Meneropong Erick Thohir Jelang Pilpres 2024: Meniru Jejak Sandiaga?

Erick Thohir belakangan rajin 'blusukan'

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir belakangan ini giat 'blusukan' ke masyarakat. Spekulasi pun mengemuka, rekan dekat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno itu pun diperkirakan bakal meniru temannya itu seperti Pilpres 2019.

Erick diprediksi mengincar posisi calon wakil presiden atau cawapres pada Pilpres 2024. "Iya dia itu pengin cawapres lah. Bukan capres, kalau capres berat. Dia pengin maju sebagai cawapres, gitu," ujar pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin saat dihubungi, Senin (9/8/2021).

"Makanya ketika dia jadi Menteri BUMN, akan dikapitalisasikan, digunakan untuk penciptaan. Nah, itu yang sedang berlaku. Nah, Erick Thohir ini salah satu cawapres dari klaster menteri, selain dari pada Prabowo, Airlangga, dan lain-lain itu. Jadi saya melihat, saya sudah mendengar itu dari teman-teman di BUMN gitu. Jadi dia memang mau maju," tambahnya.

Baca Juga: Erick Thorir 'Blusukan' di Tengah Kunkernya, Mau Ikut Pilpres 2024? 

1. Erick Thorir diperkirakan bakal 'beli' partai politik seperti Sandiaga Uno

Meneropong Erick Thohir Jelang Pilpres 2024: Meniru Jejak Sandiaga?Sandiaga Uno bersama dengan Erick Thohir (Instagram.com/sandiuno)

Ujang memperkirakan Erick Thohir akan 'membeli' partai agar bisa diusung sebagai cawapres pada Pilpres 2024. Namun partai mana yang akan dibeli, Ujang tidak mengetahuinya.

Dia mengatakan Erick seperti Sandiaga Uno, sama-sama pengusaha. Karena itu, agar bisa maju pada Pilpres, Ujang memperkirakan, Erick akan mengikuti cara Sandiaga.

"Yang ingin dia lakukan sepertinya 'membeli' partai. Yang akan dia lakukan membeli partai. Seperti Sandiaga, Sandiaga itu dulu, mohon maaf, 'membeli' PKS dan PAN, kan. Ketika dia mundur dari wakil gubernur lalu dia maju sebagai cawapres, kan dia yang membiayai PAN dan PKS. Kompensasinya kan seperti itu," ucap Ujang.

Sekadar informasi, saat Pilpres 2019, Partai Demokrat resmi bergabung dengan koalisi Partai Gerindra, PKS, dan PAN untuk mengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno maju dalam Pilpres 2019.

Politikus Demokrat, AndiArief pun sempat menuding SandiagaUno memberikan 'mahar' sebesar Rp500 miliar kepada PAN dan PKS untuk mendapatkan kursi cawapres. Namun, Sandiaga membantah tudingan tersebut.

"Saya membantah dan mengarisbawahi bahwa tidak benar bahwa ada yang menjadi ungkapan selama ini yang ada di masyarakat, dan semua memegang ada di transkrip (wawancara), dan apa yang menjadi wawancara (dengan) saya," kata Sandiaga di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (14/8/2018).

2. Erick dinilai sering 'blusukan' untuk meningkatkan popularitasnya

Meneropong Erick Thohir Jelang Pilpres 2024: Meniru Jejak Sandiaga?capture postingan Menteri BUMN Erick Thohir di Instagram-nya @erickthohir (dok:istimewa)

Sementara, pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio, membenarkan Erick terlihat aktif di media sosialnya. Erick banyak menyapa masyarakat saat melakukan kunjungan kerja (kunker), atau memberi bantuan langsung dan memborong dagangan warga.

Hendri menilai 'blusukan' itu wajar dilakukan. Menurutnya, posisi menteri adalah jabatan politik. Ketika seseorang sudah menjadi menteri, maka ingin naik ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yakni menjadi presiden atau wakil presiden.

"Jadi kalau kemudian Erick Thohir berusaha untuk meningkatkan keterkenalannya ya (dengan blusukan), ini sih baru cari popularitas Erick, belum elektabilitas. Kenalan dulu nih sama publik, yang tadi dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan itu, ya wajar saja, boleh saja," ujar Hendri, saat dihubungi terpisah, Senin (9/8/2021).

Baca Juga: Erick Thohir Jamin Stok Obat Aman Sampai September

3. Elektabilitas Erick dinilai tidak akan naik dengan kampanye di media sosial

Meneropong Erick Thohir Jelang Pilpres 2024: Meniru Jejak Sandiaga?capture postingan Menteri BUMN Erick Thohir di Instagram-nya @erickthohir (dok:istimewa)

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno tidak mengetahui apakah Erick ingin maju dalam Pilpres 2024 atau tidak. Dia hanya mengatakan wajar bila aksi blusukan Erick dinilai publik untuk meningkatkan popularitasnya.

Namun, Adi mengatakan, elektabilitas Erick tidak akan meningkat bila hanya 'kampanye' di media sosial. Sebab, lanjutnya, banyak masyarakat yang tidak peduli dengan persoalan politik di media sosial.

"Ini paralel kita, medsos itu bikin heboh, bikin viral. Tapi sering kali tidak sesuai dengan realitas politiknya. Karena medsos itu bisa dimobilisasi dan digerakkan melalui akun-akun yang berjejaring. Dan itu mudah sekali Tapi sekali lagi, dunia medsos itu beda dengan dunia sesungguhnya," ujar Adi, saat dihubungi, Senin (9/8/2021).

Adi pun menyarankan Erick Thohir harus sering turun ke jalan bila ingin meningkatkan elektabilitasnya.

"Tapi realitas sesungguhnya itu adalah sebagai sebuah wujud, bagaimana masyarakat yang tidak pernah membuka medsos, gak peduli terhadap postingan elite, itu adalah basic real yang harus digerakkan. Jadi gak cukup hanya (kampanye) mengandalkan medsos. Harus juga ada serangan darat. Apa? Harus sering turun ke masyarakat," kata dia.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya