5 Hal tentang UIII yang Punya 11 Program Unggulan

UIII hanya menyediakan program megister dan doktoral

Jakarta, IDN Times - Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) merupakan perguruan tinggi negeri badan hukum (PTN BH) yang pembangunananya dimulai sejak 2016. Sesuai amanatnya sebagai graduate school, UIII saat ini hanya menyediakan program megister (S2) dan doktoral (S3) yang berfokus pada studi Islam dan dunia Muslim.

UIII juga memiliki berbagai pusat penelitian dengan keahlian khusus, untuk menjawab isu dan tantangan strategis terkait masyarakat muslim di seluruh dunia.

Tahun ini, UIII akan memulai tahun akademik ketiganya yang menyediakan 11 program studi unggulan dari empat fakultas. Keempat fakultas tersebut terdiri dari Fakultas Studi Islam; Fakultas Ilmu Sosial; Fakultas Ekonomi dan Bisnis; dan Fakultas Ilmu Pendidikan.

1. Ada 11 program studi unggulan di UIII

5 Hal tentang UIII yang Punya 11 Program Unggulan(IDN Times/Rochmanudin)

Berikut sebelas program studi unggulan UIII yang terdiri dari empat fakultas:

Fakultas Studi Islam
- MA di Studi Islam
- Program Spesial Konsentrasi Takhassus Turath
- PhD di Studi Islam

Fakultas Ilmu Sosial
- MA di Imu Politik
- MPP di Perubahan Iklim
- PhD di Ilmu Politi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis
- MA di Ilmu Ekonomi
- MFin di Keuangan Berkelanjutan
- PhD di Ilmu Ekonomi

Fakultas Ilmu Pendidikan
- MA di Ilmu Pendidikan
- PhD di Ilmu Pendidikan.

Baca Juga: Mengapa Perlu Dibangun UIII? Ini Penjelasan Menag

2. Jusuf Kalla, Belva Syah Devara, hingga Ridwan Kamil jadi Dewan Pengawas

5 Hal tentang UIII yang Punya 11 Program UnggulanJusuf Kalla saat menghadiri acara Academic Convocation 2023, Kampus UIII, Depok, Jawa Barat, Senin (25/9/2023). (IDN Times/Rochmanudin)

Dikutip dari laman resmi UIII, Senin (25/9/2023), terdapat sederet tokoh yang masuk jajaran Dewan Pengawas UIII, antara lain mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Pedidikan Kebudayaan Riset Teknologi Nadiem Makarim, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Kemudian, Prof. Komaruddin Hidayat yang juga mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mantan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Muhammad Rifqi Muna, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

3. Latar belakang berdirinya UIII

5 Hal tentang UIII yang Punya 11 Program UnggulanMasjid kampus UIII (IDN Times/Rochmanudin)

UIII didirikan sebagai upaya melestarikan nilai kebudayaan di Indonesia dan pluralitas, khususnya tentang Islam, yang mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Indonesia dianggap berhasil memadukan antara Islam, modernitas, dan demokrasi. Umat ​​Islam Indonesia membuktikan bahwa prinsip pluralitas, keterbukaan, dan toleransi mampu mengantarkan Indonesia menjadi salah satu negara demokrasi terbesar.

Hal ini bukanlah suatu transformasi yang mudah dan jarang terjadi dalam konteks Dunia Islam, sehingga menimbulkan harapan Indonesia dapat berbagi pengalamannya dengan negara lain. Indonesia adalah contoh nyata di mana Islam, modernitas, dan kemajuan dapat berjalan bersama, dan agama dapat memainkan peran besar dalam pembangunan masyarakat yang positif dan transformatif.

4. Visi misi UIII

5 Hal tentang UIII yang Punya 11 Program UnggulanPerpustakaan kampus UIII (IDN Times/Rochmanudin)

UIII memiliki visi menciptakan dunia yang lebih baik melalui pendidikan pascasarjana yang unggul, dan penelitian tentang Islam dan masyarakat di dunia Muslim.

Sedangkan, misinya, UIII menyelenggarakan pendidikan pascasarjana yang unggul dalam kajian Islam; mengembangkan penelitian inovatif tentang Islam dan masyarakat muslim, serta berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan sosial; dan mempromosikan kebudayaan Islam Indonesia sebagai bagian dari peradaban dunia.

Untuk melestarikan dan memajukan budaya dan peradaban Islam, termasuk kekayaan dan keberagaman di Indonesia, UIII juga mengembangkan lembaga yang didedikasikan untuk pengkajian, pelestarian, dan promosi warisan umat Islam. UIII juga mendirikan museum untuk memamerkan koleksi artefak yang bernilai sejarah, estetis, dan signifikansi ilmiah bagi dunia muslim.

