PPKM Darurat Diperpanjang, Apa Bisa Turunkan Kasus COVID dalam 5 Hari?

Pemerintah akan gunakan istilah level 1 hingga 4

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan mengatakan tak akan lagi menggunakan istilah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat mulai 26 Juli 2021. Ia memilih menggunakan skala level 1-4 untuk menggambarkan situasi penyebaran COVID-19 di masing-masing daerah. Level 4 merupakan istilah untuk menggambarkan pembatasan pergerakan masyarakat paling ketat atau setara dengan PPKM Darurat. 

"Tapi, mungkin kalau semuanya berjalan dengan baik. Kan kita sekarang kategorikan itu level 1, 2, 3 dan 4. Level 4 itu sama dengan PPKM Darurat. Jadi, kita tidak pakai istilah darurat lagi, pakai level aja. Sebenarnya per hari ini (20 Juli) banyak (wilayah) yang sudah masuk di level 3," ujar Luhut ketika diwawancarai di program B-Talk yang tayang di stasiun Kompas TV pada Selasa malam, 20 Juli 2021. 

Senada dengan pengumuman dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Luhut mengklaim PPKM Darurat yang dijalankan sejak 3 Juli 2021 lalu diklaim telah melandaikan kasus COVID-19. Padahal, berdasarkan data yang dirilis oleh Satgas Penanganan COVID-19 per 20 Juli 2021 lalu, angka kematian harian masih berada di angka 1.280. Akumulasi angka kematian mencapai 76.200. 

Di sisi lain, data kasus harian pada Selasa kemarin turun menjadi 38.325. Namun, kasus aktif COVID-19 justru terus melonjak hingga menembus angka 550.192. Hal ini menandakan jumlah pasien yang menjalani isolasi mandiri dan dirawat di rumah sakit masih tinggi. 

Ia mengatakan meski sudah mulai terlihat penurunan, tetapi pemerintah tidak ingin terburu-buru langsung melonggarkan. Sebab, angka kasus harian COVID-19 di tanah air masih

"Tidak ada juga di dunia ini baru ditutup selama dua minggu lalu dibuka. Itu tidak mungkin. Pengalaman di India, Malaysia dan negara lain, begitu dibuka langsung ada kenaikan eksponensial. Kita tidak mau itu," kata dia lagi. 

Tapi, apa bisa menurunkan kasus COVID-19 hanya dalam kurun waktu lima hari?

Baca Juga: PPKM Darurat Diperpanjang, Kemenkes Perkuat Pelayanan Rumah Sakit

1. Sosiolog bencana sebut penurunan kasus baru terlihat signifikan bila PPKM diberlakukan 6 minggu

PPKM Darurat Diperpanjang, Apa Bisa Turunkan Kasus COVID dalam 5 Hari?

Menurut Sosiolog Bencana dari Nanyang Technological University (NTU), Sulfikar Amir, PPKM Darurat baru membuahkan hasil yang signifikan bila diberlakukan selama tiga putaran alias enam minggu. Sehingga, sulit berharap ada penurunan kasus dalam kurun waktu lima hari saja. 

"Putaran pertama ini merupakan warming up dan masih banyak yang perlu diperbaiki, khususnya mengenai testing karena masih jauh dari target yang ditetapkan oleh Pak Luhut yakni 500 ribu per hari. Sekarang, baru tercapai sepertiga," ujar Sulfikar ketika dihubungi IDN Times pada Selasa malam kemarin. 

Ia juga menilai langkah penyekatan untuk membatasi mobilitas penduduk juga tidak efektif karena tidak didasari data epidemiologis. Kebijakan itu diduga hanya menggunakan insting saja. 

"Penyekatannya menurut saya terlalu lemah, jadi sekedar basa-basi saja. Jalannya memang disekat tetapi orang masih bisa masuk," tutur dia lagi. 

Ia menyarankan bila ingin melihat penurunan kasus yang lebih signifikan maka PPKM Darurat harus diberlakukan lebih ketat dibandingkan di putaran pertama. "Bila tidak, kita akan berputar di situ-situ saja," ujarnya. 

Sulfikar juga menggaris bawahi pembatasan pergerakan penduduk tidak akan berhasil bila pemerintah tak memberikan bantuan bagi 40 persen warga yang menyandarkan hidup dari sektor informal. 

