PKN Dinilai Jadi Alternatif Kubu Moeldoko Bila Gagal 'Kuasai' Demokrat

PKN dinilai bakal sulit dapat suara saat pemilu

Jakarta, IDN Times - Loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum membentuk partai baru bernama Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). Lahirnya PKN dinilai bisa menjadi alternatif bagi kubu Moeldoko bila gagal 'mengambil alih' Demokrat kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Bisa saja (PKN) itu jadi alternatif bagi kubu Moeldoko. Namun persoalannya jika masuk PKN perjalanan karier politik kubu Moeldoko juga belum jelas," kata pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, saat dihubungi, Selasa (2/11/2021).

Baca Juga: Demokrat: Moeldoko Kalah Berani dengan Loyalis Anas Buat Parpol Baru

1. PKN bisa tak dipercaya masyarakat karena ada Anas Urbaningrum

PKN Dinilai Jadi Alternatif Kubu Moeldoko Bila Gagal 'Kuasai' DemokratMantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum (IDN Times/Santi Dewi)

Ujang tidak bisa memprediksi apakah PKN bisa ikut pemilu 2024 atau tidak. Sebab, kata dia, syarat partai politik untuk ikut pemilu cukup sulit.

Dia mengatakan PKN juga memiliki ujian karena ada 'bayang-bayang' Anas Urbaningrum yang notabene narapidana kasus mega korupsi proyek Hambalang. Agar mendapat suara dari masyarakat, kata Ujang, PKN perlu bekerja keras.

Ujang juga menilai Anas Urbaningrum akan bergabung ke PKN usai bebas dari penjara pada 2022.

"Ini yang menjadi ujian bagi PKN. Semua tergantung dari kerja keras dan kesungguhan dari pengurus dan kader PKN untuk berjuang mendapatkan simpati rakyat. Soal bagus atau tidak nya itu tergantung dari penilaian masyarakat," ucap dia.

Diketahui, Anas Urbaningrum terjerat kasus korupsi proyek pusat olah raga di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Anas masih menjalani masa hukumannya di Lapas Sukamiskin Bandung, Jawa Barat, dan diperkirakan akan bebas pada 2022.

Dia dihukum 8 tahun penjara, pasca-hukumannya disunat Mahkamah Agung (MA) dari 14 tahun penjara.

2. Nama Anas Urbaningrum dinilai sudah tenggelam

PKN Dinilai Jadi Alternatif Kubu Moeldoko Bila Gagal 'Kuasai' DemokratAnas Urbaningrum (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Sementara, pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menambahkan mendirikan partai politik bukan hanya soal visi, misi, dan tujuan, namun juga perlu ketokohan. Karena itu, PKN harus berusaha keras untuk menaikkan nama Anas Urbaningrum bila ingin partai semakin besar.

"Anas ini meski pernah jadi ketua partai, namanya tenggelam di kancah perpolitikan panggung nasional. Nah, tergantung nih PKN sekarang, bisa gak nih menaikkan tokoh-tokohnya menjadi tokoh nasional yang dikenal. Sekelas Amien Rais saja pun kesulitan dengan Partai Ummat, gitu," ujar Hendri.

3. Loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mendirikan PKN

PKN Dinilai Jadi Alternatif Kubu Moeldoko Bila Gagal 'Kuasai' DemokratLogo Partai Kebangkitan Nusantara (instagram.com/g_paseksuardika)

Sebelumnya, Inisiator PKN Sri Mulyono mengatakan, setelah meninggalkan jabatannya sebagai Sekjen Partai Hanura, politikus Gede Pasek Suardika (GPS) langsung dipercaya memimpin partai baru bernama Partai Kebangkitan Nusantara. Partai ini didirikan para loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Sri mengatakan, awalnya Gede menyatakan tidak enak meninggalkan Partai Hanura, karena telah memiliki jalinan erat dengan banyak kader di daerah. Namun dengan pertimbangan kalkulasi waktu dan kesiapan untuk penataan partai, akhirnya dia bersedia.

"Begitu bersedia, Gede meminta ide gagasan politik kebangsaan yang diimpikan bisa dijadikan tulang punggung perjuangan, maka lahirlah Partai Kebangkitan Nusantara," kata Sri.

Baca Juga: Bebas dari Penjara 2022, Anas Urbaningrum Bakal Langsung Gabung PKN?

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya