Penularan COVID-19 akibat Kontak Erat Paling Banyak di Kota Bogor

Penambahan kasus COVID-19 masih fluktuatif di Bogor

Bogor, IDN Times - Penambahan kasus positif COVID-19 di Kota Bogor, Jawa Barat, terus bertambah, dan belum ada tanda-tanda penularan virus corona di Kota Hujan ini akan mereda.

Berdasarkan data yang dimiliki Dinkes Kota Bogor peningkatan tinggi pada kasus kontak erat, membuktikan protokol kesehatan di lingkungan masyarakat belum berjalan efektif.

"Hingga Sabtu (26/12/2020) total kasus positif COVID-19 di Kota Bogor bertambah 160 kasus menjadi 13.822 kasus positif COVID-19," kata Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno dalam keterangan pers, Sabtu.

Baca Juga: Pantau Malam Natal di Bogor, Bima Arya Patroli Pakai Motor

1. Penularan melalui kontak erat paling banyak

Penularan COVID-19 akibat Kontak Erat Paling Banyak di Kota BogorPersonel Satgas Mobile COVID-19 membawa pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/3/2020) (ANTARA FOTO/Oky)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor dari 13.822 kasus, terdapat kasus dari kontak erat 4.871, konfirmasi 5.054, suspek 3.816, dan probable 81 kasus. Namun peningkatan kasus paling tinggi pada Sabtu, 26 Desember 2020 terdapat pada kasus kontak erat, sebanyak 84 kasus, disusul konfirmasi 73 kasus, dan suspek 9 kasus.

Kasus kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain kontak tatap muka atau berdekatan dengan kasus probable, atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.

Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai standar.

Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak, berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.

2. Penambahan kasus fluktuatif

Penularan COVID-19 akibat Kontak Erat Paling Banyak di Kota BogorTim medis mengevakuasi seorang warga negara asing (WNA) terjangkit virus corona (COVID-19) turun dari kapal saat simulasi penanganan virus Corona di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (10/3/2020). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Penambahan kasus COVID-19 di Kota Bogor fluktuatif atau naik turun. Tercatat sejak 21 Desember 2020 penambahan kasus virus corona di Kota Bogor sebanyak 282 kasus. Sedangkan, pada 22 Desember 2020 lebih sedikit dengan bertambah 165 kasus.

Sementara, pada 23 Desember 2020 bertambah 191 kasus, 24 Desember 2020 bertambah 104 kasus, 25 Desember 2020 sebanyak 109 kasus, dan 26 Desember 2020 bertambah 160 kasus.

3. Faktor pemicu peningkatan kasus karena pengawasan dianggap terlalu longgar

Penularan COVID-19 akibat Kontak Erat Paling Banyak di Kota BogorIlustrasi. (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan terdapat beberapa faktor pemicu kenaikan jumlah kasus positif di Kota Bogor. Beberapa faktor tersebut antara lain, longgarnya pengawasan protokol kesehatan di perkantoran, dan kelalaian anggota keluarga saat kembali ke rumah yang tidak membersihkan diri terlebih dahulu.

Selain itu, lanjut Dedie, terdapat berbagai aktivitas keagamaan, kegiatan sosial dengan tingkat kerumunan tinggi di masyarakat. 

"Pengawasan terlalu longgar, pengawasan perkantoran, kelalaian anggota keluarga, hingga aktivitas keagamaan, kegiatan sosial, yang padat," kata dia.

Baca Juga: Satgas COVID-19 Bogor Tetapkan Kawasan Puncak Berstatus Zona Merah

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya