Antisipasi Konflik AS VS Iran, KBRI Tehran Imbau WNI untuk Hati-Hati

Presiden Trump berjanji akan serang balik Iran di 52 titik

Jakarta, IDN Times - Konflik di antara Amerika Serikat dan Iran diprediksi terus memanas usai terbunuhnya Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Mayor Jenderal Qassem Soleimani pada (3/1) lalu. Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah bersumpah akan membalaskan kematian warganya itu. 

Walaupun Presiden Donald Trump bolak-balik menyebut Soleimani banyak dibenci oleh warga Iran, namun pada faktanya ribuan warga justru berduyun-duyun mengantarnya ke tempat peristirahatan terakhir. Bagi warga Iran Soleimani adalah seorang pahlawan nasional. 

Melihat Iran terus mengancam, Trump tidak tinggal diam. Ia balas menggertak Iran dan mengancam akan menyasar 52 titik di Iran untuk diserang. 

"Angka 52 ini melambangkan warga Amerika Serikat yang disandera oleh Iran bertahun-tahun yang lalu. Beberapa (target) itu merupakan titik yang sangat tinggi dan penting bagi Iran dan kebudayaan mereka. Target-target (pejabat) itu dan Iran sendiri akan merasakan dampak serangan sangat parah. Amerika tak mau lagi ada ancaman apapun!" cuit Trump melalui akun media sosialnya pada (5/1). 

Menyadari ketegangan di antara kedua negara bisa segera naik, maka Pemerintah Indonesia melalui KBRI di Tehran mengeluarkan imbauan khusus bagi WNI yang bermukim di sana. Berdasarkan data ketika pemilu tahun 2019 lalu, terdapat sekitar 242 WNI yang berada di Iran. 

Lalu, apa isi imbauan khusus tersebut?

1. KBRI Tehran meminta agar WNI menghindari tempat yang terdapat kerumunan massa

Antisipasi Konflik AS VS Iran, KBRI Tehran Imbau WNI untuk Hati-Hati(Ilustrasi unjuk rasa di Iran) www.sundaily.com

Dalam keterangan tertulis yang dirilis pada (5/1) kemarin, KBRI mengimbau kepada WNI yang bermukim di Iran untuk menghindari tempat-tempat yang penuh dengan keramaian dan berpotensi memunculkan konflik. 

"Kami juga mengimbau agar seluruh WNI dan diaspora Indonesia di Iran agar menghindari tempat yang diduga menjadi target atau sasaran," demikian isi keterangan tertulis tersebut. 

KBRI juga meminta agar WNI mengikuti saran atau petunjuk yang diberikan terutama mengenai letak penampungan sementara (shelter) serta jalur evakuasi yang harus ditempuh yang telah ditetapkan KBRI Tehran dalam Buku Contigency Plan. 

"KBRI Tehran juga dapat dihubungi melalui nomor hotline (aktif 24 jam) yakni (0921) 2963 2269, (0937) 813 251, (0921) 205 42167, (0912) 0368 594 atau bisa juga mendatangi KBRI Tehran," demikian isi keterangan itu. 

Selain memberikan imbauan bagi WNI di Irak, Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan notifikasi serupa bagi warga RI yang bermukim di Kuwait. Walaupun, secara langsung negara itu tidak ikut terlibat dalam konflik AS VS Iran, namun kedekatan letak geografis Kuwait dinilai bisa berpotensi menimbulkan jatuhnya korban. 

Baca Juga: Pasca Serangan AS ke Iran, RI Minta Semua Pihak Menahan Diri

2. Roket mulai diluncurkan di zona hijau di dekat komplek Kedutaan AS di Baghdad Irak

Antisipasi Konflik AS VS Iran, KBRI Tehran Imbau WNI untuk Hati-Hati(Ilustrasi Kedutaan AS di Baghdad Irak) AFP PHOTO/Ahmad El-Rubaye

Sementara, di Irak, aksi balas dendam diprediksi sudah dimulai pada Sabtu (4/1) lalu. Serangan udara yang diprediksi roket menyasar zona hijau di dekat komplek Kedutaan Amerika Serikat dan Pangkalan Udara Balad. Serangan itu dikonfirmasi oleh juru bicara militer AS, Kolonel Myles B Caggins III. 

Dikutip dari stasiun berita Al Jazeera, Caggins mengatakan tidak ada korban dari serangan tersebut, termasuk pasukan Negeri Paman Sam. Namun, ia menyebut serangan tersebut bisa membahayakan warga Irak. 

3. Pemerintah AS meminta warganya agar segera meninggalkan Irak

Antisipasi Konflik AS VS Iran, KBRI Tehran Imbau WNI untuk Hati-HatiPresiden Amerika Serikat Donald Trump berpidato pada reli kampanye di Battle Creek, Michigan, Amerika Serikat, pada 18 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Sementara, pada (3/1) lalu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat meminta semua warganya yang masih berada di Irak agar segera meninggalkan negara itu. Peringatan itu dikeluarkan usai mereka melakukan serangan udara yang menewaskan Mayor Jenderal Qassim Soleimani. 

"Warga AS harus meninggalkan Irak sebisa mungkin melalui jalur udara. Apabila gagal melalui jalur itu, maka bisa juga melalui jalur darat," demikian pernyataan Deplu AS yang disebarkan ke Kedutaan mereka di Baghdad. 

Laman Times of Israel  edisi (3/1) lalu melaporkan Kedutaan AS di Baghdad tutup pada pekan lalu. Semua urusan yang menyangkut pengurusan visa dan konsuler lainnya dihentikan sementara waktu. 

Sementara, pasukan militer aliansi NATO mengatakan terus memantau situasi di Irak secara dekat. Mereka fokus pada keselamatan para penasihat militer mereka yang dikerahkan untuk bertugas di sana. 

"Keselamatan personel kami di Irak menjadi prioritas utama. Kami akan mengambil semua tindakan pecegahan yang dibutuhkan," kata mereka dalam keterangan tertulis dan dikutip media. 

Baca Juga: Berpotensi Perang, Serangan Trump ke Iran Terjadi Tanpa Izin Kongres

Topik:

Berita Terkini Lainnya