Politikus PDIP Usul Pasangan Puan-Anies untuk Pilpres 2024

Gerindra sebut itu bukan sikap resmi PDIP

Jakarta, IDN Times - Politikus PDI Perjuangan Effendi Simbolon mengusulkan agar Ketua DPP PDIP Puan Maharani sebaiknya dipasangkan dengan Anies Baswedan untuk Pilpres 2024 mendatang. Sebaiknya, Puan tidak lagi dipasangkan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto lantaran Prabowo disebut sudah tiga kali mengikuti pilpres. Pada Pilpres 2009 Prabowo bahkan berpasangan dengan ibu Puan yakni Megawati Soekarnoputri dan kalah. 

"Jadi, jangan lagi dengan Prabowo (di Pilpres 2024). Jadi, Puan (diusung) jadi capres, Anies (diusung) jadi cawapres," kata Effendi dalam diskusi virtual Cross Check Medcom.id yang tayang pada Minggu, 30 Mei 2021. 

Menurut Effendi, bila keduanya dipasangkan maka rekonsiliasinya sudah pas yakni nasionalis disandingkan dengan religius. Ia mengklaim sudah resmi mengusulkan pasangan tersebut ke elite-elite partai berlambang banteng moncong putih itu.

Effendi mengaku termasuk salah satu orang di PDIP yang terus mendorong Puan agar maju sebagai capres pada Pemilu 2024 mendatang. Menurutnya, Puan memiliki berbagai keunggulan, mulai dari ia merupakan pewaris trah Sukarno, pernah menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), dan kini duduk sebagai Ketua DPR. 

"Mbak Puan kan darahnya darah (biru). Sementara, kalau saya di situ (PDIP) cuma outsourcing saja," tutur dia lagi. 

Apa tanggapan elite Partai Gerindra ketika mengetahui ada usulan agar sebaiknya Puan justru dipasangkan dengan Anies ketimbang Prabowo Subianto?

1. PDIP sentil Ganjar Pranowo karena seolah kacang lupa kulitnya

Politikus PDIP Usul Pasangan Puan-Anies untuk Pilpres 2024Instagram.com/@ganjar_pranowo

Sementara, dalam pandangan Direktur Eksekutif lembaga survei Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, Ganjar dinilai sudah "genit" di media sosial dan melupakan kader PDIP lainnya. Ketika elektabilitasnya sudah di atas, ia hanya sowan dan bersikap baik kepada sang ketua umum saja yaitu Megawati Soekarnoputri. Effendi menyebut itu strategi politik air mancur, lantaran yang merasakan benefit-nya hanya orang-orang tertentu saja di PDIP. 

Padahal, bila mengingat Pilgub Jawa Tengah 2013 lalu, justru mesin PDIP lah yang mengerek Ganjar hingga terpili sebagai gubernur. Selain itu, Adi juga menuturkan, Ganjar sudah melakukan tiga 'dosa' di PDIP. 

"Pertama, punya mimpi sebagai capres sebelum ada restu dari ketua umum. Itu dosa besar di PDIP. Kedua, Ganjar memiliki elektabilitas yang mengalahkan Puan dan (elite PDIP) lainnya. Ketiga, Ganjar anak kos bukan pemilik rumah," tutur Adi. 

Istilah anak kos menggambarkan bahwa Ganjar berasal dari kalangan warga umum dan bukan trah Sukarno yang menyebabkan PDIP menjadi besar. 

Tetapi, dari sudut pandang Adi, PDIP diduga melihat polemik Ganjar-Puan bukan sekedar pencapresan. PDIP mulai menyadari tren ke depan bahwa parpol akan mulai dilupakan. 

"Partai hanya dijadikan kendaraan oleh individu-individu tertentu (menjadi capres). Ini berbahaya karena parpol hanya dijadikan mainan setiap lima tahun sekali," katanya lagi. 

Baca Juga: Bantah Berkonflik dengan Puan, Ganjar: Dia yang Bantu di Pilgub 2013

2. PDIP sebut Mega belum tentukan siapa capres pada Pemilu 2024

Politikus PDIP Usul Pasangan Puan-Anies untuk Pilpres 2024Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tangkapan layar YouTube PDIP)

Sedangkan, menurut politikus PDIP lainnya, Aria Bima, hingga saat ini Mega selaku ketua umum belum memutuskan nama tertentu yang akan diusung pada Pilpres 2024. 

"Wallahualam ibu ketua umum yang memutuskan," ujar Bima di kompleks DPR Senayan pada Senin (31/5/2021). 

Lagipula, kata Bima, PDIP saat ini tengah fokus mengurus pandemik COVID-19. Menurutnya saat ini tidak ada ruang untuk pembahasan itu. 

Ketika ditanyakan mengenai peluang Puan yang dipasangkan dengan Anies, Bima menyebut lebih baik Gubernur DKI Jakarta itu juga fokus mengendalikan pandemik di ibukota.

"Selesaikan dulu kompetensi mereka sebagai gubernur. Rakyat yang akan menentukan," kata dia lagi. 

3. Gerindra nilai usulan Effendi Simbolon bukan sikap resmi PDIP

Politikus PDIP Usul Pasangan Puan-Anies untuk Pilpres 2024Wakil Ketua DPR RI/Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menjawab pertanyaan wartawan terkait dengan kabar penangkapan Menteri KKP oleh KPK pada Rabu (25/11/2020) di Gedung Nusantara III DPR RI (Dok. IDN Times/Istimewa)

Sementara, menurut Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, apa yang disampaikan oleh Effendi Simbolon adalah hak setiap warga negara. Ia bebas menyampaikan apa saja pendapatnya. 

Gerindra kembali dikaitkan dengan PDIP untuk Pilpres 2024 lantaran Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sempat mengatakan tengah membuka peluang kedua partai itu berkoalisi. Menurut Hasto, kedua partai berpeluang untuk berkoalisi karena sudah memiliki kedekatan kultural dan organisasi.

Lagipula, kata Dasco, pernyataan Effendi bukan merupakan sikap resmi PDIP. Sehingga, Gerindra tidak akan terpengaruh oleh wacana-wacana apapun. 

"Itu kan bukan sikap pribadi partai. Jadi itu bebas saja mau disampaikan dengan siapa dengan siapa, gak ada pengaruh juga bagi (Partai) Gerindra. Silakan saja itu hak beliau," kata Dasco di kompleks DPR di Senayan, Senin.

Ketika ditanya peluang Partai Gerindra berkoalisi dengan PDIP, Dasco menyebut Pilpres 2024 masih jauh. Hubungan kedua partai pun masih terjalin dengan baik hingga saat ini. 

"Kami sama-sama saat ini terutama Gerindra, melakukan konsolidasi partai untuk menguatkan partai sampai di akar rumput," ujarnya lagi.

Baca Juga: Megawati: Kalau Tidak Mau Jadi Petugas Partai, Out!

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya