37 Tahun Misteri Ledakan Bom di Candi Borobudur

Dalang bom Candi Borobudur belum terungkap hingga kini

Jakarta, IDN Times - Hari ini genap 37 tahun peristiwa pengeboman Candi Borobudur, yang berada di Magelang, Jawa Tengah. Peristiwa teror tersebut persis terjadi pada 21 Januari 1985 dini hari.

Peristiwa terorisme pada candi peninggalan Dinasti Sailendra tersebut disebut-sebut bermotif 'jihad' kedua yang menimpa Indonesia, setelah pembajakan pesawat Garuda DC 9 Woyla oleh anggota Komando Jihad pada 1981.

Bagaimana kronologi dan siapa pelaku di balik teror ledakan sembilan bom rakitan tersebut? Berikut ulasan selengkapnya yang dikutip dari berbagai sumber.

Baca Juga: Geger Malari 48 Tahun Lalu, Ini Versi Laksamana Sudomo

1. Bom Candi Borobudur disebut-sebut sebagai aksi balas dendam peristiwa Tanjung Priok

37 Tahun Misteri Ledakan Bom di Candi BorobudurCandi Borobudur (Dok borobudurpark.com)

Diberitakan majalah Tempo (17 Mei 1999) dan harian Kompas (22 Januari1985), ledakan dahsyat yang menghancurkan sembilan stupa tersebut, didalangi Ibrahim alias Mohammad Jawad alias Kresna.

Kendati, sosok Mohamad Jawad hingga kini masih misterius. Polisi hanya berhasil menangkap dua bersaudara, Abdulkadir bin Ali Alhabsyi dan Husein bin Ali Alhabsyi, yang dituding sebagai pelaku peledakan Candi Borobudur.

Dalam persidangan kasus ini, jaksa menuding tindakan pengeboman Candi Borobudur merupakan aksi balas dendam Abdulkadir dan kawan-kawan terhadap peristiwa Tanjung Priok pada 1984 yang menewaskan puluhan nyawa umat Islam.

Abdulkadir pun membenarkan motif peledakan itu sebagai ungkapan ketidakpuasan atas peristiwa berdarah tersebut. Namun, keterangan itu diragukan, karena sosok Mohammad Jawad yang disebut Husein sebagai dalang pengeboman ini tidak pernah ditemukan kepolisian.

Abdulkadir mengaku dia tidak mengetahui rencana pengeboman tersebut. Dia dan ketiga teman lainnya pada awalnya hanya diajak Mohammad Jawad untuk berkemah ke Candi Borobudur, sebelum mereka dibujuk Mohammad Jawad mengebom candi terbesar di dunia itu.

2. Ledakan bus Pemudi Express ungkap pelaku teror Borobudur

37 Tahun Misteri Ledakan Bom di Candi BorobudurCandi Borobudur (Dok borobudurpark.com)

Tiga bulan pengusutan peristiwa bom Candi Borobudur berjalan, kembali terjadi ledakan bom di dalam bus Pemudi Express jurusan Bali yang meledak di Banyuwangi, Jawa Timur, persisnya pada 16 Maret 1985.

Abdulkadir mengaku dia bersama Husein menumpang bus tersebut pada saat kejadian. Bom yang mereka bawa meledak secara tidak sengaja, karena panas mesin. Pada saat kejadian, bom rakitan tersebut dibawa di dalam tas yang diletakkan di atas mesin kendaraan tersebut. Dari peristiwa ini terungkap pelaku teror Candi Borobudur.

3. Dua pelaku divonis 20 tahun penjara dan seumur hidup

37 Tahun Misteri Ledakan Bom di Candi BorobudurCandi Borobudur (Dok borobudurpark.com)

Abdulkadir divonis Pengadilan Negeri Malang dengan hukuman penjara 20 tahun, setelah terbukti sebagai pelaku pengeboman. Sedangkan, kakaknya, Husein diganjar penjara seumur hidup di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Lowokwaru, Malang.

Abdulkadir memperoleh remisi dari Presiden RI setelah menjalani hukuman 10 tahun, dan Husein mendapat grasi dari Presiden BJ Habibie pada 23 Maret 1999. Husein sampai sekarang menolak tuduhan atas keterlibatannya dalam pengeboman Candi Borobudur dan menuding Mohammad Jawad sebagai dalang peristiwa tersebut.

Baca Juga: 122 Narapidana Terorisme Janji Setia NKRI Sepanjang 2021

4. Borobudur dibangun saat Dinasti Sailendra

37 Tahun Misteri Ledakan Bom di Candi BorobudurCandi Borobudur (Dok borobudurpark.com)

Dikutip dari laman resmi pihak pengelola, borobudurpark.com, Candi Borobudur dibangun Dinasti Sailendra antara 780-840 Masehi. Dinasti Sailendra merupakan dinasti yang berkuasa pada masa itu. Peninggalan Budha terbesar di dunia ini dibangun sebagai tempat pemujaan Budha dan tempat ziarah.

Borobudur berisi petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia dan menuju pencerahan dan kebijaksanaan menurut Buddha. Peninggalan ini ditemukan pasukan Inggris pada 1814 di bawah pimpinan Sir Thomas Stanford Raffles. Area candi berhasil dibersihkan seluruhnya pada 1835.

Borobudur dibangun dengan gaya Mandala yang mencerminkan alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Struktur bangunan ini berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran. Jika dilihat dari luar hingga ke dalam terbagi menjadi dua bagian, yaitu alam dunia yang terbagi menjadi tiga zona di bagian luar, dan alam Nirwana di bagian pusat.

Secara kesulurhan terdapat 504 Buddha dengan sikap meditasi dan enam posisi tangan yang berbeda di sepanjang candi Borobudur. Borobudur terbagi menjadi tiga zona, yakni Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.

Kamadhatu terdiri dari 160 relief yang menjelaskan Karmawibhangga Sutra, yaitu hukum sebab akibat. Menggambarkan mengenai sifat dan nafsu manusia, seperti merampok, membunuh, memperkosa, penyiksaan, dan fitnah.

Rapadhatu terdiri dari galeri ukiran relief batu dan patung buddha. Secara keseluruhan ada 328 patung Buddha yang juga memiliki hiasan relief pada ukirannya.

Sedangkan, Arupadhatu terdiri tiga serambi berbentuk lingkaran mengarah ke kubah di bagian pusat atau stupa yang menggambarkan kebangkitan dari dunia. Pada bagian ini tidak ada ornamen maupun hiasan, yang berarti menggambarkan kemurnian tertinggi.

Selama restorasi pada awal abad ke-20, ditemukan dua candi yang lebih kecil di sekitar Borobudur, yaitu Candi Pawon dan Candi Mendut yang segaris dengan Candi Borobudur. Candi Pawon berada 1,15 km dari Borobudur, sementara Candi Mendut berada 3 km dari Candi Borobudur.

Terdapat kepercayaan bahwa ada hubungan keagamaan antara ketiga candi tersebut, namun masih belum diketahui secara pasti proses ritualnya. Ketiga candi membentuk rute untuk Festival Hari Waisak yang digelar tiap tahun saat bulan purnama pada April atau Mei. Festival tersebut sebagai peringatan atas lahir dan meninggalnya, serta pencerahan yang diberikan Buddha Gautama.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya