Politisi Demokrat: Moeldoko Tetap Harus Minta Maaf ke SBY dan AHY

Dulu Moeldoko berusaha rebut Partai Demokrat

Jakarta, IDN Times - Politisi Partai Demokrat, Benny K. Harman, menilai Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko tidak cukup hanya menjabat tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) agar perbuatannya dimaafkan. Pada 2021 lalu, Moeldoko pernah berusaha merebut Partai Demokrat.

Ia membuat kongres luar biasa Partai Demokrat tandingan di Sumatra Utara. Mantan Panglima TNI itu tiba-tiba bersedia diangkat menjadi ketua umum Partai Demokrat. Upaya pengambilalihan Partai Demokrat tersebut masih berlanjut hingga dua tahun kemudian. 

Menurut Benny, Moeldoko harus menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada publik.

"Moeldoko harus minta maaf sama Pak AHY secara resmi. Pak Moeldoko harus menunjukkan sikap kenegarawanan. Bahwa apa yang dia lakukan salah. Kesalahan itu bukan karena politik tapi melanggar aturan hukum," ujar Benny di Palmerah, Jakarta Barat, pada Senin (26/2/2024). 

Menurut Benny, permintaan maaf tersebut dibutuhkan agar kebersamaan di kabinet selama delapan bulan ke depan bisa terwujud. "Gak perlu (menghadap Pak SBY). Cukup minta maaf saja secara terbuka," tutur politisi yang kini duduk di komisi III DPR itu. 

1. Jabat tangan Moeldoko ke AHY dianggap sekadar formalitas

Politisi Demokrat: Moeldoko Tetap Harus Minta Maaf ke SBY dan AHYAHY dan Moeldoko berjabat tangan di Sidang Kabinet Paripurna pada Senin (26/2/2024). (dok. IDN Times/Istimewa)

Lebih lanjut, menurut Benny, jabat tangan Moeldoko terhadap AHY sekedar formalitas belaka.

"Ya, itu salaman tanpa makna toh? Tidak meaningful. Kalau Moeldoko sebagai negarawan (dia akan minta maaf). Itu kalau dia memang negawarawan. Kalau gak mau ya sudah," katanya lagi. 

Baca Juga: Bawa Ransel, AHY Perdana Ikut Sidang Kabinet Paripurna di Era Jokowi

2. Moeldoko absen di hari pelantikan AHY sebagai Menteri ATR

Politisi Demokrat: Moeldoko Tetap Harus Minta Maaf ke SBY dan AHYKepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko ketika berbicara di forum FAO di Sri Lanka. (www.instagram.com/@dr_moeldoko)

Sebelumnya, Moeldoko absen ketika AHY dilantik sebagai Menteri ATR pada 21 Februari 2024 lalu di Istana Kepresidenan. Moeldoko membantah sengaja menghindari momen bersejarah bagi AHY itu. Ia mengaku sedang menunaikan tugas sebagai KSP di Colombo, Sri Lanka. 

"Yang cari saya hari ini, tenang-tenang, saya ada di sini. Saya sedang menjadi pembicara konferensi FAO (Badan Pangan PBB) Asia Pasifik yang dihadiri oleh 34 delegasi negara. Saya memaparkan tiga prioritas transformasi pertanian dan pangan untuk menghadapi krisis pangan di Asia Pasifik," tulis Moeldoko di akun Instagramnya. 

Ia mengaku mewakili Pemerintah Indonesia untuk berbicara di forum FAO tersebut. Moeldoko tak lupa mengucapkan selamat kepada Hadi Tjahjanto dan AHY yang dilantik menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju (KIM).

"Saya ucapkan selamat kepada Pak Hadi Tjahjanto dan Mas Agus Yudhoyono yang telah dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju. Mohon maaf, saya tidak bisa menghadiri pelantikan karena harus menjalankan tugas saya sebagai Kepala KSP untuk menjadi pembicara di forum FAO di Sri Lanka," kata dia lagi. 

3. Jabat tangan Moeldoko dinilai tak akan hapus dendam politik Demokrat

Politisi Demokrat: Moeldoko Tetap Harus Minta Maaf ke SBY dan AHYKepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Sementara, menurut analis politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin, jabat tangan Moeldoko tidak akan menghapus dendam politik yang dipendam oleh Partai Demokrat begitu saja. Namun, Moeldoko dan AHY terpaksa harus berinteraksi secara baik lantaran kini berada di kabinet pemerintahan Joko "Jokowi" Widodo dan Ma'ruf Amin. 

"Kan mereka sekarang sudah ada di dalam satu rumah. Jadi, suka tidak suka harus menghormati satu dengan yang lain. Walaupun mereka sesungguhnya tidak akur," ujar Ujang kepada IDN Times melalui telepon pada Senin (26/2/2024). 

Ia juga menyebut bahwa Istana merupakan simbol pertarungan politik. Meski di depan publik terkesan akrab, belum tentu di balik layar juga akur. 

"Meski sama-sama bagian dari koalisi pemerintah tapi tetap mengintip satu sama lain juga antar partai. Jadi, saya tidak melihat gestur itu bisa menghapus dendam politik yang lama. Karena di politik, antara lawan dan kawan sangat tipis," ujarnya lagi. 

Lantaran dendam politik itu, Ujang menduga dalam urusan tugas negara, baik AHY dan Moeldoko tidak akan bekerja sama. Mereka akan berjalan masing-masing. 

https://www.youtube.com/embed/eZG5TLOU5xE

Baca Juga: AHY dan Moeldoko Berjabat Tangan di Sidang Kabinet Paripurna

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya