KSP: KUHP Baru Kedepankan Keadilan Rehabilitatif Ketimbang Retributif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kantor Staf Presiden (KSP) menyebut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) baru kini mengedepankan elemen keadilan rehabilitatif, yang lebih relevan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kondisi masyarakat di Tanah Air. Hal ini berarti KUHP telah meninggalkan keadilan retributif yang terkandung dalam kitab lama.
Tenaga Ahli Utama KSP Rumadi Ahmad menyebut, KUHP baru relevan lantaran turut menjadikan pidana pengawasan dan kerja sosial sebagai pidana pokok. Maka, KUHP tidak hanya sekadar mengedepankan pidana penjara.
“Melalui pengaturan pidana pengawasan dan pidana kerja sosial sebagai alternatif dari pidana penjara, KUHP baru turut mengedepankan konsep pidana yang lebih mengedepankan aspek perbaikan, baik bagi pelaku maupun korban,” kata Rumadi, dalam keterangan tertulis, Rabu (21/12/2022).
Baca Juga: Menko Mahfud: Orang Sering Ribut Soal KUHP Tapi Belum Baca Isinya
1. Pengesahan KUHP baru mampu mewujudkan paradigma hukum modern
Rumadi menjelaskan, pengesahan KUHP baru bukan hanya sebagai kodifikasi hukum pidana nasional dan manifestasi pembaharuan KUHP peninggalan pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Melainkan, untuk membentuk paradigma hukum pidana modern di Indonesia.
Hal ini, kata Rumadi, bisa dilihat dari pengaturan mengenai perihal rehabilitasi, pelatihan kerja, perbaikan akibat tindak pidana, dan sebagainya yang belum pernah ada di KUHP lama.
2. Elemen rehabilitatif dipercaya dapat memperbaiki perilaku pelaku
Rumadi mengatakan, selain menerapkan sanksi bagi pelaku kejahatan, elemen rehabilitatif juga mengutamakan upaya perbaikan pelaku agar jera dan enggan mengulangi tindakannya.
“Seyogianya elemen rehabilitatif pada KUHP mencerminkan keadilan tersendiri, karena tidak hanya mengedepankan penerapan sanksi bagi pelaku kejahatan, namun juga mengedepankan upaya perbaikan pada pelaku, sehingga tidak mengulangi perbuatannya lagi," ucap dia.
Baca Juga: Mahasiswa Gelar Aksi Tolak KUHP, Bawa Spanduk Happy Wedding Kaesang
3. Pelaku dapat menjadi warga yang baik dengan upaya rehabilitatif
Karena itu, kata Rumadi, KUHP baru tidak hanya membuat jera pelaku kejahatan, namun juga mampu mengkoreksi perilakunya. Sehingga, upaya rehabilitatif ini dapat membuat pelaku menjadi warga lebih baik lagi.
"Upaya rehabilitatif tersebut penting agar pelaku kejahatan dapat kembali melaksanakan fungsi sosial yang positif dan konstruktif, dalam rangka mengembalikannya untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna," tutup Rumadi.