Baca Juga: [BREAKING] PPKM Darurat Resmi Diperpanjang Sampai 25 Juli

2. Pemerintah ingin meningkatkan tes COVID-19 hingga 500 ribu per hari, tapi baru tercapai 200 ribu

PPKM Darurat Diperpanjang, Apa Bisa Turunkan Kasus COVID dalam 5 Hari?Ilustrasi Tes Usap/PCR Test (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Sementara, terkait tes COVID-19, pemerintah berencana menggenjot hingga ke angka 500 ribu per hari. Sayangnya, dalam praktik di lapangan, jumlah orang yang dites paling tinggi hanya mencapai 188.551. Ketika kasus harian COVID-19 menurun hingga ke angka 34.257 ternyata selaras dengan penurunan jumlah orang yang dites yakni 127.461.

"Tapi, kalau untuk tracing biaya tesnya gak perlu bayar. Jadi, nanti yang dinyatakan positif akan ditaruh di karantina pusat, sementara keluarganya akan diurus pemerintah dan dikasih sembako," ujar pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua KPCPEN itu. 

Namun, bagi warga yang memiliki kemampuan ekonomi, biaya tes swab tidak akan ditanggung oleh pemerintah. Luhut juga menjelaskan selalu melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam proses pengadaan tes swab dan oksigen konsentrator.

"Rencananya kan kita akan beli itu 40 ribu oksigen konsentrator. Dalam proses pengambilan keputusannya dihadiri oleh Menkes, Menteri Keuangan, sehingga tidak ada lagi mark up atau perbedaan harga. Semua barang yang kami beli itu dibeli dengan harga efisien," tutur dia lagi. 

3. Daftar penambahan kasus harian selama PPKM Darurat diberlakukan 3-20 Juli 2021

PPKM Darurat Diperpanjang, Apa Bisa Turunkan Kasus COVID dalam 5 Hari?Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 memakamkan jenazah pasien positif COVID-19 (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Bila melihat indikator yang sempat ditetapkan oleh Luhut di awal PPKM Darurat, maka tak ada satu pun yang tercapai. Ia sempat mengatakan ingin menurunkan kasus hingga 10 ribu per hari. Namun, angka itu belum tercapai. 

Sementara, gaung ingin menggenjot vaksin 1 juta per hari, realisasi di lapangan baru mencapai 546 ribu. Mobilitas pun yang ingin diturunkan 50 persen hanya terealisasi 20 persen. 

Berikut data kasus harian dan jumlah orang yang dites selama PPKM Darurat diberlakukan. Angka ini dikutip dari data resmi Satgas Penanganan COVID-19: 

3 Juli 2021: 

Kasus harian: +27.913

Angka kematian harian: + 493

Jumlah orang yang dites: 110.983

4 Juli 2021:

Kasus harian: +27.233

Angka kematian harian: +555

Jumlah orang yang dites: 86.292

5 Juli 2021

Kasus harian: + 29745

Angka kematian harian: +558

Jumlah orang yang dites: 92.398

6 Juli 2021

Kasus harian: +31.189

Angka kematian harian: +728

Jumlah orang yang dites: 136.765

7 Juli 2021

Kasus harian: +34.379

Angka kematian harian: +1.040

Jumlah orang yang dites: 141.957

8 Juli 2021

Kasus harian: +38.391

Angka kematian harian: +852

Jumlah orang yang dites: 135.936

9 Juli 2021

Kasus harian: +38.124

Angka kematian harian: +871

Jumlah orang yang dites: 142.005

10 Juli 2021

Kasus harian: +35.094

Angka kematian harian: +826

Jumlah orang yang dites: 145.294

11 Juli 2021

Kasus harian: +36.197

Angka kematian harian: +1.007

Jumlah orang yang dites: 128.055

12 Juli 2021

Kasus harian: +40.427

Angka kematian harian: +891

Jumlah orang yang dites: 123.317

13 Juli 2021

Kasus harian: +47.899

Angka kematian harian: +864

Jumlah orang yang dites: 153.354

14 Juli 2021

Kasus harian: +54.517

Angka kematian harian: +991

Jumlah orang yang dites: 172.859

15 Juli 2021

Kasus harian: +56.757

Angka kematian harian: +982

Jumlah orang yang dites: 185.321

16 Juli 2021

Kasus harian: +54.000

Angka kematian harian: +1.205

Jumlah orang yang dites: 179.216

17 Juli 2021

Kasus harian: + 51.952

Angka kematian harian: +1.092

Jumlah orang yang dites: 188.551

18 Juli 2021

Kasus harian: +44.721

Angka kematian harian: + 1.093

Jumlah orang yang dites: 138.046

19 Juli 2021

Kasus harian: 34.257

Angka kematian harian: 1.338

Jumlah orang yang dites: 127.461

20 Juli 2021

Kasus harian: +38.325

Angka kematian harian: +1.280

Jumlah orang yang dites: 116.674

Baca Juga: Evaluasi 2 Pekan PPKM Darurat: Kasus dan Positivity Rate Masih Tinggi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya