Dituding Membela Pengembang, Ahok: Mereka Gue Palakin Rp 700 miliar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sudah bukan rahasia lagi bahwa calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sering disebut-sebut dekat dengan pengusaha properti atau pengembang. Salah satu tokoh yang secara terang-terangan melontarkan kritikannya terhadap Ahok adalah mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli. Pada pertengahan 2016 lalu, Rizal menyebut, daripada Gubernur DKI, Ahok lebih mirip karyawan pengembang. Musababnya adalah sang Gubernur dinilai terlalu memaksakan proyek reklamasi. Ahok pun angkat bicara.
Ahok membantah tuduhan itu dengan menyebutkan apa saja yang ia lakukan untuk masyarakat Jakarta.
Dalam acara Satu Meja, di Kompas TV pada Senin (6/3) Ahok membantah jika dirinya lebih memihak kepada pengembang. Sebaliknya, dia merinci apa saja yang telah dikerjakannya untuk warga Jakarta. "Sekarang saya tanya, yang nikmatin KJP (Kartu Jakarta Pintar), nikmatin naik bus, itu pengembang atau siapa," ujar Ahok, seperti dikutip dari Kompas.
Begitu pula dengan pajak untuk pengembang yang ingin menaikkan koefisien lantai bangunan (KLB). Ahok mengklaim bahwa sebelum ia masuk ke Balai Kota, para pengembang bisa menyogok pejabat puluhan miliar saja, izin langsung turun. Namun, menurutnya, saat ini mereka wajib membayar ratusan miliar. Dengan peningkatan uang kontribusi itu, Ahok mengaku bisa membangun proyek-proyek lain di Jakart. Misalnya, pembangunan Simpang Susun Semanggi yang menghabiskan dana sekitar Rp 300 miliar.
Editor’s picks
Baca Juga: Dianggap Memiliki Program Pro-Islam, PPP Kembali Dukung Ahok-Djarot
Mantan Bupati Belitung Timur itu menyebut tuduhan itu sebagai fitnah bodoh.
"Pengembang gue palakin Rp 700 miliar. Gimana rumusnya orang dipalakin 700 miliar bersekutu dengan dia. Sementara yang dulu enggak pernah minta duit sesen pun, tapi bisa dapat izin, kita enggak tahu nih, (tapi) kok enggak dibilang bersekutu sama pengembang,"kata Ahok. Ia sendiri mengaku menertawakan pihak-pihak yang menuduhnya itu.
"Kadang saya ketawa juga, kalau fitnahnya orang bodoh gitu ya saya masih maklum. Ini pinter, kok, masih bodoh begitu fitnahnya," ucap Ahok. Salah satu yang ia anggap lucu adalah isu bahwa RPTRA Kalijodo dimiliki oleh Sinarmas Land karena logo korporasi itu terpampang cukup besar di lokasi tersebut. Padahal, pembangunan RPTRA Kalijodo dibangun dari uang CSR Sinarmas Land, bukan APBD, sehingga wajar bila ada logo perusahaan itu di Kalijodo.
Baca Juga: Prilly Latuconsina: Makasih Mas Sandiaga