Capim Antam Novambar: Kok KPK Gelisah Kalau Polisi Masuk ke Sana?

"Logika saja, kalau saya salah gak mungkin ke KPK"

Jakarta, IDN Times - Capim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari unsur kepolisian, Irjen (Pol) Antam Novambar mengaku heran mengapa institusi antirasuah begitu khawatir apabila ia terpilih sebagai komisioner lembaga tersebut. Padahal, rumor ia pernah mengancam akan membunuh eks Plt Direktur Penyidik KPK, Endang Tarsa, sama sekali tidak benar. Forum uji publik dan wawancara digunakan oleh Antam untuk mengklarifikasi hal tersebut. 

Isu tersebut pertama kali muncul ketika diberitakan oleh Majalah Tempo tahun 2015 lalu. Namun, alih-alih ia langsung klarifikasi empat tahun lalu, Antam justru menunggu momen ketika hendak melamar menjadi pimpinan KPK. 

"Kalau saya jawab satu-satu, kan capek. Nah, ini kan ada momen pada kumpul (jurnalis) harus saya sampaikan apa adanya, apa yang sesungguhnya terjadi. Saya juga gak perlu bersumpah, logikanya saja," kata pria yang kini menjabat sebagai Wakil Kepala Bareskrim Mabes Polri itu di gedung Kemensetneg pada Selasa (27/8). 

Ia kemudian coba mengajak publik untuk berpikir, apabila ia merasa benar-benar bersalah dan mengancam untuk membunuh eks petinggi KPK, tidak mungkin bisa dengan leluasa mendaftar jadi calon pimpinan. 

"Kalau saya salah (terbukti mengancam orang), orang gila itu saya masuk ke sana. Betul gak? Kok jadi mereka yang gelisah kalau saya masuk ke sana (KPK)," tanya Antam lagi. 

Bahkan, ketika Endang mengajukan surat untuk pensiun dini, ia mengaku tidak mempersulitnya. 

"Saya ketika itu ikhlas dan ridho. Malah, ada anggota saya yang mengatakan agar surat pensiunnya ditahan dulu, saya katakan jangan," tutur dia. 

Dalam pemberitaan Majalah Tempo empat tahun lalu, Antam diduga akan membunuh Endang, karena ia menolak untuk menjadi saksi meringankan bagi Budi Gunawan. Ketika itu, Budi dijadikan tersangka karena diduga memiliki rekening gendut. Gara-gara status tersangka itu, Budi gagal menjadi Kapolri. 

Sementara, dalam pandangan Antam, status tersangka yang disematkan ke Budi merupakan salah satu bentuk kriminalisasi yang dilakukan oleh KPK. Oleh sebab itu, apabila ia nanti masuk menjadi pimpinan, ia tidak akan membiarkan institusi antirasuah mampu menggiring opini semacam itu. Termasuk mengubah persepsi bahwa Polri hendak melemahkan KPK apabila berada di dalam institusi itu. 

"Saya berniat ke sana untuk mengubah. Mungkin kalau saya ke sana, mengubah zona nyaman (di KPK). Siapa yang tidak nyaman dengan kewenangan, kehebatan di dalam UU KPK sekarang. Yang ada di dalam (KPK) pasti merasa nyaman," kata Antam. 

Ikuti terus laporan mengenai uji publik capim KPK di IDN Times ya. 

Baca Juga: [BREAKING] Capim Antam Novambar Bantah Pernah Teror Eks Petinggi KPK

Topik:

Berita Terkini Lainnya