Tunda Kunjungan ke Jakarta, Putera Mahkota Saudi MBS Tetap ke China

17 Feb 2019, 09:30 WIB

ANTARA/Saudi Press Agency/SPA

Jakarta, IDN Times - Kunjungan Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman ke beberapa negara Asia, termasuk ke Indonesia ditunda. Petunjuk kunjungan putera mahkota yang kerap disapa "MBS" ditunda, sesungguhnya sudah sempat didengar oleh IDN Times pada Jumat malam kemarin. Namun, Kementerian Luar Negeri baru mengonfirmasi pada Sabtu pagi (16/2).

Melalui situs resminya, Kemenlu menyebut kunjungan MBS ke Jakarta ditunda. Namun, mereka tidak menyebut apa alasan di balik ditundanya kunjungan tersebut.

"Rencana kunjungan Putera Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman Abdulaziz Al Saud ke kawasan Asia Tenggara (Indonesia dan Malaysia) ditunda pelaksanaannya," demikian isi keterangan tertulis dari pihak Kemenlu.

IDN Times berusaha untuk mengonfirmasi kepada juru bicara Kemenlu, Arrmanatha Nasir penyebab ditundanya kunjungan MBS ke Jakarta. Namun, ia mengatakan biar hal tersebut dijelaskan oleh Kedutaan Saudi di Jakarta.

Walaupun kunjungan ke Asia Tenggara ditunda, tetapi kedatangannya ke Pakistan tetap berjalan sesuai rencana. Jadwal ketibaannya memang sedikit berubah. Apabila, semula MBS dijadwalkan tiba pada Sabtu kemarin. Ia tiba pada hari Minggu.

Lalu, apa agenda MBS selama berada di Islamabad, Pakistan?

1. MBS diharapkan meneken kesepakatan kerja sama dengan Pakistan senilai US$10 miliar

Reuters/Saudi Press Agency/Han

Laman Al Jazeera edisi Sabtu (15/2) yang mengutip pernyataan seorang pejabat berwenang menulis salah satu tujuan dari kunjungan kenegaraan MBS yakni diharapkan meneken kesepakatan perjanjian investasi senilai US$10 miliar. Ia dijadwalkan tiba di Islamabad pada hari Minggu (16/2) dan bertemu dengan beberapa pejabat penting di Pakistan, antara lain Perdana Menteri Imran Khan, Kepala Angkatan Bersenjata Qamar Javed Bajwa dan Presiden Arif Alvi.

Selain itu, sosok yang berpengaruh di Kerajaan Saudi tersebut dijadwalkan juga akan berbicara dengan anggota Senat Pakistan. Kunjungan MBS ini bertepatan dengan upaya Saudi mencari alternatif lain pendapatan ekonomi dan investasi dari negara lain. Apalagi turunnya harga minyak belakangan ini turut memukul perekonomian negara Petro Dollar tersebut.

Sebelum tiba di Pakistan, MBS sudah lebih dulu berkunjung ke India. Laman Economic Times India edisi Jumat (15/2) menulis kunjungannya ke India akan difokuskan ke isu investasi. MBS diprediksi akan meneken kesepakatan investasi yang menyangkut isu energi, infrastruktur dan sektor teknologi tinggi. Berdasarkan informasi dari beberapa sumber, India dan Arab Saudi akan memberikan struktur baru dalam kemitraan mereka kali ini.

2. Kunjungan ke Asia Timur termasuk ke China tetap sesuai jadwal

(Putera Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman) ANTARA FOTO/Saudi Press Agency/Handout via Reuters

Kunjungan lain yang tetap berada di jadwalnya, yakni ke Tiongkok dan Korea Selatan. Stasiun berita Channel News Asia mengutip pernyataan juru bicara Kemenlu Tiongkok, Geng Shuang, kunjungan MBS ke Tiongkok untuk memperkuat hubungan Tiongkok-Saudi dan memperdalam kerja sama dengan proyek ambisius Tiongkok yakni jalur sutera dan insiatif hubungan dagang serta diplomasi.

Kunjungan itu dilakukan oleh MBS, di saat Saudi tengah berinvestasi dalam jumlah besar-besaran di industri kilang minyak dan proyek petrokimia di seluruh dunia untuk mengamankan pembeli komoditas minyaknya dalam jangka panjang.

3. Indonesia dan Arab Saudi akan terus berkomunikasi untuk menentukan jadwal baru kunjungan ke Jakarta

IDN Times/Tim Media Wapres

Lalu, kapan Pangeran MBS akan berkunjung kembali ke Jakarta? Menurut Kemenlu, mereka masih terus mendiskusikan dan membahas tanggal kunjungan yang baru. Semula, selama berada di Indonesia, Pangeran MBS dijadwalkan akan meneken beberapa kesepakatan kerja sama.

4. Tur MBS ke beberapa negara di tengah sorotan ia diduga menjadi aktor utama terbunuhnya jurnalis Jamal Khashoggi

iov-monitor.org

Kunjungan MBS ke beberapa negara dilakukan di tengah sorotan tajam ia diduga di balik skenario pembunuhan berencana jurnalis harianWashington Post, Jamal Khashoggi. Hal itu diperkuat dengan kesimpulan penyidikan yang dilakukan oleh Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA).

Walaupun sebelumnya, Menlu Saudi, Adel al-Jubeir, sudah membantah MBS tidak memerintahkan pembunuhan tersebut. Namun, laman New York Times menulis adanya komunikasi antara MBS dan staf seniornya yang berhasil disadap oleh Badan Keamanan Nasional AS (NSA) pada 2017 lalu. Di dalam pembicaraan yang diduga terjadi pada September 2017, MBS mengatakan kepada stafnya, Turki Aldakhil, kalau Khashoggi tidak bersedia kembali ke Saudi, maka harus digunakan cara kekerasan untuk membawanya pulang. Kemudian, ia memburunya dengan sebuah peluru.

Namun, al-Jubeir tidak bersedia berkomentar terkait laporan yang diturunkan oleh New York Times tersebut. Cara Saudi yang berupaya menghindar untuk bertanggung jawab sempat dikecam oleh dunia internasional.