabowo Bangsa Indonesia ingin bersahabat dengan negara asing, tapi tidak ingin Indonesia dikuasai negara asing.

"Oh saya tidak antiasing. Kita tidak antiasing. Kita ingin bersahabat sama asing tapi kita tidak mau dirampok, dipecundangi oleh asing," ujar Prabowo di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (22/3).

Prabowo mengatakan boleh saja bersahabat dengan negara lain asalkan masyarakat Indonesia makmur. Dia pun mempertanyakan mengapa rakyat Indonesia masih kesulitan membeli kebutuhan pokok.

"Kita mau bersahabat dengan asing kalau orang bangsa lain boleh makmur kenapa orang atau bangsa Indonesia gak bisa makmur? Kenapa rakyat kita selalu gajinya kecil gak bisa bayar ini gak bisa bayar itu? Rakyat kita gak bisa makan daging, kenapa anak kita kuntet? Karena butuh protein," kata dia.

"Ibu ibu kita butuh protein. Kalau ibu ibunya gak sehat ya anak-anaknya juga gak sehat, ini kewajiban kita. Dan kewajiban saya sebagai pemimpin saya harus bicara," ujar Prabowo.

Prabowo menyebutkan dirinta terbuka dengan negara lain, asalkan, sebagai anak bangsa harus tetap cerdas dan jangan terlalu lugu.

"Jadi bukan kita antiasing. Kita mau bersahabat sama asing. Kita butuh sama asing tapi kita jangan terlalu lugu, jangan kita biarkan kekayaan kita diambil elite kita diam, santai aja, gitu loh," kata dia.

Sementara, Prabowo sempat memberikan informasi soal deklarasi calon presiden dari Partai Gerindra. Pengumuman calon presiden mungkin diadakan pada Mei atau Juli mendatang.

"Insyaallah nanti kita lihat perkembanganya dan dukunganya, kita lihat nanti bisa Mei bisa Juli," ujar pria yang beberapa kali kalah mencalonkan sebagai presiden RI itu.

Sementara, PricewaterhouseCoopers (PwC), perusahaan layanan profesional terbesar di dunia, baru-baru ini merilis prediksi untuk negara dengan ekonomi paling kuat di dunia pada 2030.

Laporan, berjudul "Pandangan panjang: bagaimana perubahan ekonomi global pada 2050?" ini menyebutkan peringkat 32 negara dengan produk domestik bruto global, yang diproyeksikan dengan Purchasing Power Parity (PPP) atau Paritas Daya Beli.

Seperti dilansir businessinsider.com , 7 Februari 2017, PPP biasanya digunakan para ekonom makro untuk menentukan produktivitas ekonomi dan standar hidup, di antara negara-negara dalam periode tertentu.

Temuan PwC itu menunjukkan beberapa negara yang berada di daftar teratas dalam 13 tahun terakhir kondisi ekonominya tergelincir atau meningkat besar-besaran pada 2030.

Berikut negara-negara yang masuk daftar 32 besar. Semua angka yang dikutip dalam daftar ini dalam bentuk dolar AS dan pada nilai konstan (untuk referensi, PPP AS saat ini adalah $ 18,562 triliun):

32. Belanda USD1.08 triliun 31. Colombia USD1.111 triliun 30. Afrika Selatan USD1.148 triliun 29. Vietnam USD1.303 triliun 28. Bangladesh USD1.324 triliun

27. Argentina USD1.342 triliun 26. Polandia USD1.505 triliun 25. Malaysia USD1.506 triliun 24. Filipina USD1.615 triliun 23. Australia USD1.663 triliun

22. Thailand USD$1.732 triliun 21. Nigeria USD1.794 triliun 20. Pakistan USD1.868 triliun 19. Mesir USD2.049 triliun 18. Kanada USD2.141 triliun

17. Spanyol USD2.159 triliun 16. Iran USD2.354 triliun 15. Itali USD2.541 triliun 14. Korea Selatan USD2.651 triliun 13. Arab Saudi USD2.755 triliun

12. Turki USD2.996 triliun 11. Prancis USD3.377 triliun 10. Inggris USD3.638 triliun 9. Meksiko USD3.661 triliun 8. Brazil USD4.439 triliun

7. Jerman USD4.707 triliun 6. Rusia USD4.736 triliun 5. Indonesia USD5.424 triliun 4. Jepang USD5.606 triliun 3. India USD19.511 triliun

2. Amerika Serikat USD23.475 triliun 1. China USD38.008 triliun

Prabowo Sebut Indonesia Bubar 2030, Gerindra Umumkan Capres Mei atau Juli

1. Prabowo menepis anggapan dirinya anti-negara asing

2. Prabowo pertanyakan kesulitan masyarakat Indonesia

Editorial Team

Tonton lebih seru di