KSAL Klaim Laut Natuna Utara Aman, Tak Ada Intimidasi Kapal Asing

Yudo minta warga agar lapor bila ada intimidasi kapal asing

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono memastikan, kondisi di Laut Natuna Utara aman dan tak ada intimidasi dari kapal-kapal asing. Untuk memastikan hal tersebut, Yudo memerintahkan Gugus Tempur Laut Komando Armada I sebagai pengendali taktis operasi.

Personel TNI AL, kata Yudo, rutin memantau dari udara kondisi di Laut Natuna Utara. Mereka menggunakan pesawat patroli maritim (patmar) TNI AL untuk melakukan pemantauan. 

"Berdasarkan patroli maritim TNI AL terlihat beberapa KRI yang sedang melaksanakan operasi dalam penegakan hukum dan kedaulatan di perairan yurisdiksi nasional, tepatnya di wilayah perairan Natuna Utara," ungkap Yudo seperti dikutip dari keterangan tertulis TNI AL, Selasa (18/10/2022).

Bahkan, Yudo mempersilakan media untuk dapat menyaksikan secara langsung pengamanan di lapangan yang telah dilakukan oleh TNI AL seperti kegiatan patroli rutin yang dilakukan oleh Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), dan unsur pesawat udara intai maritim TNI AL di wilayah perairan Natuna Utara.

"Sampai dengan saat ini situasi Laut Natuna Utara dalam keadaan aman dan terkendali," kata dia lagi. 

Ia menambahkan, dalam rangka menjaga kedaulatan wilayah perairan Indonesia, TNI AL mengerahkan sejumlah alutsista seperti lima KRI, satu pesawat udara, dan satu helikopter. Mereka tergabung dalam unsur gelar operasi untuk penegakan wilayah di area Laut Natuna Utara. 

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan oleh nelayan lokal bila menemukan kapal asing yang coba mengintimidasi mereka?

1. KSAL Yudo sebut Indonesia menjamin hak lintas damai untuk kapal-kapal asing saat di ZEE RI

KSAL Klaim Laut Natuna Utara Aman, Tak Ada Intimidasi Kapal AsingKepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono (www.instagram.com/@tni_angkatan_laut)

Yudo menambahkan, TNI AL sudah melakukan sosialisasi kepada para nelayan di wilayah Natuna mengenai laut internasional, batas-batas laut di Laut Natuna, standar keselamatan pelayaran dan prosedur pelaporan masyarakat bila terjadi sesuatu di laut. Hal itu, kata Yudo, dilakukan secara rutin oleh Koarmada I. 

"Maka, situasi di Laut Natuna Utara seluruhnya dalam keadaan aman, tidak seperti yang banyak diberitakan mengenai kegiatan intimidasi yang dilakukan oleh kapal negara asing," kata Yudo. 

Ia juga menambahkan bahwa Indonesia menjamin hak lintas damai untuk kapal-kapal internasional saat berada di dalam ZEE Indonesia selama mereka berlayar. Asal, kata Yudo, mereka terus berlayar dan tidak lego jangkar dan tak melakukan kegiatan ilegal. 

"Sesuai dengan perundang-undangan, kegiatan itu diizinkan yang juga disebut freedom navigation," tutur dia. 

Yudo juga meminta kepada masyarakat bila mendapat intimidasi dari kapal negara lain saat berlayar di ZEE Indonesia, agar segera melapor kepada satuan TNI AL terdekat seperti lanal atau kapal-kapal perang TNI AL yang berpatroli setiap harinya. Ia berjanji pelaporan itu bakal ditindaklanjuti. 

Baca Juga: KSAL Minta Nelayan Natuna Lapor ke Pangkalan Bila Diadang Kapal Asing

2. TNI AL akan respons secara diplomatik bila ada kapal asing yang usir nelayan RI

KSAL Klaim Laut Natuna Utara Aman, Tak Ada Intimidasi Kapal AsingBakamla RI mengusir kapal coast guard Tiongkok di Laut Natuna Utara (Dokumentasi Bakamla)

Lebih lanjut, Yudo pernah menyebut bila peristiwa pengadangan kapal nelayan lokal oleh kapal asing kembali terulang, maka pihaknya akan memprotes hal tersebut.

"Secara diplomatik akan saya protes. Secara nyata pasti akan kami hadapi dengan kapal kami, karena gak boleh mereka (kapal asing) mengusir kapal nelayan kita di wilayah ZEE," ujar Yudo. 

Sementara, nelayan lokal Natuna, Dedi, turut mengabadikan posisi koordinat kapal CCG 06 15 393 N, 109 37 324 E. Lokasi itu tepat berada di kawasan ZEE Indonesia.

Dedi mengisahkan, kapal CCG itu tidak hanya melintas tetapi juga mengadang. Kapal CCG kemudian mengitari kapalnya selama 15 menit.

"Saya mau melintas menuju koordinat satu lagi. Dia datang dari depan mengadang saya, kemudian mengelilingi saya. Ibarat kita bawa motor, dikelilingi orang, bagaimana rasanya," ungkap Dedi seperti dikutip dari laman Mongabay, Kamis (22/9/2022). 

Ia pun mengaku siap mati lantaran yakin masih berada di perairan Indonesia. Dedi merupakan nelayan lokal Natuna yang memiliki kapal berukuran di bawah 30 gross tonnage.

"Bagi saya kalau masih (di perairan) Indonesia, saya berani mati!" katanya. 

3. Kapal penjaga perbatasan pantai China diduga ingin intimidasi nelayan Natuna

KSAL Klaim Laut Natuna Utara Aman, Tak Ada Intimidasi Kapal Asing

Sementara, Ketua Aliansi Nelayan Natuna (ANN), Hendri, membenarkan pada 8 September 2022, seorang nelayan tradisional bernama Dedi sempat diadang oleh kapal penjaga perbatasan pantai China (CCG). Dedi sempat mengabadikan momen ketika kapal dengan nomor lambung 5403 itu melaju perlahan di depan kapal penangkap ikannya. 

Menurut Hendri, tindakan kapal CCG kepada nelayan lokal merupakan intimidasi. Pasalnya, kapal CCG itu tidak hanya melintas damai tetapi sudah melakukan manuver dengan cara memutari kapal nelayan.

"Ini intimidasi agar kapal (nelayan) Natuna bergeser," kata Hendri, pada 12 September 2022 lalu. 

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri mengaku sudah meminta klarifikasi kepada Kedutaan China di Jakarta terkait peristiwa pengadangan kapal nelayan tradisional di Natuna pada 8 September 2022 lalu.

"Kami sudah meminta klarifikasi kepada Kedutaan China di Jakarta pada pekan lalu," ujar Juru Bicara Kemlu, Teuku Faizasyah, kepada IDN Times melalui pesan pendek. 

https://www.youtube.com/embed/aJD27BmIW7U

Baca Juga: Bakamla: Ribuan Kapal Asing Masuk ke Laut Natuna, Termasuk dari China

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya