Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTT

Desa Sirau terkenal sebagai penghasil sapu ijuk

Purbalingga, IDN Times - Desa Sirau, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menjadi saksi bisu tempat Bupati Tasdi berbuka puasa bersama pada Ramadan tahun ini. Buka puasa bersama warga itu dilakukan lima hari jelang penangkapan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Bupati Tasdi ditangkap penyidik KPK dalam bulan Ramadan, persisnya pada Senin 4 Juni 2018. Tasdi ditetapkan sebagai tersangka penerima uang suap dari pemenang proyek untuk pembangunan kawasan Islamic Centre. Suap yang diterima pria 50 tahun itu senilai Rp 100 juta. Tapi, itu baru sebagian, karena ia diduga dijanjikan Rp 500 juta atau 2,5 persen dari total nilai proyek. 

Sementara, kawasan Islamic Centre kini sedang memasuki pembangunan tahap kedua yang menelan biaya Rp 22 miliar. Tempat tersebut merupakan proyek multi years yang dikerjakan selama tiga tahun selama 2017-2019. 

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTANTARA FOTO/ Reno Esnir

Kabar penangkapan ini jelas mengejutkan masyarakat Purbalingga, karena Tasdi merupakan politikus senior yang merintis karier dari bawah dengan rekam jejak cukup baik. Karier bupati asal Desa Karangreja itu dimulai sejak 1997 dengan menjabat sebagai Ketua Partai Anak Cabang (PAC) PDIP Kecamatan Karangreja.

Dua tahun setelah menjabat Ketua PAC Karangreja, Tasdi mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Purbalingga. Dewi Fortuna rupanya berpihak pada pria kelahiran 11 April 1968 itu, hingga ia terpilih sebagai wakil rakyat masa jabatan 1999-2004. Dari situlah karier Tasdi terus menanjak.

Dalam PDIP, Tasdi dipercaya sebagai Sekretaris DPC PDIP Purbalingga 2000-2005. Beruntungnya lagi, ia menjadi ketua DPC PDIP Purbalingga tiga periode berturut-turut mulai 2005 hingga sekarang.

1. Sulitnya menembus Desa Sirau

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

IDN Times mencoba menelusuri jejak Tasdi di Desa Sirau pada Senin 18 Juni lalu. Jarak desa ini dari Kota Purbalingga sekitar 36 kilometer, atau lebih dari 1 jam jika ditempuh menggunakan kendaraan.

Desa ini merupakan ujung dari kabupaten ini, berbatasan langsung dengan utara Kabupaten Pemalang. Namun, kedua kabupaten ini dibatasi deretan pegunungan pinus.

Untuk mencapai Desa Sirau pun tidak lah mudah, khususnya bagi kendaraan roda empat. Karena ada penyempitan jalan menjelang desa ini. Jalanan hanya bisa dilalui satu kendaraan roda empat. Jika ada dua kendaraan roda empat berpapasan di jalan, salah satu harus berhenti.

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Apalagi jika pertemuan kendaraan itu di jalan menanjak, otomatis jika tidak berhati-hati rawan kecelakaan. Sementara, di sisi jalan terdapat tebing tinggi ratusan meter, yang di bawahnya mengalir sungai Tambra. Butuh keahlian berkendara jika akan menyambangi desa ini menggunakan roda empat.

Belum lagi jalan berkelok-kelok dengan tanjakan curam. Sedangkan di sisi jalan tidak semua dipasang besi pengaman. Alhasil, jika kendaraan mengalami rem blong atau kecelakaan, akan terjun bebas ke jurang itu. Bahkan, tak jarang kendaraan rem blong dan merosot lantaran tak kuat menanjak.

Beberapa titik juga terlihat amblas dan bekas perbaikan jalan karena jalur ini termasuk rawan longsor. Bahkan ada satu titik bahu jalan longsor yang hingga kini belum diperbaiki.

2. Bonus pemandangan alam menakjubkan

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Meski jalan menuju Desa Sirau bisa dikategorikan jalur tengkorak atau jalur rawan kecelakaan, namun pemandangan indah nan elok memanjakan perjalanan kami. Masyarakat setempat menyebutnya jalur itu dengan nama Siregol. 

Tempat ini sudah dikenal masyarakat setempat dan Kota Purbalingga karena keindahan alamanya. Namun belum diketahui asal usul nama Siregol. Yang jelas sepanjang menyusuri jalur ini kami dibuat takjub dengan pemandangan hutan pinus yang hijau, tebing bebatuan yang menjulang ke langit, sungai yang mengalir jernih, udara sejuk, hingga primata yang berkeliaran di jalanan.

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Hasil pencarian kami di Google, Siregol merupakan bagian dari objek wisata alam favorit di Kabupten Purbalingga. Video tentang pengalaman warganet mengunjungi tempat ini juga sudah bertebaran di Youtube. Bahkan, bagi kamu yang generasi millennials, ini tempat sangat Instagramable, atau bisa juga menjadi tempat untuk foto preweding.

Pengunjung tempat ini juga bisa berfoto di tengah-tengah jalan aspal berkelok, yang diapit dua bukit yang menjulang ke langit. Tapi hati-hati, sebab di jalan ini terkadang muncul sepeda motor dan kendaraan roda empat tiba-tiba. Butuh teman atau pendamping yang mengawasi kedua ujung jalan, agar lebih tenang saat berfoto.

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Hampir tak ada cela tempat ini. Setiap sudut memiliki keindahan yang unik dan terlalu sayang jika dilewatkan begitu saja. Seperti mutiara yang tersembunyi di pelosok desa. Kami tak menyia-nyiakan momen langka ini, dan berhenti di beberapa titik untuk mengabadikan kesempatan langka ini, sambil beristirahat melepas lelah di perjalanan.

Buat millennials yang sedang berlibur atau mudik jangan lupa mampir ke tempat ini. Usahakan mengajak teman atau keluarga, karena tempat ini masih terlalu sepi. Bahkan, belum ada fasilitas umum seperti toilet atau warung. Benar-benar masih alami. Jadi kalau singgah ke tempat ini, juga jangan lupa membawa bekal yang cukup, tikar, dan kamera tentunya. 

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Bagi kamu yang suka berpetualang, di Siregol akan segera tersedia tempat-tempat outbond seperti flying fox, jalur pendakian, panjat tebing, dan sebagainya. Di sini juga sedang dibangun rumah pohon dan saung-saung yang bisa digunakan untuk bersantai saat mengunjungi tempat ini.

3. Tasdi menghadiahkan Alquran dan perlengkapan salat

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Setelah menyusuri jalur Siregol, akhirnya kami tiba di Desa Sirau. Desa ini terletak di tebing-tebing tinggi. Karena itu, desa ini masuk daerah rawan longsor. Sejumlah dusun telah mengalami longsor saat musim hujan, namun warga enggan direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Menurut penuturan beberapa warga, pemerintah setempat sudah menawarkan relokasi, tapi warga menolak. Sementara, di sejumlah titik sudah terpasang jalur evakuasi jika terjadi longsor tiba-tiba.

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Beruntung, saat kami menuju Desa Sirau cuaca cerah, sehingga tak terlalu khawatir menyambangi desa ini. Sebab, kebiasaan warga desa ini, mereka tidak keluar rumah jika turun hujan, khawatir terjadi longsor di jalan.

Beberapa kilometer menjelang desa ini, kami banyak menjumpai sawah berundak dan ladang. Tak hanya padi, sawah dan ladang juga banyak ditanami jagung, ijuk, dan pohon aren. Warga Desa Sirau memang dikenal penghasil sapu ijuk dan gula aren.

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Warga desa ini umumnya bertani, perajin sapu, dan ada juga yang merantau. Jika musim panen, mereka lebih banyak tinggal di kampung. Selebihnya mereka berada di tanah rantau.

Setelah melewati kantor desa sekitar 200 meter, tibalah kami di Masjid Jami Al Mangunah. Masjid itu berada di Dusun Ngingklik.

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Di depan masjid berkelir hijau muda itu terlihat beberapa ibu-ibu tengah duduk sambil berbincang-bincang di teras masjid. Pandangan mereka tertuju pada kami yang saat itu menemui warga bernama Rundul, yang tak jauh dari hadapan mereka.

Rundul yang tengah beristirahat usai dari ladangnya itu, mengaku heran penangkapan KPK pada Bupati Tasdi. Bahkan, ia tak percaya saat melihat kabar penangkapan itu di televisi.

"Kaget aja kemarin, gak nyangka Bupati Tasdi ditangkap KPK. Aku lihat di TV," ujar Tasdi.

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Lumrah saja Rundul terkejut melihat penangkapan Bupati Tasdi, sebab belum lama sang Bupati menghadiahi alquran dan pelengkapan salat di masjid yang terletak di sebelah rumahnya itu.

"Kemaren dia dateng ke sini, lima hari sebelum ditangkap KPK. Buka puasa di sini. Dia malah kasih hadiah ke masjid Alquran, sajadah, karpet. Ada sekitar 20 Alquran, tapi abis itu dibagi-bagi ke musala lain," ujar pria paruh baya itu.

Sayangnnya, kami tak sempat melihat Alquran dan beberapa perlengkapan salat hadiah dari Bupat Tasdi di masjid itu, lantaran pemegang kunci masjid sedang bepergian saat itu. Kami juga terlalu sulit mengintip karena jarak dari pagar ke dalam masjid cukup jauh serta terhalang tembok.

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Warga Dusun Ngingklik lainnya Tardiono menuturkan, saat Bupati Tasdi mengunjungi masjid sempat menyampaikan beberapa hal. Intinya adalah ia akan memenuhi semua keinginiana warga setempat, termasuk memperbaiki jalan yang rusak dan pembangunan lapangan sepak bola.

"Iya, jadi intinya dia akan memenuhi semua permintaan warga. Dia juga nyumbang buat pembangunan lapangan. Malah kemarin janji mau betulin jalan yang ambles," kata Tardiono.

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Saat Tasdi berkunjung, dia hampir 'memboyong' semua anak buahnya. Tak tanggung-tanggung, iring-iringan mobil yang mendampingi sang Bupati hingga lebih dari 30 kendaraan.

"Malah ada dua mobil yang mogok, karena gak kuat lewatin jalan di tanjakan," ujar Tardiono.

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Menurut Tardiono, Tasdi memang kerap berkunjung ke desanya selama memimpin Kabupaten Purbalingga. Maklum saja, di Desa Sirau merupakan lumbung suaranya. Hampir 70 persen mendukung Tasdi saat Pilbup.

"Dulu pas pemilihan bupati memang 70 persen warga desa memilih dia (Tasdi)," ujar tokoh pemuda Desa Sirau itu.

4. Tasdi 'Memerahkan' Purbalingga

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Selama kepemimpinannya, Tasdi kerap mengimbau warganya, menggunakan warna merah dalam berbagai hal. Nampaknya sang Bupati ingin 'memerahkan' Kabupaten Purbalingga di berbagai lini masyarakat.

Pantauan IDN Times di beberapa kecamatan di Purbalingga, baru-baru ini, banyak bangunan pemerintahan seperti kantor kecamatan, puskesmas, sekolahan, hingga jembatan berwarna merah dengan variasi warna hitam. Sama persis warna PDIP.

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Bahkan, tak hanya jembatan besar, jembatan kecil sekali pun harus berkelir merah.

Ada juga kostum bagi ASN yang juga diharuakan berwarna merah, dalam setiap acara pemerintahan.

 

"Aku baju merah banyak banget. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) setiap Puskesmas harus melaksanakan, itu kaosnya harus merah," ujar pegawai Puskesmas Kecamatan Karangmoncol yang enggan disebutkan namanya, Minggu (17/6).

Menurut dia, kebijakan ini sebenarnya hal biasa. Bupati sebelumnya juga menerapkan hal yang sama. "Sebelumnya dulu yang dari partai kuning, juga menerapkan kebijakan serba kuning," ujar dia.

Kendati, kata dia, selama kepemimpinannya, Tasdi banyak membangun jalanan. Tasdi juga telah mengangkat ratusan guru honorer menjadi PNS.

"Sejak dipimpin Bupati Tasdi, jalanan lebih bagus. Jika dibanding kabupaten lain, jalan di Purbalingga sekarang jauh lebih baik," kata dia.

Menyusuri Desa Sirau, Tempat Bupati Tasdi Hadiahkan Alquran Jelang OTTIDN Times/Rochmanudian

Ada lagi kejadian menarik lainnya yang dialami warga Purbalingga berinisial AG. Dia pernah menghadiri acara yang dihadiri Bupati Tasdi. Lantaran saat itu tak memakai pakaian merah, sang Bupati enggan menyalami.

"Kan waktu itu kita berbaris, pas dia lewat aku dilewati, mungkin karena aku gak pakai baju merah yang lain pakai," kenang pria paruh baya itu, baru-baru ini.

AG yang berprofesi sebagai guru honorer itu pun bernostalgia, dimana beberapa pekan jelang penangkapan KPK, ia sempat bertemu Bupati Tasdi yang berjanji akan ikut mengawal aksi demonstrasi guru honorer ke Jakarta.

"Kita kan habis Lebaran mau ada demo guru honorer lagi ke Jakarta, eh gak tahunya malah dia ke Jakarta duluan bareng penyidik KPK," ujar AG, seraya tertawa.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya