Bandara Palu Ditutup Hingga Hari Sabtu Akibat Gempa di Donggala

Kondisi Bandara Palu hancur akibat gempa 7,7 SR

Jakarta, IDN Times - Usai Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah dihantam gempa bumi berkekuatan 7,7 SR, bandara di ibukota Palu ditutup sementara waktu mulai Jumat (28/9). Keputusan itu diambil oleh AirNav Indonesia mulai malam ini. 

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan penutupan Bandara Palu berdasarkan notam (Notice to Airmen) nomor H0737/18. 

"Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri, Palu ditutup mulai 28 September pukul 19:26 WITA sampai dengan estimasi 29 September pukul 19:20 WITA karena terdampak gempa bumi," tulis Sutopo di akun media sosialnya pada Jumat malam ini. 

Lalu, bagaimana dampak dari gempa bumi di Donggala?

1. Dampak gempa berkekuatan M 7,7 terasa sangat keras

Menurut Sutopo, dampak gempa bumi berkekuatan 7,7 SR itu sangat keras. Berdasarkan analisa, guncangan gempa bahkan ikut dirasakan hingga di daerah di sekitar kota Palu hingga ke utara di wilayah Kabupaten Donggala. Wilayah itu meliput daerah Parigi, Kasimbar, Tobolf, Toribulu, Dongkalang, Sabang, dan Tinombo. 

"Di daerah-daerah tersebut memiliki intensitas VI-VII MMI. Diperkirakan di daerah ini lah yang banyak mengalami kerusakan," ujar Sutopo melalui keterangan tertulis malam ini. 

Baca Juga: [VIDEO] Tsunami Setinggi 3 Meter Terjang Kota Palu

2. Satu orang meninggal dunia akibat gempa yang mengguncang Kabupaten Donggala

Data dari BNPB, akibat gempa bumi di Kabupaten Donggala, satu orang meninggal dunia. Saat itu kekuatan gempa masih berada di angka 6 SR. Pusat gempa di darat dan kedalaman dangkal. 

"Gempa ini mengguncang wilayah Donggala, Sulawesi Tengah," kata Sutopo lagi. 

Pusat gempa berada 2 km arah utara Kota Donggala pada kedalaman 10 km. Sementara, sumber gempa berasal dari sesar Palu Koro.

Selain satu orang yang meninggal dunia, BPBD juga membenarkan ada 10 orang yang mengalami luka. 

3. BNPB mengimbau agar masyarakat tetap waspada

Sutopo menjelaskan ketika gempa terjadi, masyarakat panik dan langsung lari berhamburan. Saat peringatan dini tsunami diaktifkan tadi sore, masyarakat merespon dengan mengungsi ke empat yang lebih aman. 

Kendati gelombang tsunami sudah lewat, namun BNPB tetap mengimbau agar masyarakat tetap waspada. 

"Sebaiknya masyarakat tidak berada di dalam rumah atau bangunan karena potensi gempa susulan dapat membahayakan," kata dia melalui keterangan tertulis. 

Sutopo juga mengingatkan agar masyarakat tidak berkumpul di daerah lereng-lereng perbukitan, karena di sana mudah longsor. Hal terpenting lainnya yang tidak lupa disampaikan oleh Sutopo yakni masyarakat hanya mempercayai informasi yang terpercaya yang dikeluarkan oleh BMKG, BNPB dan BPBD.

Baca Juga: Mengenal Sejarah dan Arti Skala MMI untuk Gempa Bumi

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya