Paket Obat Gratis Pasien Isoman, Masih Ada Oseltamivir dan Azitromisin

Lima organisasi profesi tak lagi rekomendasikan 2 obat itu

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan masih memberikan obat keras Azitromisin dan Oseltamivir bagi pasien COVID-19 tanpa gejala dan gejala ringan, di dalam paket obat terapi gratis yang diberikan melalui layanan Telemedicine.

Salah satu yang mendapatkan obat-obatan gratis itu adalah Vanny Rahman, pekerja swasta di Jakarta, yang mendapat obat untuk anggota keluarganya. Obat-obatan tersebut ia peroleh setelah hasil tes swab PCR keluar pada Jumat, 16 Juli 2021. Tes swab PCR diketahui dilakukan di RS Sari Asih yang laboratoriumnya sudah masuk ke dalam jaringan Kemenkes.

"Hari Sabtunya sudah dapat WA dari akun Kemenkes. Dari sana kemudian diarahkan untuk konsultasi melalui telemedicine. Konsultasi dengan dokter lalu dikasih resep sesuai dengan gejala. Obatnya tiba di rumah hari Minggu kemarin," ungkap Vanny melalui pesan pendek kepada IDN Times, Senin (19/7/2021). 

Sebelum paket obat isolasi mandiri itu diberikan, Vanny diminta oleh dokter untuk mengirimkan bukti tes swab PCR yang menunjukkan hasil positif dan pesan pendek dari Kemenkes. Ia kemudian menunjukkan ada tiga jenis obat dan satu vitamin di dalam paket tersebut. 

Pasien dengan gejala ringan menerima Multivitamin C,D,E, dan Zinc dengan dosis 1x1 per hari dengan jumlah 10 pcs. Kemudian obat Azitromisin 500mg dosis 1x1 sehari dengan jumlah yang diberikan 5 pcs. Lalu, Oseltamivir 75mg dosis 2x1 sehari dengan jumlah 14 pcs, dan Paracetamol tab 500mg dengan jumlah 10 pcs.

Vanny mengaku tidak tahu bila Azitromisin dan Oseltamivir tidak lagi direkomendasikan untuk pasien COVID-19 gejala ringan. "Gak tahu (kalau obat itu tak lagi diberikan). Dokter di RS UIN dan Sari Asih sama-sama kasih resep Oseltamivir," kata dia lagi. 

Lalu, bagaimana penjelasan Kemenkes mengenai adanya dua obat tersebut di dalam paket isoman bagi pasien gejala ringan?

1. Kemenkes klaim Oseltamivir dan Azitromisin tak sebabkan efek buruk

Paket Obat Gratis Pasien Isoman, Masih Ada Oseltamivir dan AzitromisinJuru bicara vaksin dari Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi (Tangkapan layar YouTube Kemenkes)

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengakui hingga kini pihaknya belum mengikuti protokol yang telah direvisi oleh lima organisasi profesi bagi pasien isoman.

Menurut tata laksana tersebut, obat Oseltamivir dan Azitromisin hanya diberikan bagi pasien COVID-19 dengan gejala berat dan kritis. Lima organisasi profesi justru menyarankan agar pasien dengan gejala ringan diberikan Favipiravir.

"Sampai saat ini masih (diberikan) Oseltamivir, karena pedoman kan belum direvisi," ujar Nadia yang dihubungi, Senin ini. 

"Favipiravir belum diberikan (di dalam paket obat terapi)," kata dia lagi. 

Ia menambahkan bahwa pemerintah masih melakukan kajian bersama Komisi Nasional Obat dan Organisasi Profesi lainnya soal penambahan obat lain di dalam paket tersebut. Menurutnya, meski Oseltamivir dan Azitromisin tak direkomendasikan, namun kedua obat itu tidak memiliki efek buruk pada tubuh.

Baca Juga: Azitromisin dan Oseltamivir Tidak Lagi Diberikan untuk Pasien COVID-19

2. Dokter spesialis paru sebut tak ada efek samping bila konsumsi Oseltamivir dan Azitromisin

Paket Obat Gratis Pasien Isoman, Masih Ada Oseltamivir dan AzitromisinDokter Spesialis Paru dan Jubir RSUP Persahabatan, Dr Erlina Burhan (IDN Times/Herka Yanis)

Sementara, menurut Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru), Dr dr Erlina Burhan Sp.P(K), tidak akan ada efek samping yang ditimbulkan bila mengonsumsi dua obat keras tersebut. Obat Azitromisin, kata Erlina, sudah biasa digunakan sebagai obat antibiotik. 

"Jadi, gak ada lah efek samping. Lagipula, paket-paketnya Kemenkes kan sudah lama dibuat, sebelum revisi protokol tata laksana COVID-19 (yang disusun lima organisasi) turun, jadi ya gak terlalu jadi masalah sih," ujar Erlina ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada Senin. 

Ia menambahkan, pihak Kemenkes tidak menduga akan ada revisi terkait paket obat terapi bagi pasien yang menjalani isoman. "Jadi, kemungkinan nanti paketnya akan diperbarui," tutur dia lagi. 

Ia pun menyarankan agar pasien COVID-19 dengan gejala ringan hanya butuh istirahat yang cukup, makan bergizi, dan tidak stres.

3. Revisi tata laksana COVID-19 dirilis oleh lima organisasi profesi pada 14 Juli 2021

Paket Obat Gratis Pasien Isoman, Masih Ada Oseltamivir dan AzitromisinPanduan azithromisin dan oseltamivir untuk pasien COVID-19 (IDN Times/Alfonsus Adi Putra)

Lima organisasi yang terdiri dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada 14 Juli 2021 lalu membuat revisi  protokol tata laksana COVID-19. Berdasarkan tata laksana tersebut, obat Azitromisin dan Oseltamivir tidak lagi direkomendasikan untuk pasien COVID-19 bergejala ringan.

Azitromisin dan Oseltamivir hanya bisa diberikan untuk pasien COVID-19 yang suspect dan terkonfirmasi bergejala berat serta kritis. Kemudian, Azitromisin diberikan "hanya jika ada kecurigaan ko-infeksi dengan mikroorganisme atipikal", Sementara Oseltamivir "hanya jika ada kecurigaan ko-infeksi dengan influenza".

Azitromisin hanya digunakan untuk melawan bakteri tertentu. Maka dari itu, penggunaannya harus didasari indikasi yang sesuai lewat pemeriksaan dokter. Obat ini tidak efektif untuk melawan infeksi virus atau sebagai pereda nyeri.

Sedangkan, Oseltamivir adalah obat golongan antivirus yang umumnya dipakai untuk mengatasi gejala infeksi influenza. Cara kerjanya adalah dengan mengurangi jumlah virus yang dihasilkan oleh sel yang diserang virus.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Oseltamivir dapat digunakan oleh pasien flu dewasa dan anak-anak dari usia 1 tahun. Sama seperti Azithromisin, Oseltamivir juga termasuk dalam radar para peneliti sebagai terapi untuk COVID-19.

Baca Juga: Ini Cara Dapat Obat Gratis untuk Pasien Isoman yang Disalurkan TNI

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya