Jakarta, IDN Times - Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Mantan hakim agung Artidjo Alkostar dikabarkan tutup usia hari ini, Minggu (28/2/2021), pada usia 72 tahun.
Kabar tersebut dikonfirmasi oleh anggota Dewan Pengawas Komisi KPK Syamsuddin Haris. “Iya (Artidjo Alkostar meninggal dunia) saya juga baru dapat beritanya,” kata Syamsuddin saat dihubungi.
Artidjo menempuh pendidikan strata satu di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, di jurusan hukum sejak 1967. Selain itu, Artidjo diketahui pernah mengikuti bimbingan di Colombia University selama enam bulan.
Menghabiskan waktu setengah tahun bimbingan di Colombia University, Artidjo diketahui sempat bekerja di Human Right Watch untuk divisi Asia di New York, Amerika Serikat.
Artidjo juga pernah menjadi pengajar di UII, almamaternya, mengajar mata kuliah Hukum Acara Pidana dan Etika Profesi.
Usai menyelesaikan pendidikannya, Artidjo memilih untuk mengabdikan diri pada masyarakat. Aktif bekerja di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta jadi salah satu caranya.
Artidjo diangkat menjadi Direktur LBH Yogyakarta pada 1983. Artidjo memfokuskan praktik hukumnya terkait pembelaan Hak Asasi Manusia (HAM) dan masyarakat marjinal.
Nama Artidjo sempat menjadi sorotan semasa menjabat sebagai hakim agung. Ia dikenal karena disegani dan ditakuti para koruptor di negeri ini.
Artidjo banyak menangani perkara besar, termasuk kasus-kasus korupsi besar di negeri ini.
Mulai dari kasus korupsi mantan presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, mantan anggota DPR Fraksi Partai Demokrat Angelina Sondakh, dan sejumlah kasus korupsi besar lainnya.
Di pengujung hidupnya, Artidjo Alkostar menjadi anggota Dewan Pengawas (Dewas) KPK periode 2019-2023. Artidjo dilantik Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Desember 2019 lalu.
Artidjo tutup usia hari ini, Minggu (28/2/2021). Namun jasa dan integritasnya untuk negeri akan terus dikenang. Selamat jalan Artidjo Alkostar.