Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto menunjuk Atip Latipulhayat sebagai Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Hal tersebut disampaikan Prabowo saat mengumumkan daftar menteri dan lembaga tidak di bawah koordinasi Menko dalam Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Minggu (20/10/2024).
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Padjadjaran (Unpad) ini masuk dalam jajaran Kabinet Merah Putih, para menteri era Prabowo-Gibran.
Lahir di Tasikmalaya pada 28 Juli 1964, Prof. Atip Latipulhayat menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran pada 1990 dengan fokus pada hukum internasional. Perjalanan akademisnya berlanjut dengan meraih gelar magister hukum (LL.M) dari Monash University, Australia, pada 2000.
Prestasi akademiknya semakin lengkap dengan gelar doktor (Ph.D) dalam ilmu hukum yang juga diraih dari Monash University pada 2007. Atip juga memperkaya pengetahuannya melalui berbagai program pendidikan tambahan di institusi bergengsi seperti The Hague Academy of International Law di Belanda, The United Nations Geneva Office, dan The International Ocean Institute di India.
Sejak 1993, Atip telah mengabdikan dirinya sebagai dosen di Fakultas Hukum Unpad dan kini menjabat sebagai Guru Besar Hukum Internasional. Kontribusinya dalam dunia akademis terlihat dari berbagai jabatan strategis yang dipegangnya, termasuk Presiden International Law Association (ILA) Branch Indonesia dan Ketua Pusat Studi Hukum Udara dan Ruang Angkasa Fakultas Hukum Unpad.
Sebagai akademisi produktif, Atip telah menghasilkan berbagai publikasi penting di bidang hukum, termasuk buku "Pengantar Hukum Internasional", "Khazanah Pemikiran Hukum: Dari Grotius hingga Mochtar Kusumaatmadja", "Aspek-Aspek Hukum Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara", dan "Sumber Hukum Internasional: Teori dan Praktik".
Ia juga aktif sebagai tim ahli pemerintah dalam pembahasan berbagai rancangan peraturan perundang-undangan.
Di luar dunia akademis, Atip Latipulhayat dikenal sebagai Wakil Ketua Umum PP Persatuan Islam (Persis), sebuah organisasi keagamaan terkemuka di Indonesia. Ia juga dikenal sebagai sosok yang vokal dalam menyuarakan isu-isu hak asasi manusia (HAM).
Kepeduliannya terhadap isu kemanusiaan tercermin dalam sikapnya yang tegas dalam mengadvokasi perlindungan dan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi Rohingya di Aceh. Komitmennya terhadap isu-isu kemanusiaan dan HAM di Indonesia membuatnya menjadi salah satu tokoh yang diperhitungkan dalam bidang hukum dan kemanusiaan.