Biografi Sultan Iskandar Muda, Pengusir Portugis dari Tanah Rencong

Di bawah kepemimpinannya, Aceh menikmati kejayaan

Jakarta, IDN Times - Bila mendengar nama Sultan Iskandar Muda, yang ada di benak publik adalah jalan protokol di area Jakarta Selatan atau bandar udara megah di Aceh. Padahal, di bawah kepemimpinan Iskandar Muda, Aceh meraih kejayaannya dan ditakuti oleh para penjajah. 

Dikutip dari buku Agama dan Perubahan Sosial karya Djokosurjo, nama asli Iskandar Muda adalah Perkasa Alam. Nama Iskandar Muda diberikan saat ia dinobatkan sebagai pemimpin Kesultanan Aceh Darussalam pada tahun 1607 lalu. 

Iskandar yang dipilih sebagai sultan selanjutnya menggantikan Sultan Ali Riayat Syah yang wafat karena rekam jejaknya mengerahkan anak-anak di Aceh untuk melawan Portugis. Ketika itu Portugis menginginkan rempah-rempah dan komoditas lada yang banyak terdapat di Aceh. 

Menurut buku Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa karya Slamet Muljana tahun 2005, orang-orang Portugis bisa diusir dari Bumi Serambi Mekkah tahun 1606. Melihat Portugis berhasil dipukul mundur, membuat nyali Belanda dan Inggris yang ingin menjajah Aceh menjadi ciut. 

Lalu, bagaimana biografi Sultan Iskandar Muda hingga akhirnya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia?

1. Di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaan

Biografi Sultan Iskandar Muda, Pengusir Portugis dari Tanah RencongIlustrasi Aceh (Timmy si Robot)

Usai dinobatkan sebagai Sultan, Iskandar Muda langsung menyusun strategi untuk mengusir penjajah Portugis. Ia merangkul negeri-negeri dan semua pelabuhan di sekitar Selat Malaka agar tidak mudah dipengaruhi oleh bangsa lain. 

Iskandar Muda juga melakukan pelayaran dan menaklukan daerah di sekitarnya. Pada tahun 1612, ia berhasil menaklukan Deli. Lalu, menyusul Johor di tahun 1613. 

Kemudian, berturut-turut ia menaklukan Bintan, Pahang, Kedah dan Nias. Khusus untuk wilayah Nias, ditaklukkan oleh Iskandar Muda pada tahun 1624-1625. 

Dengan begitu, Iskandar Muda sekaligus memperluas wilayah kekuasaannya dan terbentang dari sebagian besar pantai barat dan pantai timur Sumatera. Kutaraja yang kini dikenal dengan nama Banda Aceh adalah area transit yang jadi penghubung perdagangan dengan dunia barat. 

Maka, tak heran banyak kapal-kapal asing yang kemudian melepas jangkar di Kutaraja, sambil bertransaksi lada. Ketika itu rempah-rempah, termasuk lada menjadi komoditas paling dicari di dunia barat. Aceh pun resmi menjadi pusat perdagangan lada terbesar di dunia pada abad ke-17. 

 

Baca Juga: Sejarawan: Nasionalisme Orang Aceh Kepada Indonesia Tidak Mudah Luntur

2. Sultan Iskandar Muda kerap menggunakan strategi konfrontasi melawan Portugis

Biografi Sultan Iskandar Muda, Pengusir Portugis dari Tanah RencongIlustrasi terbentuknya negara Indonesia (www.anri.go.id)

Di saat kerajaan lain bersedia menerapkan strategi negosiasi dengan penjajah. Sultan Iskandar Muda tak takut menerapkan strategi berkonfrontasi dan melakukan serangan terbuka. 

Ia memimpin peperangan melawan Portugis pada 1615 hingga 1629. Pada serangan pertama di tahun 1615, Sultan Iskandar Muda mengalami kekalahan. Tetapi, ia tidak menyerah dan kembali bangkit menyusun kekuatan. Ia kemudian melakukan serangan lanjutan di tahun 1629. 

Akibat serangan bertubi-tubi, pasukan Portugis sempat terkepung dan hampir saja menyerah. Namun, Portugis mendapatkan bantuan dari wilayah lain seperti Johor, Pahang, Patani, Goa, dan India. Padahal, dulunya wilayah itu sempat dikuasai oleh Aceh, tetapi berhasil diambil alih oleh pasukan Portugis. 

Serangan Sultan Iskandar Muda berhasil dipatahkan. Usai mengalami kegagalan untuk kali kedua, ia memilih fokus untuk menata kondisi di dalam kerajaannya. Salah satunya, ia membuat peraturan yang menjamin kesejahteraan rakyat. 

3. Pemerintah menganugerahkan penghargaan pahlawan nasional

Biografi Sultan Iskandar Muda, Pengusir Portugis dari Tanah RencongFoto Sultan Iskandar Muda (https://direktoratk2krs.kemsos.go.id/)

Mengutip situs resmi Kemendikbud, Sultan Iskandar Muda memiliki seorang istri yang berasal dari Kesultanan Pahang. Putri yang dinikahi Iskandar Muda kerap dikenal dengan nama Putroe Pahang. 

Di Aceh, ditemukan sebuah taman yang diberi nama Putroe Pahang yang menandakan keberadaan putri itu benar adanya. Sultan Iskandar Muda wafat pada 27 September 1636 di Banda Aceh. Usianya ketika itu baru 43 tahun.

Data dari situs resmi Kementerian Sosial mencatat Sultan Iskandar Muda diberi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah pada 14 September 1993 lalu melalui surat keputusan 077/TK/1993. 

Biografi Sultan Iskandar Muda, Pengusir Portugis dari Tanah RencongData pahlawan nasional dari Kementerian Sosial (https://direktoratk2krs.kemsos.go.id/)

Baca Juga: Besok, 3 Ribu Eks Kombatan GAM Akan Berkumpul di Makam Hasan Tiro

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria
  • Bella Manoban

Berita Terkini Lainnya