Baca Juga: JK Kunjungi UIII, Pusat Rujukan Wasathiyyat Islam Dunia

5. Jajaran pimpinan UIII

5 Hal tentang UIII yang Punya 11 Program UnggulanJusuf Kalla saat menghadiri Academic Convocation 2023 di kampus UIII, Depok, Jawa Barat, Senin (25/9/2023). (IDN Times/Rochmanudin)

UIII dipimpin akademisi berpengalaman dan berkompeten, baik di bidang Islam maupun keilmuan lainnya. Pertama, Rektor UIII dijabat Prof. Komaruddin Hidayat. Ia adalah seorang akademisi dan intelektual Indonesia. Ia pernah menjabat Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Sumber Daya Manusia, dan Kemahasiswaan dijabat Dr. Bahrul Hayat. Ia merupakan mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama dan pernah menduduki berbagai jabatan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, antara lain sebagai Direktur Pusat Pengkajian Pendidikan, Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, dan Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Badan Akreditasi Nasional Sekolah.

Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Pengembangan Usaha dijabat Dr. Dadang Muljawan. Ia adalah Direktur Bank Indonesia (BI). Bidang minatnya meliputi pengawasan dan regulasi keuangan, penilaian keuangan baik di tingkat mikro dan makro serta ekonomi dan keuangan Islam.

Sedangkan, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Kerja Sama, dan Pengabdian Masyarakat diamantkan pada Prof. Jamhari Makruf, peraih gelar MA dan Ph.D dalam bidang antropologi dari Australian National University. Sebelum bergabung di UIII, ia menjabat sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana (SPs) (2019-2021), Wakil Rektor Bidang Kerjasama (2006-2020), dan Wakil Rektor Bidang Akademik (2010-2015) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dr. Chaider S. Bamualim dipercaya sebagai Sekretaris UIII. Ia merupakan sekretaris UIII sejak 2019, yang juga merupakan dosen UIN Syarif Hidayatullah yang mengajar tentang Ilmu Politik. Dia mendapatkan gelar MA dan Ph.D. dari Universitas Leiden.

Lalu ada, M. Rifqi Muna Ph.D yang menjabat sebagai Ketua Senat Akademik. Ia merupakan seorang dosen yang juga salah satu pendiri ROOTS - Riset dan Operasi Teknologi & Masyarakat, dan memiliki karier selama 30 tahun sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Untuk Dekan Fakultas Agama Islam diamanatkan kepada Prof. Noorhaidi Hasan. Dia adalah guru besar Islam dan politik dan mantan direktur program pascasarjana Kajian Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dia memegang gelar Ph.D. dalam Antropologi Sosial dari Universitas Utrecht.

Sementara, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dipegang Philips J. Vermonte Ph.D. Sebelum bergabung dengan UIII, ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS), Indonesia, dan Ketua Persatuan Lembaga Survei Indonesia (Persepi). Dia adalah seorang sarjana Fulbright dan memperoleh Ph.D. dalam Ilmu Politik dari Northern Illinois University, AS.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis diamanahkan pada Prof. Dian Masyita,
yang dikenal sebagai Profesor Keuangan dan Perbankan Islam. Dia lulus dengan gelar Ph.D. di bidang Keuangan Islam dari Durham University, Inggris. Minat penelitiannya meliputi Keuangan Sosial Islam, Keuangan Mikro Islam, Dinamika Sistem, Perbankan dan Keuangan, Cryptocurrency, dan Behavior Finance.

Selanjutnya, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan diajabat Prof. Nina Nurmila,
seorang Guru Besar Gender dan Kajian Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung. Ph.D-nya berasal dari Universitas Melbourne (2007). Dia dikenal sebagai penulis Perempuan, Islam dan Kehidupan Sehari-hari: Renegosiasi Poligami di Indonesia.

Ada juga Direktur Perpustakaan Pusat yang dijabat Dr. Phil. Syafiq Hasyim.
Ia adalah dosen dan direktur Perpustakaan dan Kebudayaan UIII, serta dosen tetap di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia pernah menjadi Visiting Fellow di Program Studi Indonesia, ISEAS-Yusof Ishak Institute, dan Program Indonesia di RSIS, NTU, Singapura.

Terakhir, Direktur Pengembangan Usaha yang dipercayakan pada Prof. Amsal Bakhtiar. Ia pernah menjabat Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Keagamaan dan Penelitian Pengembangan dan Pelatihan Keagamaan Kementerian Agama. Ia juga seorang akademisi, dosen, dan penulis beberapa buku filsafat agama di UIN Syarif Hidayatullah.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya