Kehabisan A5 Sampai TPS Telat Buka, Keluhan Warga Saat Mencoblos

Semoga 2024 nanti pake touch screen

Jakarta, IDN Times - Puncak pesta demokrasi berlangsung pada Rabu (17/4). Ratusan juta warga Indonesia yang memiliki hak pilih berbondong-bondong menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mencoblos kandidat dan partai politik pilihan mereka.

Namun, di balik antusiasme publik itu, ada cerita-cerita lama yang terulang lagi. IDN Times mengumpulkan beberapa testimoni warga yang mengaku kesulitan mencoblos. Faktornya beragam, mulai dari diberi tahu bahwa surat suara habis sampai diwajibkan membawa fotokopi e-KTP padahal sebelumnya tidak ada dalam persyaratan memilih.

1. Ada TPS yang tiba-tiba meminta fotokopi e-KTP, kemudian meralatnya

Kehabisan A5 Sampai TPS Telat Buka, Keluhan Warga Saat MencoblosANTARA FOTO/Andika Wahyu

Edwin Fajerial, warga Surabaya, mengaku petugas di TPS dia mencoblos mewajibkan pemilih untuk membawa fotokopi e-KTP. “Pada gak tahu kalau disuruh bawa fotokopi e-KTP, jadi pada balik kanan,” kata Edwin kepada IDN Times. Padahal, di TPS tempat neneknya mencoblos, yaitu di kawasan Sidoarjo, tidak ada peraturan seperti itu.

“Ibuku balik gara-gara gak bawa fotokopi e-KTP. Ada yang gak antri lagi, ada yang balik bawa fotokopinya,” tambahnya. Namun, beberapa lama kemudian petugas yang sama meralat ucapannya. “Iya, jadi gak perlu bawa fotokopi e-KTP, cuma nunjukin e-KTP asli,” jelasnya. Menurut Edwin, ralat itu ada setelah petugas “melihat TPS sebelah pada gak pakai [fotokopi e-KTP].

2. Pemilih dengan formulir A5 sempat ditolak karena petugas menyebut surat suara habis

Kehabisan A5 Sampai TPS Telat Buka, Keluhan Warga Saat MencoblosANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Arifina Budi, seorang pemilih yang memakai formulir A5 karena berada di luar kota ketika hari pemungutan suara, mengaku ia sempat ditolak petugas TPS tempatnya mencoblos di Surabaya. Awalnya ia diberi tahu bahwa pemilih dengan formulir A5 hanya bisa memilih di atas jam 12 siang.

Kemudian, petugas mengatakan bahwa ia tak bisa mencoblos. "Bilangnya kuota surat suara habis. Kami ada 10 orang yang terdaftar sebagai pemilih tambahan dengan formulir A5. Ternyata di lapangan surat suara tambahan hanya ada enam," tulis Arifina di media sosial.

"Kenapa harus nunggu kepastian bahwa kalau surat suaranya sisa baru kami bisa nyoblos? Tapi di beberapa tempat ada yang langsung ngebolehin masuk TPS buat nyoblos," tambahnya.

Tak mau menyerah, Arifina memutuskan menghubungi KPU Kota Surabaya. "Panitia akhirnya melunak setelah kami mengadu ke pihak KPU. Jadi, sebelum jam 12 kita balik ke TPS dan langsung ngumpulin formulir A5," katanya kepada IDN Times.

3. Di salah satu TPS, petugas belum mulai melayani warga yang akan mencoblos sampai pukul 09.00 WIB

Kehabisan A5 Sampai TPS Telat Buka, Keluhan Warga Saat MencoblosANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Di sebuah TPS di Bekasi, para petugas masih belum memulai proses registrasi hingga pukul 09.00 WIB. Menurut pengakuan salah satu warga, Dhyta, ini terjadi meski banyak sekali warga sekitar yang sudah menunggu di tempat antrean. 

Kepada IDN Times, Dhyta mengatakan,"Aku lihat sudah banyak yang antre, tapi belum ada satupun yang diproses registrasinya. Sementara di tempat lain banyak yang sudah melakukan pencoblosan."

Menurut petugas, alasannya adalah "logistik belum sampai dan lembaran absen belum ada". Karena gemas, Dhyta pun mengecek langsung ke dalam ruangan TPS. "Tapi aku lihat di dalam sudah banyak logistik dan aku paksa jalanin yang ada. Begitu aku mulai rekam video, mereka pun akhirnya mulai [proses registrasi]."

Rupanya, tak sampai di sini saja masalahnya. "Panggilan gak sesuai sama nomor antrean. Yang baru datang mereka panggil. Yang sudah antre dari pagi belum dipanggil. Aku akhirnya masuk lagi ke dalam, kasih tahu Pak RT supaya panggil sesuai antrean karena aku kenal baik sama Pak RT." Setelahnya, panggilan antrean pun teratur.

4. Seorang warga sempat ditolak petugas keamanan karena tidak mendapat formulir C6

Kehabisan A5 Sampai TPS Telat Buka, Keluhan Warga Saat MencoblosANTARA FOTO/Rahmad

Ayu Faradila mengatakan kepada IDN Times bahwa suaminya sempat ditolak petugas keamanan untuk masuk ke TPS karena tidak membawa formulir C6. Suaminya, warga Bekasi, terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) tapi tidak mendapatkan formulir C6.

"Aku cek manual ke kelurahan H-1 [pemungutan suara], ada di list DPT, tapi sampai hari H gak dapat C6," jelasnya. Namun, setelah berusaha, suaminya pun berhasil mencoblos. "Untung kemarin screenshot soal aturan yang tetap bisa nyoblos pagi biarpun tanpa C6. Jadi, bisa ikut pagi. Kalau gak, suruh balik lagi setelah jam 12," kata Ayu. 

Baca Juga: Yakin Menangkan Pilpres, Prabowo Pekikkan Takbir hingga Sujud Syukur

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya