Megawati: Kalau Tidak Mau Jadi Petugas Partai, Out!

"Petugas partai harus menurut apa yang ditugaskan partai"

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memberikan peringatan bagi semua kadernya bahwa mereka pada dasarnya adalah petugas partai. Artinya, para kader harus bersedia untuk mengerjakan apa pun yang ditugaskan oleh PDI Perjuangan. 

"Kalau tidak mau jadi petugas partai, saya gak ngomongin lagi anggota partai, petugas partai, artinya yang diberi tugas oleh partai, out!" kata Mega dengan tegas ketika berbicara di webinar peresmian kantor PDI Perjuangan tingkat DPD, DPC, dan PAC pada Minggu sore, 30 Mei 2021 lalu dan tayang di YouTube. 

"(Silakan) mundur," tutur dia lagi. 

Ia menyampaikan hal tersebut ketika sedang berbicara bahwa menjadi pemimpin harus sejalan antara pikiran dan hati. Selain itu, orang tersebut memiliki kharisma.

Mega juga menyentil orang yang kerap merundung dan menjelek-jelekannya di media sosial. Padahal, seandainya ditemui dan ditanya kontribusinya, individu tersebut belum berbuat apa-apa.

"Saya pikir kalau orang yang nge-bully saya itu, kalau berani ketemu ayo kita kenalan, jangan beraninya di belakang layar doang. Kalian jangan tiru-tiru yang kayak gitu lho," kata dia.  

Mengapa tiba-tiba Mega berbicara seperti itu? Apakah pernyataan tersebut berkaitan dengan polemik antara Ganjar dan Puan?

Baca Juga: Megawati: Kantor Partai Tak Usah Terlalu Besar, Secukupnya Saja

1. Mega bercerita sempat ada kader yang dipecat lalu minta agar diakftifkan lagi

Megawati: Kalau Tidak Mau Jadi Petugas Partai, Out!Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri ketika berbicara saat peresmian kantor partai (Tangkapan layar YouTube PDIP)

Mega kemudian bercerita ada kadernya yang sempat dipecat karena menentang instruksi partai. Tetapi, kemudian mantan kader itu menangis dan meminta agar dibolehkan kembali ke PDIP. 

"Ya, terang dong, kalau ada yang berkhianat ya out! Gitu wae. Jangan sampai deh masa-masa seperti saat ini ada yang kembali seperti itu. Akan saya omongin terus setiap kali," ujar perempuan yang sempat jadi presiden kelima itu. 

Ia mengaku tak ambil pusing bila ada kadernya yang diam-diam mencibirnya lantaran PDIP berambisi untuk tetap menang di Pilpres 2024. Dalam pengarahannya kemarin, Mega juga sempat menyebut bala pasukannya di partai adalah para kader itu sendiri. 

"Bila kalian melempem ya ikut melepem lah saya. Kalau kalian gak mau bergerak bagaimana mau besar partai kita," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Pengamat: Megawati Pasti Pilih Dukung Puan daripada Ganjar

2. PDI Perjuangan kini memiliki 53 bangunan kantor di seluruh Indonesia

Megawati: Kalau Tidak Mau Jadi Petugas Partai, Out!IDN Times/Margith Juita Damanik

Dalam webinar kemarin, Mega meresmikan pembukaan 25 kantor baru PDIP di sejumlah wilayah di Indonesia. Dengan demikian, partai dengan lambang banteng moncong putih itu sudah memiliki 53 bangunan. 

“Menurut saya masih sangat minim (jumla kantornya) tapi tidak apa-apa karena kita sendiri tahu kita harus punya tanahnya dan dananya, asal bergotong royong hal demikian bisa dicapai,” kata Mega. 

Ia juga menjelaskan meski sudah ada teknologi, tetapi kantor fisik masih tetap dibutuhkan. Tujuannya, untuk mempermudah kegiatan partai termasuk rapat yang berjenjang. 

"Dengan demikian kita punya kemampuan fisik untuk selalu bekerja selalu bergiat,” tutur dia lagi. 

3. Mega wanti-wanti tidak boleh ada aset partai yang diperjualbelikan untuk kepentingan pribadi

Megawati: Kalau Tidak Mau Jadi Petugas Partai, Out!ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Di dalam pengarahannya, Mega juga mewanti-wanti tak boleh ada lagi aset-aset milik partai yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Aset itu termasuk kantor fisik PDIP.

"Kalau ada yang mau menjual maka harus dimasukan ke dalam agenda kongres partai. Kongres lah yang akan menentukan untuk apa aset itu dijual," kata Mega. 

"Boleh saja aset partai dijual untuk memperoleh tanah yang lebih luas, tetapi bukan milik individu tertentu. Tidak!," tutur dia lagi. 

Oleh sebab itu, Mega meminta kepada para kadernya bila ada aset partai yang digunakan seolah-olah dijadikan milik pribadi agar segera dilaporkan. 

Baca Juga: Tak Diundang di Acara Puan, Ganjar Pilih Temui Megawati dan Gowes

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya