BMKG: Gempa Flores NTT Tidak Berkaitan dengan Aktivitas Gunung Berapi

Ratusan rumah rusak akibat gempa Flores Timur

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa bumi magnitudo 7,4 di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) hari ini tidak berkaitan dengan aktivitas gunung berapi.

"Tidak berkaitan dengan aktivitas gunung api, namun gempa tektonik ini bisa memicu aktivitas gunung api," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers virtual, Selasa (14/12/2021).

 

Baca Juga: Mengenang Tsunami Flores 12 Desember 1992: 3 Ribu Jiwa Melayang

1. BMKG belum melihat dampak gempa Flores ke gunung berapi

BMKG: Gempa Flores NTT Tidak Berkaitan dengan Aktivitas Gunung BerapiIlustrasi gunung meletus (IDN Times/Arief Rahmat)

Dwikorita mengatakan, saat ini pihaknya belum melihat adanya dampak gempa di Laut Flores ke gunung berapi. Menurut dia analisis aktivitas gunung berapi dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang kini sedang menangani Gunung Semeru dan Gunung Awu.

Dwikorita mengatakan, gempa di laut Flores itu merupakan jenis gempa bumi dangkal yang diakibatkan aktivitas sesar atau patahan aktif di wilayah tersebut.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar atau patahan aktif di Laut Flores," kata dia.

2. BMKG akhiri peringatan dini tsunami

BMKG: Gempa Flores NTT Tidak Berkaitan dengan Aktivitas Gunung BerapiIlustrasi gelombang tsunami. (IDN Times/Sukma Shakti)

Dwikorita mengatakan BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami dampak gempa Flores, setelah dua jam sejak gempa pertama terjadi tidak terdeteksi kenaikan air laut lagi.

"Sudah lebih dari dua jam setelah kejadian dan tidak terdeteksi adanya kenaikan muka air laut lagi, maka peringatan dini tsunami dinyatakan telah berakhir," demikian Dwikorita.

BMKG mencatat setidaknya terjadi lima kali gempabumi susulan (aftershock) yang terjadi setelah gempa magnitudo 7,4 dengan rincian; M 5.6 pada pukul 10.41 WIB di 7.81 LS dan 122.34 BT, M 5.5 pada pukul 10.47 WIB di 7.55 LS dan 121.75 BT, M 5.0 pada pukul 12.46 WIB di 7.45 LS dan 121.38 BT, M 5.4 pada pukul 15.31 WIB di 7.59 LS dan 122.40 BT dan M 5.2 pada pukul 15.57 WIB di 7.70 LS dan 122.40 BT.

Hingga kini, seluruh anggota BPBD setempat telah turun ke lapangan untuk mengkaji lebih cepat dan monitoring dampak yang ditimbulkan dari gempabumi Flores.

Baca Juga: [BREAKING] Gempa M 7,4 Guncang NTT, Ada Warga Berlarian Bawa Infus

3. Sebanyak 230 rumah rusak berat akibat gempa Flores Timur

BMKG: Gempa Flores NTT Tidak Berkaitan dengan Aktivitas Gunung Berapi(Dok. BNPB)

Sebanyak 230 rumah di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, rusak berat akibat gempa Flores. Selain itu, satu unit gedung sekolah, dua bangunan tempat ibadah dan satu rumah jabatan kepala desa juga terdampak gempa bumi yang berpusat di 7.95 LS dan 122.24 BT.

"Laporan visual yang didapatkan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Selayar, kerusakan tersebut terpantau mulai dari bangunan pagar beton, dinding hingga atap rumah warga," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, dalam keterangan tertulis, Selasa.

Data yang dihimpung per Selasa, pukul 16.04 WIB, gempabumi M7,4 tersebut dirasakan dan berdampak di tiga provinsi yang meliputi; Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah Kabupaten, Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Lembata, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Kepulauan Selayar, Kabupaten Buton, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Sabu Raijua, Kota Bau Bau dan Kabupaten Manggarai Barat.

Kemudian Kota Makassar dan Kabupaten Selayar di Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Muna di Sulawesi Tenggara.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya