Prabowo Akui Kurang Puas dengan Hasil Pemilu 2014 dan 2019

Kalau kita kalah pertandingan ada yang gembira, itu bohong

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, blak-blakan mengaku kurang puas dengan hasil pemilu 2014 dan 2019 lalu.

Ia juga sempat kecewa ketika dikalahkan oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo dalam dua pemilu berturut-turut. Selisih suara di pemilu 2019 pun sangat kecil. 

"Kalau ditanya apakah saya puas dengan hasil pemilu 2014 dan 2019? Ya, kurang puas lah. Tapi, gak ada masalah," ungkap Prabowo di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat pada Jumat (7/7/2023). 

"Kalau kita ikut pertandingan bola dan kalah, emang kita merasa gembira kalau kalah? Kalau ada yang merasa demikian, maka bohong itu. Bener gak? Tapi, kalau situasinya seperti itu apa kita mau dongkol terus?" tanyanya lagi. 

Hadirin yang mendengar ucapan Prabowo kemudian berteriak dan mendorongnya maju lagi di pemilu 2024. Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan itu meminta agar hadirin tidak membawa-bawa isu politik. 

"Karena saya diundang di forum ini sebagai Menteri Pertahanan. Tapi, orang Indonesia memang gak bisa (dikasih tahu ya). Selalu mau nyerempet-nyerempet," tutur Prabowo menyindir hadirin yang tertawa. 

Berdasarkan catatan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 2019, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin meraih 85,6 juta atau 55,5 persen suara. Sedangkan, pasangan Prabowo-Sandiaga Uno meraup 68,6 juta atau 44,50 persen suara. 

1. Prabowo memuji keberhasilan kepemimpinan Jokowi

Prabowo Akui Kurang Puas dengan Hasil Pemilu 2014 dan 2019Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto berkunjung ke Pasar Petanahan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023) (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Meski mengakui kalah dari Jokowi, tetapi Prabowo kini kerap memuji kepemimpinan mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Prabowo mengakui di bawah kepemimpinan Jokowi, Indonesia akhirnya berhasil keluar dari pandemik.

Bahkan, di saat terjadi perebutan vaksin COVID-19 impor, Jokowi berhasil menyediakannya untuk rakyat. Sayangnya, kata Prabowo, salah satu kekurangan rakyat adalah sulit mengakui keberhasilan para pemimpinnya. 

"Pemimpin kita kan telah memimpin dengan benar dan baik. Kita telah berhasil (keluar dari pandemik). Kekurangan kita, harus diakui, bahwa kadang-kadang kita berat mengakui keberhasilan bangsa kita sendiri. Maaf, tapi iya kan?" ujarnya di forum Punguan Simbolon dohot Baruna. 

Menurut Prabowo, publik lebih mudah melihat kekurangan bangsa dan para pemimpinnya.

"Tapi, kalau ada keberhasilan, kita justru malah merasa malu-malu mengakuinya," kata dia lagi. 

Baca Juga: Prabowo Ngaku Punya Hubungan Emosional dengan Marga Simbolon

2. Prabowo sebut Indonesia berhasil keluar dari pandemik dan lalui beberapa pemilu dengan aman

Prabowo Akui Kurang Puas dengan Hasil Pemilu 2014 dan 2019(ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/rwa.)

Lebih lanjut, Prabowo mengajak publik untuk mensyukuri situasi Indonesia saat ini yang masih dalam keadaan damai. Apalagi pandemik sudah menghantam lebih dari dua tahun.

Ia mengisahkan di negara lain, pemerintahnya kini sudah tidak sanggup membayar gaji para pegawai negeri.

"Misalnya Sudan, itu negara kaya. Mereka punya minyak, gas, emas, tapi mengalami perang saudara. Perang bahkan terjadi di ibu kota dan itu masih kejadian sampai sekarang. Perangnya sudah di level jenderal lawan jenderal," kata Prabowo. 

Di sisi lain, mantan Danjen Kopassus itu bersyukur karena para jenderal militer di Tanah Air diklaim tetap ingat bisa mencapai jabatan tersebut karena didukung rakyat.

"Jenderal-jenderal di kita harus mengabdi dan membelar rakyat," tutur dia. 

Ia pun menggarisbawahi bila pemimpin memiliki sikap egoisme yang tinggi, maka negara sekaya apapun tetap bisa hancur dan rusak. 

3. Indonesia diprediksi bakal menjadi negara sejahtera

Prabowo Akui Kurang Puas dengan Hasil Pemilu 2014 dan 2019Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ketika hadir di acara Punguan Simbolon dohot Baruna pada 7 Juli 2023. (Dokumentasi Media Menhan)

Prabowo lagi-lagi memuji pemerintahan Jokowi. Sebab, sejumlah lembaga dunia dan pakar memprediksi, Indonesia tidak lama lagi bakal menjadi negara maju dan makmur. 

"Kita tidak mau menjadi negara yang biasa-biasa saja. Kita mau menjadi negara yang makmur. Kita mau tidak ada kemiskinan di Republik Indonesia," kata dia tanpa menyebutkan cara menghapus kemiskinan. 

Prabowo juga menyebut bahwa pemerintah tidak ingin rakyat hanya ingin bergaji sesuai UMR (Upah Minimum Regional).

"Kita mau (rakyat) punya penghasilan yang cukup dan hidup bermartabat. Indonesia sekarang sedang menuju ke situ," tutur dia. 

Ia juga sempat menyinggung bahwa pada 2025, Indonesia bakal memiliki bonus demografi, yaitu situasi di mana jumlah penduduk yang produktif melebihi jumlah warga yang sudah memasuki situasi pensiun. 

"Tetapi, syaratnya pertumbuhan ekonomi kita harus mencapai 6 persen setiap tahun. Kalau itu tercapai, kita bisa keluar dan menjadi negara maju," ujarnya lagi. 

Baca Juga: Prabowo Semula Berharap Ganjar Pranowo Jadi Cawapresnya di Pemilu 2024

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya