Kecam Yusril, Demokrat: Anda Bela Moeldoko Demi Uang Bukan Demokrasi

Demokrat cerita asal muasal Yusril gagal digandeng

Jakarta, IDN Times - Kisruh Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) versus Demokrat kubu Moeldoko terkait tudingan pengacara Yusril Ihza Mahendra dibayar Rp100 miliar belum tuntas. Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menyebut Yusril telah berbohong.

"Nah ini yang jadi persoalan. Namanya juga ditunjuk sebagai pengacara, ya pasti ada rupiahnya. Ada kontraknya. Kok sekarang Pak Yusril berkoar-koar soal demi demokrasi. Ini yang bikin kader Demokrat marah. Sudahlah Bung Yusril, akui saja pembelaan terhadap KSP Moeldoko ini demi rupiah bukan demi demokrasi, maka itu akan lebih masuk akal dan diterima oleh kita semua," kata Herzaky dalam keterangannya, Jumat (1/9/2021).

Baca Juga: Balas Tudingan Bayaran Rp100 M, Yusril Pasang Meme SBY 'Saya Prihatin'

1. Demokrat cerita asal muasal Yusril gagal digandeng tapi malah kubu Moeldoko

Kecam Yusril, Demokrat: Anda Bela Moeldoko Demi Uang Bukan DemokrasiIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Herzaky bercerita bagaimana Yusril digandeng kubu Moeldoko. Awalnya, Herzaky mengatakan Demokrat ingin menggandeng Yusril pada awal Maret 2021, atau sebelum Kemenkumham menolak kepengurusan kongres luar biasa (KLB) Deli Serdang.

Pendekatan pun dilakukan kepada Yusril. "Tapi, kerja sama itu urung dilakukan karena menurut pengurus DPP yang ditunjuk menemui tim Yusril, harganya tidak masuk akal, mengingat posisi DPP Partai Demokrat kepemimpinan AHY berada di pihak yang benar," kata Herzaky.

Seminggu kemudian, Kemenkumham menolak kepengurusan hasil kepengurusan Demokrat hasil KLB Deli. Pada Juni kemarin, kata Herzaky, Demokrat mendapat informasi ada rencana judicial review (JR) yang akan dilakukan kubu Moeldoko.

Herzaky mengatakan rencana JR itu dimatangkan awal Agustus melalui pertemuan di rumah Moeldoko di sekitar Menteng, Jakarta Pusat. Dari informasi yang didapat, politikus Demokrat ini mengatakan rumah Moeldoko di kawasan Menteng itu adalah rumah milik negara, tepatnya milik TNI Angkatan Darat. Namun, rumah itu digunakan untuk tempat berpolitik.

"Rapat itu diawali dengan Zoom meeting antara KSP Moeldoko dengan Yusril. Baru kemudian dilakukan rapat bersama Tim Yusril terkait teknis pelaksanaannya," kata Herzaky.

2. Demokrat sebut Yusril tak selalu menang sebagai pengacara

Kecam Yusril, Demokrat: Anda Bela Moeldoko Demi Uang Bukan DemokrasiIlustrasi sanksi (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, Herzaky mengatakan Demokrat tidak gentar menghadapi JR yang dilakukan kubu Moeldoko. Herzaky mengungkapkan Yusril tidak selalu menang sebagai pengacara.

"Seperti Ketum AHY sampaikan, kami tidak gentar. Kami akan hadapi. Pak Yusril itu kalau jadi pengacara itu tidak selalu menang kok. Apalagi kami yakin kami di pihak yang benar. Pak Menko Mahfud juga sudah sampaikan, JR Yusril tidak ada gunanya. Hanya menarik rupiah KSP Moeldoko saja. Bukti bahwa Yusril tidak selalu menang, cek saja di internet. Jadi dengan izin Allah, kami akan hadapi proses hukum ini. Insyaallah, kami akan memenangkannya," ucap dia.

Baca Juga: Kompak Serang Yusril, Kader Demokrat: karena Tak Mampu Bayar Rp100 M?

3. Balas Tudingan Bayaran Rp100 M, Yusril Pasang Meme SBY 'Saya Prihatin'

Kecam Yusril, Demokrat: Anda Bela Moeldoko Demi Uang Bukan DemokrasiIDN Times/Margith Juita Damanik

Sebelumnya, Yusril Ihza Mahendra menanggapi tudingan dua politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik dan Andi Arief, yang menyebutnya memilih menjadi pengacara kubu Moeldoko karena Demokrat tak sanggup membayar Rp100 miliar.

Yusril membalas tudingan kedua politikus itu dengan meme Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang bertuliskan 'Saya prihatin'.

"Sama seperti Pak SBY, saya prihatin sama omongan Andi Arief," ujar Yusril saat dihubungi, Rabu (29/9/2021).

Namun, saat ditanya betul tidaknya Yusril pindah haluan ke kubu Moeldoko karena Demokrat tak sanggup membayar Rp100 miliar, dia enggan menjawabnya.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya