Kemendes PDTT & IFAD Berkolaborasi Jalankan Program Tekad
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) berkolaborasi dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD) melaksanakan Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad) di wilayah timur Indonesia.
Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar menjelaskan bahwa program tersebut berupaya menurunkan angka kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan kualitas sumber daya manusia khususnya di desa-desa.
“Dalam program ini, Kemendes PDTT bersama-sama dengan IFAD berusaha untuk mempercepat rencana tujuan pembangunan desa,” katanya saat membuka Workshop Nasional Pengelolaan Program Tekad di Bali, Rabu (13/4).
1. Dilaksanakan berbasis SDGs Desa
Lebih lanjut, Gus Halim mengingatkan agar Program Tekad dilaksanakan berdasarkan pada data mikro, alias data berbasis SDGs Desa. Menurutnya, melalui data mikro, maka yang menjadi target capaian akan berhasil karena dijamin tepat sasaran.
Gus Halim pun mengingatkan agar setiap Program Tekad dirancang berbasis masalah dan kebutuhan, bukan berbasis pada keinginan segelintir elit, baik itu elit desa maupun elit kabupaten dan provinsi.
“Saya sangat berharap agar program ini bisa dinikmati oleh warga desa. Satu hal yang selalu saya tekankan, harus ada yang diterima oleh warga desa, beban anggaran yang kita alokasikan harus banyak yang dibelanjakan untuk warga desa,” tandasnya.
Baca Juga: Kemendes PDTT Gerakkan Program Seribu Taman Bacaan Desa Digital
2. Terbukti bantu percepat pembangunan desa
Gus Halim juga menegaskan, Program Tekad yang dirancang Kemendes PDTT bersama International Fund for Agriculture Development (IFAD) ini telah terbukti membantu mempercepat pembangunan desa di Indonesia.
“Program ini harus bisa memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan ekonomi desa,” jelasnya.
Editor’s picks
Adapun Workshop Nasional Pengelolaan Program Tekad tersebut diselenggarakan guna merumuskan langkah-langkah praktis, sistematis, dan terukur untuk percepatan implementasi program.
3. Diperlukan kolaborasi
Program Tekad sendiri ditargetkan mampu meningkatkan penghasilan kepada sekitar 412.300 rumah tangga dan memberi manfaat untuk 1.855.350 orang di 500 desa inti, 1.220 desa klaster di 25 kabupaten dari 6 provinsi wilayah Indonesia Timur, yaitu Provinsi Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang baik antara kader kampung dengan pendamping desa di lapangan agar berhasil melalui peningkatan status desa yang signifikan,” tambah Gus Halim.
4. Menjadi desa percontohan
Gus Halim pun meminta agar 1.720 desa yang menjadi sasaran dalam Program Tekad tersebut dapat menjadi desa percontohan bagi puluhan ribu desa lainnya di Indonesia
“Karena itulah, model inovasi yang dikembangkan harus dicatat dan disebarluaskan ke seluruh desa di Indonesia,” pungkas Gus Halim.
5. Menghilangkan kesenjangan di Indonesia Timur
Sementara itu, Country Director IFAD, Hani Elsadani mengaku siap berkolaborasi dengan siapapun. Pihaknya juga akan selalu merespons prioritas pembangunan pemerintah untuk menghilangkan kesenjangan di Indonesia Timur.
“Program ini adalah untuk meningkatkan tata kelola lokal dan juga proses perencanaan desa inklusif untuk mencapai transformasi ekonomi desa yang lestari dengan membangun potensi lokal,” imbuh Hani. (WEB)
Baca Juga: Gus Menteri Sebut Keluarga Kemendes PDTT Harus Paham Isu Strategis