Jakarta, IDN Times - PT Teknologi Militer Indonesia (TMI) membantah akan terlibat dalam proyek pengadaan alutsista yang diinisiasi Kementerian Pertahanan. Kemhan disebut-sebut akan membeli alutsista dengan anggaran mencapai Rp1.760 triliun. Angka tersebut diketahui publik usai rancangan Peraturan Presiden (Perpres) soal alutsista bocor.
"Perlu diketahui bahwa tidak ada satu kontrak pun dari Kementerian Pertahanan ke PT TMI. PT TMI tidak ditugaskan untuk pembelian atau pengadaan oleh Kemhan," ungkap Corporate Secretary PT TMI, Wicaksono Aji, dalam keterangan tertulis pada Selasa (1/6/2021).
Nama PT TMI mencuat ke publik karena diduga akan menjadi perusahaan yang ditunjuk Kemhan untuk menangani proyek pengadaan alutsista. Apalagi, turut beredar surat yang diteken Menhan Prabowo Subianto kepada General Director Rosoboronexport, A.A Mikheev, pada 16 November 2020. Rosoboronexport adalah perusahaan negara asal Rusia yang mengurusi ekspor dan impor senjata.
Kepada Mikheev, mantan perwira tinggi di Kopasus itu menyebut, sejak Desember 2019, Kemhan telah membentuk beberapa perusahaan. Perusahaan-perusahaan itu dikendalikan melalui Yayasan Pengembangan Potensi Sumber Daya Pertahanan, salah satu perusahaan adalah PT TMI.
Bagaimana penjelasan PT TMI yang disebut berada di bawah Kemhan?