Golkar Ungkap Ada Bentrok di Internal PDIP Gegara Ganjar Unggul

Elektabilitas Ganjar sudah 31,7 persen, Puan cuma 1,5 persen

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Lodewijk F. Paulus mengungkapkan ada bentrok di internal PDI Perjuangan. Hal itu dipicu elektabilitas Ganjar Pranowo yang lebih unggul dibandingkan Puan Maharani.

Sebagai gambaran, berdasarkan hasil survei Charta Politika yang dilakukan pada periode 8-16 Desember 2022, elektabilitas Ganjar telah mencapai 31,7 persen. Sedangkan, elektabilitas Puan ada di angka 1,5 persen.  

Hal tersebut, kata Lodewijk merupakan dampak negatif dari 'serangan udara'. Serangan tersebut dilakukan dengan sosialisasi menggunakan spanduk, baliho, media sosial hingga lembaga survei. 

Ia mengatakan 'serangan udara' itu dinilai cukup ampuh untuk mempengaruhi publik. Bahkan, bisa memecah belah partai. Hal tersebut, kata Lodewijk yang kini sedang terjadi di internal PDIP. 

"Dampak dari serangan udara, bisa kita lihat kepada tetangga kita, PDIP. Saat seorang Ganjar surveinya tinggi, dan seorang Puan surveinya rendah, apa yang terjadi? Bentrok di dalam dan sampai sekarang kita rasakan," ungkap Lodewijk ketika memberikan sambutan di pembukaan Rapat Pimpinan Daerah II Partai Golkar Sumut di Hotel Santika, Medan pada Kamis (22/12/2022). 

Ia menambahkan efek jahat dari serangan udara juga dapat dirasakan oleh internal Partai Golkar. Bila hasil survei terhadap partai berlambang pohon beringin itu rendah, maka juga akan terjadi bentrok antar kader. 

"Saat survei Golkar rendah, mungkin saya gak tahu teman-teman di provinsi, tapi di pusat, di Jakarta, saat survei kami turun, ada yang menjadi pembela, ada yang complaint. Tetapi ada juga yang bertahan. Akhirnya kami pecah, ribut di WA grup DPR RI," kata dia lagi. 

Lalu, apa strategi Golkar untuk meningkatkan elektabilitas sang ketua umum, Airlangga Hartarto? Apa pula komentar PDIP soal adanya bentrokan di internal partai berlambang banteng dengan moncong putih tersebut?

1. PDIP tegaskan partainya solid dan siap bertarung di Pemilu 2024

Golkar Ungkap Ada Bentrok di Internal PDIP Gegara Ganjar UnggulGubernur Ganjar Pranowo (kiri) dan Ketua DPR Puan Maharani (kanan) (ANTARA FOTO/Dokumentasi DPR)

Pernyataan Lodewijk itu, kemudian direspons oleh Ketua DPP PDIP bidang kehormatan, Komarudin Watubun. Ia mengatakan saat ini kondisi di internal PDIP masih kompak dan solid untuk menghadapi pemilu 2024. Ia juga membantah ada bentrokan di internal parpol karena elektabilitas Ganjar lebih tinggi dari Puan. 

"Saya mau sampaikan untuk menanggapi kabar itu bahwa semua parpol di republik ini, partai yang paling solid dan siap untuk bertarung (di pemilu 2024) adalah PDIP. Jadi, kabar itu sama sekali tidak benar," ungkap Komarudin kepada media di Jakarta pada Jumat (23/12/2022). 

Ia menambahkan boleh-boleh saja Lodewijk menganalisa internal PDIP. Menurutnya wajar bila di internal PDIP, ada yang pro Ganjar maupun Puan. Tetapi, yang penting keduanya merupakan kader PDIP. 

"Bahwa ada teman-teman yang lebih pro ke Puan ada yang pro ke Ganjar ya itu biasa kan? Tetapi, yang harus dimengerti dan harus tahu bahwa keduanya adalah kader partai. Jadi, sebenarnya tidak ada masalah bagi kami," tutur dia. 

Baca Juga: Ridwan Kamil Diperebutkan PAN dan Golkar, Bakal Pilih Mana ya?

2. PDIP bantah telah terjadi perpecahan di internal parpol

Golkar Ungkap Ada Bentrok di Internal PDIP Gegara Ganjar UnggulKetum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berfoto bersama awak media di hari terakhir rakernas. (dok. PDIP)

Lebih lanjut, Komaruddin mengatakan, PDIP merupakan satu-satunya partai yang bisa mengajukan sendiri calon presiden di pemilu 2024 tanpa harus berkoalisi. Sedangkan, PDIP mengaku punya stok capres yang cukup. Maka, ia menegaskan tidak ada perebutan tiket emas capres. 

"Jadi, kami tidak ada rebut-rebutan (tiket emas capres), karena kewenangan menentukan capres itu adalah hak prerogatif ketum yang diserahkan dalam Kongres ke-5 di Bali. Jadi, kami sekarang dalam menunggu waktu untuk momentum itu. Politik itu bicara momentum. Momentum-momentum yang tepat untuk Bu Mega mengumumkan calon dan seluruh kader siap mengamankannya," ujar Komaruddin. 

"Tidak ada juga perpecahan. Perpecahan itu terjadi kalau ada keputusan sudah partai diambil lalu ada kelompok si A atau kelompok si B (yang memilih calon lain). Tetapi PDIP itu sudah punya mekanisme internal yang bagus. Pemimpin partainya pun kuat. Jadi sebenarnya tidak ada perpecahan, kami hanya menunggu keputusan," tutur dia lagi. 

3. Puan sulit berikan efek ekor jas bagi PDIP

Golkar Ungkap Ada Bentrok di Internal PDIP Gegara Ganjar UnggulKetua DPR RI Puan Maharani (dok. Pribadi/Puan Maharani)

Sementara, berdasarkan hasil survei Charta Politika, pada periode 4-12 November 2022, menunjukkan mayoritas pemilih PDIP akan tetap mencoblos Ganjar Pranowo sebagai capres meski nantinya tak diberi tiket untuk maju di Pemilu 2024. Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan dari sampel jumlah pemilih Ganjar dan PDIP yang mencapai 200, ada 87,5 persen responden yang mengatakan bakal tetap memilih Gubernur Jawa Tengah tersebut meski nantinya tak diusung oleh PDIP.

Sedangkan, hanya 5 persen yang urung memilih Ganjar jika Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tak mengusungnya menjadi capres 2024. "Ini menandakan daya rusaknya lebih kecil. Jadi, dari simulasi ini bisa dilihat kecenderungan apabila terjadi split di antara koalisi pendukung Ganjar dan PDIP, justru yang akan mengalami kerugian adalah PDIP. Ini di luar sikap dari Ganjar dan PDIP yang nantinya masing-masing mengambil keputusan apa," ungkap Yunarto pada (2/12/2022).

Yunarto mengatakan, dengan hasil itu, diambil kesimpulan bahwa Ganjar bisa memberikan efek ekor jas bagi PDIP dalam Pemilu 2024 ketimbang Puan Maharani. Berdasarkan survei Charta Politika yang dilakukan pada 4-12 November 2022, elektabilitas Ganjar sudah mencapai 32,6 persen, sedangkan, PDIP mencapai 21,7 persen. 

"Efek ekor jas itu kan hanya bisa diberikan ketika calon Presiden yang diusung punya elektabilitas lebih tinggi dibandingkan partai yang mengusung. Jadi, ketika elektabilitas capresnya 30 persen, elektabilitas partainya 20 persen, ya sudah pasti efek ekor jas didapatkan. Yang tidak mungkin adalah berharap efek ekor jas kepada capres yang elektabilitasnya lebih rendah dari partai itu sendiri. Justru, elektabilitas partai terancam ikut terkerek ke bawah," tutur dia kepada IDN Times, Kamis (1/12/2022). 

Ia memberikan contoh, Airlangga Hartarto dan Puan Maharani yang diprediksi sulit memberikan efek ekor jas kepada partai yang mengusungnya. Sebab, elektabilitas mereka lebih rendah dibandingkan elektabilitas masing-masing parpol. 

"Elektabilitas Airlangga (di survei) kan tidak mencapai 2 persen, sedangkan (elektabilitas) Golkar sudah mencapai 10 persen. Sementara, Mbak Puan yang elektabilitas 1,6 persen memberikan efek ekor jas kepada partai yang (elektabilitas) 21 persen," katanya. 

Baca Juga: Bocorkan Ciri Partai yang Bakal Gabung KIB, Airlangga Singgung Bola

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya