BPS Catat Nilai Tukar Petani pada Maret 2023 Naik 0,29 Persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2023 kembali naik mencapai 110,85, atau meningkat 0,29 persen dibandingkan dengan Februari 2023.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan bahwa peningkatan NTP ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 0,53 persen atau lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang hanya 0,24 persen.
1. Beberapa komoditas yang dominan pengaruhi peningkatan
Adapun beberapa komoditas yang dominan dalam mempengaruhi kenaikan NTP di antaranya adalah kelapa sawit, jagung, cabai rawit dan kopi.
Menurut Pudji, peningkatan NTP juga terjadi karena indeks harga yang diterima petani mencapai 128,79, lebih tinggi daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang hanya 116,19 persen.
"Peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 1,94 persen. Adapun komoditas yang dominan dalam mempengaruhi kenaikan ini adalah kelapa sawit, kopi dan karet," kata Pudji, Senin, (3/4/2023).
Selain NTP, kenaikan juga terjadi pada Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP). Tercatat, NTUP pada Maret mencapai 111,18, naik 0,40 persen dibandingkan Februari 2023. Kenaikan terjadi karena indeks harga yang diterima petani lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 115,84.
”Peningkatan NTUP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 2,02 persen. Begitupun hortikultura yang meningkat sebesar 2,01 persen," lanjut Pudji.
Editor’s picks
Baca Juga: Kementan Genjot Produksi Padi Maros Melalui Intervensi Mekanisasi
2. Provinsi Riau catat kenaikan NTP tertinggi
Selain itu, BPS juga mencatat adanya kenaikan NTP di 26 Provinsi Indonesia dengan peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Riau sebesar 4,35 persen. Demikian juga dengan NTUP yang sama-sama meningkat di 26 provinsi.
"Peningkatan tertinggi NTUP ada di Riau yang naik sebesar 4,32 persen. Sementara 8 provinsi lainnya mengalami penurunan dengan penurunan terdalam ada di provinsi Sumatera Barat," jelasnya.
3. Sektor pertanian tetap menjanjikan
Sementara itu Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa tren kenaikan NTP merupakan bukti sektor pertanian tetap menjanjikan, utamanya sektor perkebunan, peternakan, dan hortikultura.
“Harga yang baik dan pasar yang menjanjikan harus terus dimanfaatkan momentum ini oleh para petani kita. Kesejahteraan mereka dapat terbantu dengan pangan-pangan alternatif yang dibutuhkan dunia," ucap Kuntoro. (WEB)
Baca Juga: Iklim Sulit Ditebak, Kementan Imbau Petani Banten Ikut AUTP