9 WNI Asal Binjai Masih Terjebak di Ukraina, Minta Segera Dievakuasi!

"Kami mohon agar pemerintah segerakan proses evakuasi"

Jakarta, IDN Times - Sebuah video berisi kondisi sembilan WNI yang masih terjebak di Kota Chernihiv, Ukraina viral di media sosial. Mereka diketahui merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di pabrik plastik di Ukraina.

Dalam video tersebut, mereka mengaku sedang berlindung di dalam bungker yang berlokasi tak jauh dari pabrik plastik tempat mereka bekerja. 

Sembilan WNI itu diketahui berasal dari Binjai, Sumatera Utara. Mereka sudah bekerja di pabrik plastik di Ukraina sejak 2018 lalu. Identitas mereka bernama Iskandar, Muhammad Raga Prayuda, Amri Abas, Muhammad Aris Wahyudi, Zulham Ramadhan, Syafitra Sari Yoga, Agus Alfirian dan Dedi Irawan.

"Hari ini tepatnya pada 5 Maret 2022. Kami warga Indonesia yang berada di Kota Chernihiv ada sembilan orang dan semua berasal dari Binjai, Sumatera Utara. Kami memohon kepada pemerintah agar segerakan melakukan evakuasi," kata salah satu WNI di video itu dan viral di media sosial pada Senin, 7 Maret 2022 lalu. 

Mereka memohon agar segera dievakuasi pemerintah karena situasi di Kota Chernihiv sudah semakin tidak kondusif.

"Kami mohon agar kami segera dievakuasi. Kondisi di sini sudah gawat dan tidak aman," kata WNI itu lagi. 

Seperti yang diketahui Chernihiv sudah menjadi medan pertempuran antara militer Ukraina dan Rusia. Bahkan, dikutip dari laman Al Arabiya, pada 3 Maret 2022 lalu, sebanyak 33 orang dilaporkan tewas akibat terkena serangan udara Rusia yang sudah menyasar kawasan pemukiman warga. 

Mengapa sembilan WNI itu terjebak di Chernihiv dan tidak ikut dalam evakuasi pemulangan 80 WNI ke Tanah Air pada 3 Maret 2022 lalu?

1. WNI di Chernihiv tidak bisa keluar dan menuju KBRI Kiev karena semua jalan diblokir

9 WNI Asal Binjai Masih Terjebak di Ukraina, Minta Segera Dievakuasi!Ilustrasi gedung KBRI di Kyiv, Ukraina (Tangkapan layar Google Map)

Menurut penuturan salah satu WNI di Kota Chernihiv, Dedi Irawan, mereka tidak bisa ikut dalam rombongan WNI yang dipulangkan ke tanah air pada 2 Maret 2022 lalu, karena tak bisa keluar dari tempat bersembunyi saat ini. Semua jalan ketika itu sudah diblokir. 

"Jadi, kami tidak bisa ke mana-mana dan tidak ada yang bisa menjemput," ungkap Dedi ketika berbicara ke stasiun Metro TV pada Senin kemarin. 

Ia menjelaskan, saat ini sembilan WNI memilih bersembunyi di dalam pabrik plastik. Sebab, bungker yang sebelumnya mereka huni ternyata ikut ditempati militer Ukraina. Situasi itu, kata Dedi, sudah tidak aman sebab militer Rusia menyasar militer Ukraina. 

"Karena kan militer itu target karena kami merasa tidak aman jadi kami memilih kembali ke pabrik," ujarnya. 

Ia mengatakan saat ini kebutuhan logistik dan bahan pangan masih cukup meski mereka sedang bersembunyi agar tidak terkena sasaran militer Rusia. Dia mengaku, bahan pangan itu diantarkan oleh direktur pabrik plastik tempatnya bekerja. 

"Tapi, ya kami takut dalam kondisi kayak gini," kata dia. 

Ia menambahkan, pabrik plastik tempat mereka bekerja sudah tak lagi beroperasi sejak 12 hari lalu. 

Baca Juga: Menhan Prabowo Bantu Diplomasi ke Rusia agar Bisa Evakuasi WNI

2. WNI diminta bersiap-siap sebab bisa dijemput sewaktu-waktu oleh tim dari KBRI

9 WNI Asal Binjai Masih Terjebak di Ukraina, Minta Segera Dievakuasi!Situasi gedung apartemen di Kota Chernihiv yang hancur akibat terkena rudal dari militer Rusia (Tangkapan layar dokumentasi Pemerintah Ukraina)

Sementara, WNI lainnya yang bernama Iskandar mengatakan berdasarkan komunikasi terakhir dengan KBRI di Kiev, belum ada tanggal pasti kapan mereka dievakuasi. Namun, mereka diminta staf KBRI untuk siap-siap, sebab proses penjemputan bisa dilakukan sewaktu-waktu

"Insyaallah bisa secepatnya. Jadi, enggak perlu menunggu lagi kalau ada penjemputan," ujar WNI bernama Iskandar. 

Ia menjelaskan mengapa sembilan WNI di Chernihiv tidak bisa ikut bergabung untuk dievakuasi ke Indonesia. Menurut dia, situasi pada awal Maret di Chernihiv sudah kacau. Meski begitu, tim dari KBRI Kiev ketika itu menyampaikan tetap akan menjemput mereka. 

"Tapi, kenyataannya bus (untuk melakukan penjemputan) ada, tapi sopirnya enggak ada. Karena waktu itu kan semua orang kena darurat militer, maka tak boleh ada aktivitas lain selain bela negara. Jadi, ya mau gimana lagi," kata Iskandar pasrah. 

3. Pemerintah sedang mencarikan jalur keluar yang aman untuk mengevakuasi 9 WNI

9 WNI Asal Binjai Masih Terjebak di Ukraina, Minta Segera Dievakuasi!Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha (Dokumentasi Kemenlu)

Sementara, ketika dikonfirmasi, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha membenarkan masih ada sembilan WNI yang tertahan di Kota Chernihiv. Ia menyebut mereka sudah diketahui keberadaannya dan masuk dalam data KBRI Kiev. 

Judha mengatakan pada Senin kemarin sudah menjalin komunikasi virtual melalui zoom dengan sembilan WNI tersebut.

"Kondisi mereka saat ini aman dan pasokan logistik juga memadai," ujar Judha kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Selasa, (8/3/2022). 

Demi keselamatan sembilan WNI itu, pemerintah meminta mereka tetap berada di Kota Chernihiv. Sebab, hingga saat ini pertempuran masih terus terjadi. 

"Secara paralel, beberapa perwakilan yakni KBRI Kiev, KBRI Moskow, dan berbagai perwakilan lainnya seperti KBRI Warsawa, KBRI Bucharest, KBRI Budapest, KBRI Bratislava, PTRI New York dan PTRI Jenewa terus berkomunikasi intensif dengan berbagai pihak untuk bisa menciptakan safe passage (jalur evakuasi aman) bagi para WNI," kata dia. 

Judha menambahkan, saat ini sudah ada kesepakatan koridor kemanusiaan antara Rusia dan Ukraina.

"Kami sedang mendorong untuk detail kapan, di mana dan mekanisme humanitarian corridor itu sehingga bisa dimanfaatkan untuk bisa melakukan evakuasi WNI dengan aman," ujarnya. 

Menurut Judha, KBRI Kiev telah menyiapkan penjemputan seandainya jalur evakuasi yang aman sudah dikonfirmasi oleh kedua pihak yang bertikai. 

Baca Juga: Warganet Protes RI Tak Dukung Resolusi DK PBB yang Mengecam Rusia

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya