IMS 2019: Rudiantara Sebut Banyak Orang Indonesia Enggan Bayar VPN

Kalau VPN memang kecenderungannya by pass semua

Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan kebanyakan masyarakat Indonesia tidak bersedia membayar untuk memiliki Virtual Private Network (VPN). Fasilitas VPN ini biasa dipakai pengguna internet untuk mengakses situs-situs tertentu yang diblokir.

Berbicara di sesi The Future of Media dalam event Indonesia Millennial Summit pada Sabtu (19/1), Rudiantara mengatakan kebanyakan warga Indonesia lebih memilih untuk memakai Wi-Fi yang bersifat gratis daripada harus merogoh kocek untuk membeli VPN.

Ia mengakui bahwa teknologi yang kian berkembang melahirkan konsekuensi di mana orang-orang mencari jalan untuk masuk ke situs tertentu menggunakan VPN. Hanya saja, ia mengklaim jumlahnya di Indonesia sangat sedikit.

"Jadi gini, VPN bisa bypass, tapi berapa orang sih pakai VPN? Nol koma berapa persen, sih? Berani bayar dua juta, tiga juta, yang ada orang Indonesia pakai Wi-Fi yang gratis. Teknologi semakin berkembang. Kalau VPN memang kecenderungannya by pass semua, tapi kan cuma nol koma sekian persen,” ujarnya.

Meski demikian, Rudiantara menjelaskan bahwa pemerintah mengambil langkah untuk membuat dunia maya lebih aman bagi pengguna.

"Contohnya begini, yang namanya safesearch dari Google kan individu sebetulnya. Tapi kan oleh pemerintah Indonesia --saya berlakukan semuanya. Semua simcard yang punya akses internet saya berlakukan itu,” tambahnya.

"Bisa pakai VPN, tapi rata-rata orang Indonesia belanja pulsa sebulan bervariasi ya, antara Rp40 ribu sampai Rp60 ribu. Nah, berapa banyak bisa belanja VPN Rp2 juta cuma buat nonton begituan?” kata dia.

Hanya saja, menurut survei GlobalWebIndex pada 2016, ada 41 persen pengguna VPN di Indonesia. Angka tersebut merupakan yang tertinggi di dunia, bahkan mengalahkan negara-negara seperti Arab Saudi, Persatuan Emirat Arab dan Turki yang pemerintahnya terkenal otoriter dibandingkan Indonesia.

Menurut GlobalWebIndex, warga di negara seperti Indonesia dan Tiongkok memakai VPN untuk mengakses situs yang diblokir oleh pemerintah. Ini berbeda dengan warga di mayoritas negara Eropa di mana privasi membuat mereka memilih membayar VPN.

IDN Times menggelar Indonesia Millennial Summit 2019. Acara dengan tema "Shaping Indonesia's Future" ini dilangsungkan pada tanggal 19 Januari 2019 di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta.

IMS 2019 menghadirkan lebih dari 50 pembicara kompeten di berbagai bidang, dari politik, ekonomi, bisnis, olahraga, budaya, lintas agama, sosial, lingkungan sampai kepemimpinan millennial. Ajang millennial terbesar di tanah air ini akan dihadiri oleh 1500-an pemimpin millennial.

Baca Juga: IMS 2019: Bos Djarum Sebut Industri Bisnis Tidak Kekal

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya