[UPDATE] 17 Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di Bengkulu

Sebanyak sembilan orang juga masih hilang

Jakarta, IDN Times - Upaya penanganan bencana banjir dan longsor yang melanda sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu terus dilakukan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jumlah korban terus bertambah. Hingga Minggu (28/4) pukul 19.00 WIB, tercatat 17 orang meninggal dunia, sembilan lainnya hilang, dua luka berat dan dua luka ringan.

1. Sebanyak 17 orang meninggal dunia

[UPDATE] 17 Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di BengkuluDok. BNPB

Sutopo mengatakan korban akibat banjir dan longsor di Bengkulu bertambah menjadi 17 orang. Korban meninggal tersebar di tiga kabupaten dan kota. Selain itu, sembilan lainnya dinyatakan masih hilang.

"Sebaran dari 17 orang meninggal dunia terdapat di Kabupaten Bengkulu Tengah 11 orang, Kota Bengkulu tiga orang, dan Kabupaten Kepahiang tiga orang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/4).

Baca Juga: Banjir dan Longsor Bengkulu Telan 10 Korban Meninggal 

2. Sebanyak 12.000 orang mengungsi

[UPDATE] 17 Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di BengkuluDok. BNPB

Sutopo mengatakan sebanyak 12.000 orang mengungsi yang tersebar di banyak tempat dan 13.000 orang terdampak bencana. Selain itu, jumlah ternak yang mati 106 ekor sapi, 102 ekor kambing dan empat ekor kerbau.

"Sedangkan kerusakan fisik meliputi 184 rumah rusak, tujuh fasilitas pendidikan dan 40 titik sarana prasarana infrastruktur," kata dia, melanjutkan.

3. BNPB menyalurkan bantuan dana siap pakai Rp2,25 miliar

[UPDATE] 17 Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di BengkuluDok. BNPB

Sutopo menjelaskan untuk membantu operasional penanganan darurat, Kepala BNPB Doni Monardo telah menyalurkan bantuan dana siap pakai Rp2,25 miliar melalui Gubernur Bengkulu.

Selanjutnya dana siap pakai tersebut akan diberikan kepada BPBD kabupaten/kota sesuai tingkat kerusakan akibat bencana.

"Kepala BNPB setiba di Bengkulu langsung mendapat penjelasan dari Gubernur Bengkulu terkait dampak dan penanganan bencana. Kepala BNPB telah memerintahkan kepada Deputi Penanganan Darurat BNPB dan Deputi Logistik Peralatan BNPB, untuk segera memenuhi kebutuhan darurat yang diperlukan," kata Sutopo.

4. Bencana hidrometeorologi terus meningkat

[UPDATE] 17 Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di BengkuluDoc. BNPB

Kepala BNPB juga memberikan beberapa arahan sekaligus mengingatkan kepada jajaran BPBD dan SKPD, bahwa bencana hidrometeorologi terus meningkat. Dampak ekonomi yang ditimbulkan juga cukup besar, sehingga mengganggu pertumbuhan pembangunan.

"Selain faktor alam yaitu intensitas curah hujan yang meningkat, faktor antropogenik yaitu ulah tangan manusia yang merusak alam dan lingkungan lebih dominan menyebabkan bencana hidrometeorologi meningkat," kata Doni, saat berkunjung ke lokasi bencana.

Menurut Doni deforestasi, degradasi hutan dan lingkungan, berkurangnya kawasan resapan air, lahan kritis, tingginya kerentanan, tata ruang yang tidak mengindahkan peta rawan bencana dan lainnya, menyebabkan semakin rentannya daerah-daerah terhadap banjir.

"Kita harus memulihkan alam. Merawat alam dan lingkungan. Jika alam seimbang maka siklus hidrologi juga akan seimbang. Kita jaga alam, alam jaga kita," kata Doni.

5. Kendala penanganan bencana di Bengkulu

[UPDATE] 17 Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di BengkuluDoc. BNPB

Sutopo menyebutkan kendala yang dihadapi dalam penanganan darurat di Bengkulu saat ini adalah sulitnya menjangkau ke lokasi titik-titik banjir dan longsor, karena seluruh akses ke lokasi kejadian terputus total.

Koordinasi dan komunikasi ke kabupaten/kota, kata Sutopo, cukup sulit dilakukan karena aliran listrik banyak yang terputus. Sehingga pendistribusian logistik terhambat, karena akses jalan banyak yang terputus akibat banjir dan longsor.

"Titik lokasi bencana banjir dan longsor sangat banyak sedangkan jarak antar titik banjir dan longsor berjauhan, sehingga menyulitkan untuk mencapai semua lokasi," ujar dia.

Kendala lainnya adalah terbatasnya dana atau anggaran yang memadai, sehingga menyulitkan operasional penanganan bencana.

Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenda pengungsian, perahu karet, selimut, makanan siap saji, air bersih, family kid, peralatan bayi, lampu darurat, peralatan rumah tangga untuk membersihkan lumpur dan lingkungan, sanitasi, dan jembatan baley.

"BPBD masih melakukan pendataan dampak bencana dan penanganan bencana. Masyarakat diimbau untuk tetap meningkatkan kewaspadaan mengingat potensi hujan berintensitas tinggi masih dapat berpotensi terjadi di wilayah Indonesia," kata Sutopo, mengingatkan.

Baca Juga: Bengkulu Terendam Banjir dan Longsor, Sejumlah Jembatan Putus

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya