Top, Penjual Oksigen Ini Bikin Sistem yang Bisa Hindari Kerumunan

Penjual oksigen ini pakai cara beda agar tak ada antrean

Jakarta, IDNTimes - Oksigen menjadi barang langka di masa ledakan COVID-19. Warga rela antre demi bisa mendapat pasokan oksigen untuk anggota keluarga yang terjangkit COVID-19.

Kondisi ini tak bisa diantisipasi oleh seluruh para pengusaha oksigen di Jakarta. Tapi, ada beberapa yang bisa membuat sistem bagus dan sesuai dengan protokol COVID-19.

Hikmah Gas Medical Oxygen, di Jl Karang Tengah Raya, Cilandak, Jaksel, misalnya. Mereka menciptakan sistem khusus dalam pelayanan pengisian oksigen. Tinggal tabung, itu adalah sistem yang mereka buat.

Ketika ada yang datang untuk mengisi oksigen, karyawan tersebut akan menulis nama di sebuah label dan menempelkannya di tabung oksigen milik warga tersebut. Warga yang datang lalu diberi kuitansi dan diinformasikan waktu pengambilan tabung oksigennya. Usai menerima kuitansi, warga itu diminta untuk pulang.

"Dikarenakan yang mengisi itu memaksa, disuruh pulang gak mau. Sedangkan, pengisian gak ada. Agar tidak berkerumun, saya bikin seperti ini (sistem tinggal tabung oksigen)," kata karyawan Hikmah Gas Medical Oxygen, Iyat (36 tahun).

"Sejak tiga hari kemarin, saya buat sistem seperti ini karena terlalu banyak berkerumun. Agar tidak berkerumun, saya bikin seperti ini," lanjutnya.

Baca Juga: Tabung Oksigen Langka, MUI Ingatkan Fatwa Haram Penimbunan

1. Terima pesanan 100-an tabung oksigen

Top, Penjual Oksigen Ini Bikin Sistem yang Bisa Hindari KerumunanPengisian di Hikmah Gas Medical Oxygen, Cilandak, Jaksel, di tengah kelangkaan oksigen (Sachril/IDNTimes.com)

Iyat menambahkan, tempatnya menerima 100-an pesanan pengisian tabung oksigen. Warga yang memesan pengisian oksigen, lanjutnya, bisa mengambil tabungnya malam hari sekitar pukul 23.00 WIB.

"Wah, ini sekitar 100-an mah lebih (yang memesan). (Jumlah ini bukan per hari ini, tapi bertambah) terus menerus bertambah. Pokoknya akan bertambah terus," lanjutnya.

Pada Senin (5/7/2021), Iyat mengatakan sudah menerima pemesanan pengisian 200-an tabung oksigen. Namun, pengisian oksigen di tempatnya ini belum dilakukan lagi.

Iyat menjelaskan stok oksigen di tempatnya habis. Pengisian tabung oksigen dilakukan bila pasokan sudah datang.

"Ya lagi menuju ke sini (pasokan), ada sedikit (untuk diisi ke tabung oksigen milik warga)," jelasnya.

Baca Juga: Kemenkes Minta Warga Tak Sembarangan Pakai Tabung Oksigen, Berbahaya

2. Oksigen langka

Top, Penjual Oksigen Ini Bikin Sistem yang Bisa Hindari KerumunanPengisian oksigen di Hikmah Gas Medical Oxygen, Cilandak, Jaksel, di tengah kelangkaan oksigen

Dia melanjutkan, pasokan oksigen yang didapatnya dari perusahaan yang telah bekerja sama dengan tempat kerjanya, tidak menentu. Bila dulu bisa mengisi stok oksigen sesuka hati, kali ini dibatasi.

"Wah sangat kritis (stok oksigen), kadang ada, kadang gak. Jadi, tidak menentu. Masyarakat pun resah karena tidak kebagian. Buktinya saja begini nih, ini ditaruh dulu. Kalau dulu bebas, mau berkali-kali juga bebas. Kalau sekarang gak bisa. Ya itu dibatasi, paling sehari dapat ngisi (ulang oksigen) sehari sekali," ucap dia.

3. Kelelahan melanda pekerja layanan isi oksigen

Top, Penjual Oksigen Ini Bikin Sistem yang Bisa Hindari KerumunanPengisian di Hikmah Gas Medical Oxygen, Cilandak, Jaksel, di tengah kelangkaan oksigen (Sachril/IDNTimes.com)

Menurutnya, oksigen langka sejak empat hari lalu. Karena langka, banyak tempat usaha sejenis yang tutup karena tidak memiliki stok oksigen.

"Empat hari ke sini itu parah. Kan di mana-mana saja gak ada (yang jual oksigen), kalau misalnya kios-kios yang gak dapet kiriman, itu gak bisa buka," katanya.

Iyat pun mengaku kelelahan karena banyak permintaan. Dari kemarin hingga sekarang, dia mengaku baru bisa tidur siang tadi.

"Saya sangat kewalahan, semalaman gak tidur. Baru tadi tidur jam 11.00 WIB, berapa jam saya tidur itu. Pokoknya saya dari (kemarin) siang masuk jam 10.00 WIB, saya geber terus sampai pagi tadi, selesai-selesai itu jam 08.00 WIB itu. (Berhenti karena) kehabisan, sudah gak ada lagi buat isi (oksigen)," ungkapnya.

Baca Juga: Darurat COVID-19, Luhut: 100 Persen Produksi Oksigen untuk Kesehatan

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya