5 Gagasan Anies Bangun RI jika Terpilih Pilpres 2024

Anies tawarkan kesetaraan dan perubahan

Jakarta, IDN Times - Bakal capres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, memaparkan gagasan membangun Indonesia. Ia menyebutkan lima gagasan dalam acara Mata Najwa: Tiga Bacapres Bicara Gagasan di Universitas Gadjah Mada (UGM), yang disiarkan secara daring, Selasa (19/9/2023).

"Indonesia adalah negara dengan penuh potensi, dan ketika kita memilih merdeka dan mandiri, kita memiliki cita-cita, memiliki janji, dan tujuan. Apa itu? Menghadirkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Itu janji yang kita sepakati ketika Republik ini berdiri," tutur Anies memulai pidatonya.

"Prakemerdekaan kita hidup dalam kolonialisme, dan itu artinya negeri Belanda kaya, negeri Indonesia miskin. Dan sekarang kita bertanggung jawab untuk bisa menghadirkan keadilan dan kesetaraan. Itulah misi utama dari perubahan. Apa terjemahannya? Kami menginginkan dan merencanakan agar akses fasilitas dasar setara," sambungnya.

Anies memaparkan lima gagasannya. Pertama adalah kesehatan. Dia ingin akses kesehatan mulai dari ibu mengandung, melahirkan, sampai mereka aktif mendapat perlindungan kesehatannya.

"Kedua, pendidikan. Pendidikan adalah bekal utama untuk mengembangka potensi setiap manusia Indonesia. Kami tidak ingin menyebut sumber daya manusia. Kami ingin mengembangkan kualitas manusia Indonesia. Karena manusia tidak boleh dipandang sebagai sumber daya untuk kegiatan perekonomian," ujar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu disambut riuh tepuk tangan mahasiswa.

Anies menjelaskan wujud nyata dari program pendidikan tersebut yakni kesetaraan kesempatan, seperti jumlah bangku SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. "Sekarang bentuknya seperti piramida ya, semakin tinggi jenjang pendidikannya makin berkurang jumlah bangkunya. Itu artinya apa? Banyak anak-anak kita yang tersingkir, tidak bisa mengenyam pendidikan, minimal pendidikan menengah," ujar dia.

Perguruan tinggi, lanjut Anies, harus bisa diakses siapa saja. Bukan hanya bisa diakses anak kalangan menengah ke atas saja. Pendidikan yang bisa dijangkau dengan biaya yang terangkau. Pemerintah harus tanggung jawab mengurangi beban mengelola kampus dengan tanggung jawab besar terkait pembiayaan kampus.

"Tapi biar (kampus) fokus pada penelitian, pengembangan, pembelajaran, pendidikan, supaya kampus betul-betul menjadi institusi yang memungkinkan siapa saja berpartisipasi. Sudah cukup biaya yang terlalu tinggi di kampus-kampus kita," ujar Anies, kembali disambut tepuk tangan.

Kemudian ketiga, Anies ingin menciptakan lapangan pekerjaan yang setara bagi semua kalangan. Dia menginginkan pendidikan ada di semua daerah, kesejahteraa ada di mana saja, dan kesetaraan kerja juga ada di mana-mana. Dia berharap dengan pemerataan pendidikan menambah kota-kota di Indonesia sebagai pusat pengembangan perekonomian.

"Ketika saya tumbuh besar di sini (Yogyakarta) banyak sekali teman sekelas SMP, SMA, kampus bukan berasal dari Jogja. Kenapa? Karena sejak SMP, SMA mendapat pendidikan yang baik di sini. Supaya apa? Supaya mereka mendapat pekerjaan yang baik. Akhirnya setelah mereka dikirimkan dari kota-kota besar di Indonesia, mereka tidak kembali ke daerahnya. Mereka hijarah ke Jogja, ke Jakarta, Surabaya, tidak kembali.

"Perekonimian kita selama ini terpusat di Jawa bagian barat, khususnya di Jakarta, khususnya Jawa. Dan kita menginginkan semua kota, minimal 14 kota menjadi mesin penggerak perekonomian yang memungkinkan untuk mendapat kesempatan lapangan pekerjaan yang setara," sambungnya.

Lalu yang tidak kalah penting terkait dengan kebutuhan pokok atau dasar. Anies ingin tata kelola kebutuhan dasar yang lebih baik. Contohnya beras, biaya hidup yang tinggi, khususnya mereka yang statusnya prasejahtera menjadi makin berat ketika kebutuhan pokok makin mahal.

"Kalau beras mahal uangnya berujung di petani, petaninya yang makmur. Tapi yang terjadi, berasnya mahal, petaninya tidak sejahtera. Uangnya hilang di jalan," ujar dia.

Karena itu, Anies ingin tata niaga ini dikoreksi dan mafia-mafia terkait produk pertanian harus diperangi secara tuntas, karena merekalah sumber masalah di bidang ini. "Apa yang terjadi? Di sisi lain kebutuhan pokok semakin naik, di sisi lain kesejahteraan petani lebih tinggi. Pakai indikator sederhana, petani bisa menabung. Kalau petaninya tidak bisa menabung, maka biaya tidak sebanding dengan pendapatannya."

Kelima, penegakan hukum. Anies mengatakan Indonesia punya kesempatan maju, tetapi selama rule of low atau kepastian penegakan hukum tidak menjadi prioritas, maka yang terjadi tata kelola pemerintahan tidak berjalan dengan baik. Praktik korupsi masif di mana-mana. Aparat hukum yang harusnya menegakkan hukum melakukan yang tidak setara, mereka yang kuat tidak tersentuh hukum dan mereka yang lemah tersentuh hukum.

"Mereka yang kawan tidak disentuh, mereka yang lawan disentuh terus. Ini harus diubah. Pemberantasan korupsi harus menjadi prioritas penting, pengakan hukum yang adil menjadi prioritas, dan pengadilan kita menjadi kredibel itu yang menjadi prioritas," kata Anies, kembali disambut tepuk tangan.

"Itu yang menjadi aspek yang membuat kita menjadi take off. Perhatikan bila kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan, dan kepastian hukum kita tata dengan baik, insyaallah Indonesia akan menjadi negeri yang lebih baik. Kita akan maju dalam keadilan," sambungnya.

Menurut Anies keadilan menjadi penting di Indoneia karena selama ini negeri ini sudah melakukan pembangunan, bukan setahun dua tahun, tetapi lebih dari tujuh dekade. Namun yang terjadi, kata dia, yang menerima manfaat pembangunan masih sebagian.

"Tanggung jawab kita memasukan unsur keadilan di dalam seluruh pengambilan kebijakan. Kita pernah lakukan di Jakarta, termasuk soal pengambilan kebijakan pertamanan, jalan raya, sekolah, kesehatan. Faktor keadilan dimasukan semua. Jadi kebiasaan keseharian kita," tegas Anies.

"Ketika unsur keadilan dimasukan, yang merasakan manfaatnya jauh lebih luas. Republik ini didirikan bukan sekadar untuk meningkatkan kesejahteraan, untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Itu kalimat terpentin," sambungnya.

Dari situlah, kata Anies, terwujud persatuan. Tidak ada persatuan dalam pertimpangan. Tidak ada pertimpangan menghadirkan persatuan. Indonesia yang satu dan bersatu mensyaratkan keadilan.

"Tanpa keadilan tidak ada persatuan, tanpa keadilann tidak ada kebersamaan, tanpa keadilan tidak ada ketenangan. Hadirkan keadilan maka Indonesia akan tenang, makmur, bahagia," katanya. 

Baca Juga: Elektabilitas Anies Naik Tipis usai Deklarasi, Ganjar Masih Unggul

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya