Menlu Bantah UAS Ditolak Masuk ke Singapura Atas Pesanan Pemerintah

Singapura menolak meminta maaf telah tolak masuk UAS

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membantah persepsi yang terbentuk bahwa penceramah Abdul Somad Batubara ditolak masuk ke Singapura atas pesanan Pemerintah Indonesia. Justru usai mendengar informasi tersebut, KBRI di Singapura langsung bergerak untuk meminta informasi kepada otoritas di Negeri Singa. Sebab, pemerintah memiliki hak untuk bertanya. 

"Dapat kami tegaskan bahwa tidak ada pesanan sama sekali dari pihak Indonesia (agar Singapura menolak masuk Ustaz Abdul Somad)," ungkap Retno ketika menghadiri rapat kerja dengan Komisi I DPR, dikutip dari YouTube,  Kamis (2/6/2022). 

Pihak Singapura pun, kata Menlu perempuan pertama di Indonesia itu, juga sudah memberikan penjelasan soal alasan mereka menolak masuk penceramah yang akrab disapa UAS itu. Pertanyaan yang disampaikan oleh anggota Komisi I dari Fraksi PDI Perjuangan, Mukhlis itu, diduga dipicu pernyataan UAS yang menyebut ia juga pernah ditolak masuk ke Timor Leste pada 2018 lalu. Saat itu, petugas imigrasi di Timor Leste mengatakan, UAS ditolak masuk karena ada permintaan dari Jakarta.

UAS ditolak masuk ke Singapura pada 16 Mei 2022 lalu. Saat itu, ia dan keluarganya hendak berlibur selama dua hari di Negeri Singa. 

Namun, ketika ia hendak melangkah keluar dari Pelabuhan Tanah Merah, petugas imigrasi melarang UAS. Ia dan keluarga dilarang masuk. Lalu, dikembalikan ke Batam dengan menumpang kapal yang terakhir.

Belakangan, otoritas Singapura memberikan penjelasan UAS ditolak karena dianggap sebagai penceramah ekstremis. Ceramahnya dianggap dapat berpotensi membawa perpecahan bagi warga di Singapura.

Apakah ini berarti UAS akan ditolak masuk ke Singapura secara permanen?

1. Singapura tidak akan meminta maaf karena telah tolak masuk UAS

Menlu Bantah UAS Ditolak Masuk ke Singapura Atas Pesanan PemerintahUstaz Abdul Somad. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri dan Hukum Singapura K. Shanmugam menegaskan, pemerintahnya ogah menyampaikan permintaan maaf usai menolak masuk penceramah Ustaz Abdul Somad Batubara. Menurut Shanmugam, keputusan yang diambil dengan menolak masuk UAS, sudah tepat.

Apalagi, menurut keterangan Shanmugam, Singapura pernah menahan remaja berusia 17 tahun yang menjadi radikal usai menonton ceramah UAS di YouTube. Peristiwa itu terjadi pada Januari 2020 lalu. 

"Ia menyaksikan ceramah Somad di YouTube mengenai bom bunuh diri. Lalu, pemuda ini mulai meyakini bila Anda berjuang bagi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) dan bila Anda salah satu pelaku bom bunuh diri, Anda akan mati sebagai martir dan akan diberi pahala di surga. Jadi, Anda semua bisa menyaksikan bahwa ceramah Somad membawa dampak nyata," kata Shanmugam ketika menyampaikan keterangan pers dan dikutip dari situs resmi Kementerian Dalam Negeri Negeri Singapura pada 24 Mei 2022 lalu.

Otoritas Singapura menyadari bahwa UAS adalah sosok penceramah yang populer di Indonesia. Negeri Singa mencatat bahwa UAS memiliki 6,5 juta pengikut di Instagram, 2,7 juta subscribers di YouTube dan lebih dari 700 ribu pengikut di Facebook. 

"Ini berdasarkan pandangan saya pribadi. Dengan menolaknya masuk, malah memberikan ketenaran dan panggung. Sehingga, ia memaksimalkan penggunaan ketenaran itu dan menyatakan bakal kembali mencoba masuk ke Singapura," katanya. 

Shanmugam menegaskan, sejak awal pemerintahnya sudah menerapkan prinsip tak ada toleransi terhadap pendekatan ceramah yang menyebarkan kebencian dan ideologi perpecahan. Kebijakan tersebut dibuat bukan untuk menyasar individu atau agama tertentu. 

"Posisi kami sama untuk semua individu dan agama," tutur dia tegas. 

Baca Juga: Singapura Klaim Remaja 17 Tahun Jadi Radikal Usai Tonton Ceramah UAS

2. Singapura pertanyakan mengapa pendukung tak protes negara lain yang pernah tolak UAS

Menlu Bantah UAS Ditolak Masuk ke Singapura Atas Pesanan PemerintahMenteri Dalam Negeri dan Hukum Singapura, K. Shanmugam (www.twitter.com/@kshanmugam)

Di sisi lain, Shanmugam mengaku bingung dengan sikap pendukung UAS. Sebab, berdasarkan catatan yang ada, bukan kali pertama UAS ditolak masuk ketika hendak menjejakan kaki ke negara lain. 

Pada Desember 2017 lalu, ia ditolak masuk ke Hong Kong. UAS bahkan mengakui pada 2018 lalu ia juga pernah ditolak masuk ke Timor Leste. Beberapa negara Eropa seperti Jerman, Inggris, dan Swiss dikabarkan juga pernah menolak masuk UAS.

"Saya mempertanyakan apakah para pendukung Somad juga akan mengancam China karena pernah menolaknya masuk ke Hong Kong? Apakah mereka juga akan mengancam beberapa negara Eropa yang juga tak mengizinkannya masuk? Atau mereka hanya berani bersikap ke Singapura tetapi tidak ke negara lainnya?" tanya Shanmugam. 

Ia bahkan menyebut, mayoritas warga Singapura dari semua ras dan agama justru mendukung keputusan pemerintah untuk menolak masuk UAS. Shanmugam membantah dengan tegas, keputusannya melarang masuk UAS bukan karena ia beragama Islam. 

"Ia dilarang masuk karena memiliki pandangan yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di Singapura," kata dia. 

Pemerintah Singapura, katanya, bakal terus melanjutkan kebijakan tak ada toleransi terhadap berbagai bentuk pernyataan dan ideologi yang mengajarkan kebencian. "Kami juga akan memberikan perlindungan bagi semua pemeluk agama secara setara," tutur dia lagi. 

3. Pengamat menilai Singapura bukan negara Islamophobia meski tolak masuk UAS

Menlu Bantah UAS Ditolak Masuk ke Singapura Atas Pesanan PemerintahDirektur eksekutif lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI), Burhanuddin Muhtadi. (IDN Times/Angelia Nibennia Zega)

Sementara, menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI), Burhanuddin Muhtadi, peristiwa penolakan Ustaz Abdul Somad (UAS) masuk ke Singapura bukan berarti otoritas di sana Islamophobia. Sebab, pemuka agama yang ditolak masuk ke Negeri Singa bukan hanya UAS. 

Mereka juga pernah menolak masuk pendeta Kristen asal Amerika Serikat, Lou Engle. Pemuka agama itu ditolak masuk usai otoritas Singapura menemukan ceramahnya pada Maret 2018 justru merendahkan pemeluk agama Islam. 

"Bila melihat Singapura sebagai negara yang multikultural, mereka bisa dikatakan punya semacam trauma untuk menjaga harmoni di tengah masyarakat. Oleh sebab itu, otoritas di sana menerapkan definisi yang sangat  ketat apa itu ekstremisme. Itu yang membuat mereka menolak (UAS), termasuk pastor dari AS yang menghina Islam, dia juga ditolak masuk ke Singapura," ungkap Burhanuddin kepada media pada 20 Mei 2022. 

"Menurut saya, kita jangan buru-buru menyebut bahwa penolakan UAS ini bentuk Islamophobia," sambung dia. 

Burhanuddin pun menemukan video berisi ceramah UAS yang menyebabkan ia dicap ekstremis dan ditolak masuk ke Singapura. Seperti ceramahnya yang membolehkan bom bunuh diri sebagai aksi jihad di dalam perang di Palestina, seperti yang menjadi salah satu alasan Singapura tolak UAS.

"Bagi Singapura, bom bunuh diri ya aksi bom bunuh diri, bukan jihad. Ini alasan Pemerintah Singapura yang mengelompokan UAS sebagai ekstremis," katanya. 

Burhanuddin menyebut, tak heran bila isu penolakan UAS masuk ke Singapura menjadi besar. Sebab, berdasarkan survei yang dilakukan IPI, UAS merupakan tokoh agama Islam yang suaranya paling banyak didengar dan memiliki banyak pengikut. 

"Jadi, kalau banyak politikus yang membela UAS, saya melihat bukan karena sisi substantif, yaitu soal pemerintah dari negara lain boleh atau tidak melarang masuk. Tetapi, lebih kepada aspek politis domestik," ujarnya. 

Baca Juga: Dubes Suryopratomo: UAS Ditolak Masuk ke Singapura Bukan Dideportasi

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya