Saat Tabayyun, Sandi Uno Tegaskan Patuhi Keputusan Pencapresan Prabowo

Apakah ini jadi tanda Sandi batal hengkang dari Gerindra?

Jakarta, IDN Times - Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra, Habiburokhman, membenarkan Sandiaga Uno sudah sempat menemui Ketua Umum, Prabowo Subianto untuk menjelaskan rumor bakal hengkang ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Ia mengatakan, Sandi berkunjung ke rumah Prabowo di Jalan Kertanegara Nomor 4 pada Selasa (10/1/2023). 

Di dalam pertemuan itu, Sandi menegaskan bahwa ia akan patuh dan loyal terhadap keputusan Gerindra. Salah satunya tentang calon Presiden (capres) tunggal dari Partai Gerindra, yakni Prabowo Subianto. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga disebut bakal mendukung pencapresan Prabowo dalam pemilu 2024. 

"Dalam pertemuan tersebut, Sandiaga menegaskan loyal dan patuh pada keputusan partai dan mendukung pencalonan Pak Prabowo Subianto sebagai capres pada Pemilu 2024," ungkap Habiburokhman kepada media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/1/2023). 

Ia juga menegaskan keputusan terkait pencapresan Prabowo sudah final. Sebab, hal itu diputuskan dalam rapimnas 2022. 

"Rapimnas 2022 telah menyerap aspirasi seluruh kader mulai tingkat DPP, DPD, DPC, PAC hingga ranting berikut seluruh badan dan sayap partai," tutur dia. 

Sandi akhirnya memilih tabayyun (mengkonfirmasi) setelah ia absen di peresmian Gedung Bappilu Partai Gerindra pada 7 Januari 2023) lalu. Padahal, peresmian itu dipimpin langsung oleh Prabowo. Sandi malah muncul di peringatan harlah ke-50 PPP. 

Apakah ini menandakan Sandi batal hengkang dari Gerindra dan menyeberang ke PPP?

Baca Juga: Sandiaga Uno Usul Hari Kejepit 2023 Jadi Libur Nasional

1. Sandiaga sulit untuk bisa maju jadi capres di Pemilu 2024

Saat Tabayyun, Sandi Uno Tegaskan Patuhi Keputusan Pencapresan PrabowoANTARA FOTO/Holik Mandailing

Analis Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, menilai saat ini Sandiaga Uno sedang dalam posisi dilema. Di satu sisi, ia memiliki aspirasi untuk maju menjadi capres di Pemilu 2024. Namun, Partai Gerindra tak memberi restu. 

Mau tidak mau, apabila Sandi ingin tetap nyapres, maka ia harus ke parpol lain untuk mencari dukungan. Hal ini pula yang menyebabkan muncul isu bahwa Sandi hendak menyeberang ke PPP. 

"Cuma, partai politik lain yang menjadi pelabuhannya itu kan tidak punya nilai jual. 19 kursi di DPR tidak cukup untuk mengusung jadi capres," ungkap Ujang ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada Rabu (4/1/2023).

Seandainya Sandi pindah ke PPP dan bisa menjadi ketua umum sekalipun, kata dia, tantangan yang dihadapi akan lebih berat. Selain itu, kata Ujang, Sandi akan dimusuhi oleh kader Gerindra lantaran dianggap berkhianat. 

Di sisi lain, PPP juga belum bisa memberikan jaminan bagi Sandi untuk memberikan tiket capres padanya. Itu sebabnya, Sandi memberikan komentar ke publik bahwa ia masih menunggu instruksi dari Partai Gerindra. 

Ujang menegaskan, peluang Sandi untuk maju sebagai capres atau cawapres dari Partai Gerindra sudah tertutup. 

Baca Juga: Sandiaga Akhirnya Tabayyun dengan Prabowo, Apa Hasilnya?

2. Sandi sulit mengikuti jejak Anies yang didukung parpol tanpa jadi kader

Saat Tabayyun, Sandi Uno Tegaskan Patuhi Keputusan Pencapresan PrabowoIDN Times/Irfan Fathurohman

Ujang menilai, Sandi tidak bisa meniru jejak Anies Baswedan yang sudah mengantongi dukungan parpol meski tidak bergabung jadi kader.

"Sandi butuh fasilitas atau perahu dari parpol," kata Ujang. 

Sayangnya, ketokohan Sandi dinilainya belum seperti Anies. Selain itu, prestasi Sandi di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tidak terlalu menonjol. 

"Artinya, dari segi kinerja, parpol pun juga malas untuk mencapreskan Sandi. Selain itu, elektabilitas Sandi sebagai capres masih jauh dan tidak masuk tiga besar," tutur dia. 

Ia menyebut kinerja dan elektabilitas Sandi sulit untuk menarik minat parpol mengusung dia.

"Jadi, sekarang pekerjaan rumah Sandiaga yaitu bagaimana dengan jabatannya sebagai menteri bisa mendongkrak elektabilitas. Sebab, partai itu sangat pragmatis," ujarnya. 

Dengan situasi itu, Ujang menilai bahwa berat bagi Sandi untuk maju sebagai capres dan cawapres di Pemilu 2024. 

Baca Juga: PPP Bakal Gelar Karpet Merah Bagi Sandiaga Uno

3. PPP bantah ajak Sandi di acara harlah ke-50 karena ingin lobi untuk jadi kader

Saat Tabayyun, Sandi Uno Tegaskan Patuhi Keputusan Pencapresan PrabowoKader Partai Gerindra Sandiaga Uno ketika ikut silaturahmi akbar PPP di Yogyakarta pada Minggu, 8 Januari 2023. (www.instagram.com/@sandiuno)

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PPP, Amir Uskara, membantah kehadiran Sandi di acara harlah ke-50 PPP lantaran ingin mengajaknya bergabung ke partai berlambang ka'bah itu.

Ia mengatakan, PPP tak mengajak Sandi bergabung karena menghormati posisinya yang hingga saat ini masih menjadi kader Partai Gerindra. Namun, pihaknya juga tak menutup pintu seandainya Sandiaga benar-benar menyeberang ke PPP. 

"Kami tidak dalam posisi mau mengajak atau apa karena kami tahu posisi Pak Sandi kan masih di Gerindra. Tapi, kalau Pak Sandi mau bergabung, kami tentu akan terbuka," ujar Amir di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan pada Minggu, (8/1/2023). 

Ia menambahkan, komunikasi PPP dengan Sandi sudah terjalin dengan baik sejak masa kepemimpinan Suharso Monoarfa. PPP menyerahkan sepenuhnya keputusan akhir politik kepada Sandi. 

"Kalau komunikasi sih sudah ada sejak zaman Pak Harso, kan memang banyak komunikasi dengan Pak Sandi. Saya kira kalau komunikasi personal sih sudah intens. Kalau persoalan keputusan nanti tentu diserahkan ke Pak Sandi," kata dia. 

Baca Juga: Dasco: Sandiaga Sering Bersama Parpol Lain, Sosialisasi untuk Nyapres

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya