Tiga Kriteria Calon Presiden 2024 Menurut Agum Gumelar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL), Agum Gumelar mengemukakan tiga kriteria pribadinya untuk menjadi presiden Indonesia pada 2024 nanti.
Hal tersebut disampaikan Agum dalam acara "Saran Kebangsaan" yang digelar di kediamannya di kawasan Jakarta Selatan, Minggu (17/9/2023).
"Soal siapa yang patut kita pilih, kalau hal ini bebas, tapi saya pribadi bisa menyampaikan beberapa kriteria. Ada 3 kriteria kalau menurut saya karena 2024 ini terjadi pergantian kepemimpinan," kata Agum.
1. Menghormati jasa pahlawan
Kriteria pertama Agum untuk menjadi presiden baru Indonesia adalah menghormati jasa para pahlawan.
Penghormatan terhadap jasa para pahlawan itu ditunjukkan lewat komitmen kuat dan tinggi untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila.
"Dia calon pemimpin 2024 yang komitmennya ke NKRI dan Pancasila tidak usah diragukan lagi. Komitmennya tinggi sekali terhadap NKRI dan Pancasila. Itu yang pertama," ujar Agum.
Baca Juga: Ini Janji Manis Bakal Capres-Cawapres Jelang Pilpres 2024, Ada BBM Gratis
2. Punya sikap bijak
Editor’s picks
Kriteria calon presiden berikutnya adalah mampu bersikap bijak. Hal itu dibuktikan dengan tekad kuat melanjutkan hal-hal yang baik selama kepemimpinan Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan meninggalkan hal-hal buruk dari presiden sebelumnya.
"Sikap bijak inilah yang harus kita cari. Jangan sampai jadi pemimpin yang mencari kesalahan (presiden) lama. Yang baik lanjutkan dan yang buruk tinggalkan, tanpa caci maki, tanpa gembar gembor," ucap dia.
3. Mampu meminimalisir terjadinya segala keburukan
Kriteria ketiga bagi pemimpin Indonesia berikutnya adalah mampu meminimalisir segala kesalahan dan keburukan di dalam negeri.
Menurut Agum, tidak ada alasan buat Indonesia untuk tidak menjadi negara besar. Indonesia disebut Agum punya semua modal untuk menjadi negara maju, seperti letak geografis yang strategis, sumber daya alam (SDA) melimpah, dan penduduk dengan bonus demografi.
Namun, bersamaan dengan itu masih banyak keburukan atau kesalahan yang terjadi di Indonesia sepeti korupsi, kolusi, nepotisme, dan arogansi.
"Semua itu jadi penghambat menuju menjadi negara besar maka kriteria ketiga presiden berikutnya mesti memiliki tekad kuat me-minimize kegaduhan-kegaduhan, kesalahan-kesalahan, dan harus berani menempatkan hukum di atas segalanya," beber Agum.
Baca Juga: Jokowi Kenang Titik Awal Bangun Karier Politik: Modal Trust dan Ndeso