3 Hal Ini Ditawarkan Indonesia dalam Interfaith Dialogue dengan Rusia

Dialog diikuti langkah kongkrit

Moskow, IDN Times - "Dialog sangat penting untuk mencari solusi dan titik temu. Namun saya berharap dialog kali ini menghasilkan langkah kongkrit," kata Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Indonesia, Cecep Herawan. 

Cecep merujuk kepada pelaksanaan dialog kedua antar agama dan antar media antara Indonesia dan Rusia yang diadakan di Moskow tanggal 13-15 September 2018. 

Dialog ini melibatkan pejabat dari pemerintahan kedua negara, pemimpin antar agama dan pemimpin media. Delegasi Indonesia yang menyampaikan pokok pikirannya dalam dialog ini adalah Staf khusus Presiden bidang agama untuk internasional, Siti Ruhaini Dzuhayatin, stafsus wapres bidang reformasi birokrasi Azyumardi Azra, Sekretaris Jenderal Dewan Gereja-Gereja Indonesia Pendeta Gomar Gultom,  dan Kepala Hubungan Internasional Majelis Budha Indonesia Phillip K. Widjaja.

Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis mewakili pihak media dalam delegasi Indonesia.

Setelah seharian bertukar pandangan dan berbagi pengalaman, delegasi Indonesia yang dipimpin Dirjen Cecep bersepakat dengan delegasi Rusia yang dipimpin oleh Konstantin Shuvalov, duta besar di Kemenlu Rusia yang menangani urusan dengan negara anggota Organisasi kerjasama Islam (OKI).

Dialog dipimpin oleh Albir Krganov, Mufti di Organisasi Muslim Rusia dan berlangsung di Gedung Civic Chamber di Moskow, Jumat (14/9). 

Apa saja hasil dialog itu?

1. Pemberantasan terorisme dan ekstremisme menjadi topik bahasan penting

3 Hal Ini Ditawarkan Indonesia dalam Interfaith Dialogue dengan Rusia2nd Indonesia-Russia Interfaith and Intermedia Dialogue (IDN Times/Uni Lubis)

Delegasi kedua negara bertemu untuk membahas tema "Forging A Resilient State and Civil Society Towards Religious Harmony". 

Sub tema yang dibahas adalah tren terkini dan tantangan dalam mengelola kemajemukan dan mempromosikan toleransi dan harmoni dalam beragama. Dibahas pula pendekatan yang dilakukan Indonesia dalam memberantas terorisme, radikalisme dan ekstremisme dengan kekerasan.

Dialog juga menghadirkan wakil dari media yang membahas peran pilar keempat dalam demokrasi dalam mempromosikan  toleransi di masyarakat yang majemuk, serta bagaimana melawan informasi palsu dan berita bohong di era media sosial.

Baca Juga: Indonesia-Rusia Gelar Interfaith dan Intermedia Dialogue Kedua

2. Kedua pihak sepakat lanjutkan dialog untuk bangun pemahaman di antara masyarakat dan budaya

3 Hal Ini Ditawarkan Indonesia dalam Interfaith Dialogue dengan Rusia(Seorang Mufthi tengah melihat Masjid Mira Prospect di Moskow, Rusia) IDN Times/Uni Lubis

Menurut Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Cecep Irawan kedua pihak berkomitmen untuk melanjutkan hubungan bilateral yang sudah terjalin dengan baik dan diwarnai persahabatan. 

"Terutama untuk mempromosikan dan mendorong dialog antara warga di kedua negara. People to people contact di bidang sosial dan budaya," kata Cecep. 

Albir Krganov mengatakan kedua pihak sepakat akan pentingnya dialog antar agama dan antar media untuk mempromosikan sikap saling menghargai dan membangun pemahaman yang sama di antara kedua masyarakat dan budaya. 

"Dialog ini juga penting dalam kaitan dengan perlindungan atas kemerdekaan beragama dan berekspresi, juga dalam mencegah dan memberantas ekstremisme dengan kekerasan, radikalisme dan terorisme," kata dia. 

3. Pemerintah Indonesia menawarkan beasiswa untuk lima mahasiswa Rusia

3 Hal Ini Ditawarkan Indonesia dalam Interfaith Dialogue dengan Rusia2nd Indonesia-Russia Interfaith and Intermedia Dialogue (IDN Times/Uni Lubis)

Saat menyampaikan kesimpulan, Dirjen Cecep menyampaikan Indonesia melalui kementerian agama memberikan beasiswa untuk lima mahasiswa Rusia untuk belajar tentang Islam di Universitas Islam Negeri.

"Indonesia melalui kemlu juga akan mengundang dua peserta dari Rusia untuk ikut International Interfaith Youth Camp di Indonesia tahun 2019," kata Cecep.

Indonesia melalui kemenag juga akan mengundang peserta dari Rusia untuk ikut Youth Camp for Future Faith Leaders di Indonesia tahun 2019. Albir Krganov menyampaikan apresiasi atas tawaran kongkrit dari Indonesia.

Duta Besar RI untuk Rusia Muhammad Wahid Supriyadi yang mendampingi delegasi Indonesia mengatakan, lewat dialog antar kedua negara, diharapkan tumbuh saling pengertian. "Orang Rusia kenalnya Bali. Sedangkan warga Indonesia mengira Rusia dan Putin itu komunis," ujar Wahid.

Di bagian akhir, kedua pihak sepakat, dialog antar kepercayaan ketiga akan dilakukan di Indonesia. 

Baca Juga: Ketika Presiden Putin Gencar Mendekati Penganut Islam di Rusia

Topik:

Berita Terkini Lainnya