Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily mengaku tak ada masalah pribadi dengan Sekjen Kemensos. Dia mengatakan selama berada di Komisi VIII DPR RI sejak 2013, dia tidak pernah sinis terhadap pejabat lain.
"Saya gak pernah sinis. Tugas anggota DPR adalah mengawasi, tapi kalau cara mengawasi dianggap sinis fungsi DPR, saya terus terang saja ketika Ibu ke dapil saya, lalu tidak memberi tahu kami, padahal kesempatan kita bersama setiap kali ke dapil, kita setidaknya diberi tahu dan itu yang ngatur adalah Sekjen," kata Ace.
"Sekjen memang waktu itu telah minta maaf, tapi setelah itu nyerocos bu, bilang apa yang kami lakukan itu sinis, bahwa saya diundang oleh Kemensos gak pernah datang. Apa urusannya bicara seperti itu," sambung Ace.
Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto, mengatakan ini bukan hanya masalah antara Sekjen Kemensos dengan politikus Partai Golkar itu. Tapi sudah menjadi masalah Komisi VIII DPR RI. Dia meminta kepada Sekjen Kemensos untuk keluar ruang rapat Komisi VIII DPR RI. Hal itu dilakukan agar rapat bisa dilanjutkan.
"Saya kira gak perlu diperpanjang lagi, dan Bu Menteri gak usah memperpanjang lagi supaya enak semua. Tapi Pak Sekjen sebaiknya meninggalkan tempat dulu Bu, kalau gak, gak mungkin ini berlanjut Bu. Memang benar Pak Ace, ini bukan pribadi ini, semua fraksi," kata Yandri.