Sekjen PDIP Enggan Tanggapi Spekulasi Harun Masiku Telah Ditembak Mati

Spekulasi disebut oleh politikus Demokrat Benny K. Harman

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto enggan menanggapi mengenai spekulasi buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Harun Masiku sudah tewas ditembak. Spekulasi itu sempat disebut oleh anggota DPR dari komisi III Benny K. Harman ketika menggelar rapat kerja dengan Menkum HAM, Yasonna Laoly pada Senin (24/2) lalu. Ia mengatakan akibat belum tertangkapnya kader PDI Perjuangan itu, maka muncul berbagai spekulasi. 

"Saat ini ada tiga spekulasi di tengah publik. Pak HM (Harun Masiku) ini sudah ditembak mati, sangat mungkin," ujar politikus dari Partai Demokrat itu. 

Spekulasi kedua, tutur Benny yakni Harun sengaja disembunyikan oleh pihak tertentu. Spekulasi terakhir Harun bersembunyi sendiri. Namun, ia mengaku tidak yakin bila mantan caleg tersebut sembunyi sendiri. 

Oleh sebab itu, Benny mengusulkan agar dibentuk panitia kerja khusus untuk membahas keberadaan Harun. Sebab, Harun merupakan saksi kunci yang bisa mengungkap sumber dana suap yang ditujukan kepada eks komisioner KPU, Wahyu Setiawan. 

Lalu, apa tanggapan Hasto dan Menteri Yasonna usai digulirkan wacana untuk membentuk panja Harun Masiku?

1. Sekjen PDIP tak ambil pusing soal pembentukan panja dan bungkam mengenai spekulasi keberadaan Harun Masiku

Sekjen PDIP Enggan Tanggapi Spekulasi Harun Masiku Telah Ditembak Mati(Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mendatangi gedung KPK) ANTARA FOTO/Reno Esnir

Ketika dikonfirmasi kepada Hasto, ia mengaku tak mengikuti wacana yang bergulir di Komisi III mengenai pembentukan panja. Lagipula, kata Hasto, ia bukan anggota DPR. 

"Saya bukan anggota DPR, jadi saya tidak mengikuti itu (isunya)," kata Hasto menjawab pertanyaan IDN Times di gedung KPK pada Rabu (26/2). 

Sementara, ketika ditanya tanggapan soal kemungkinan Harun telah meninggal karena ditembak, Hasto tak meresponsnya. Ia memilih langsung berlalu dari dan masuk ke dalam mobil Toyota Innova dengan nomor pelat B 1990 RFP. 

Baca Juga: Diperiksa KPK Lagi, Ini Keterangan yang Diberi Hasto Kristiyanto

2. Menkum HAM Yasonna Laoly menyerahkan keputusan pembentukan panja kepada Komisi III

Sekjen PDIP Enggan Tanggapi Spekulasi Harun Masiku Telah Ditembak Mati(Menkum HAM Yasonna Laoly minta maaf soal ucapan yang menyinggung warga Tanjung Priok) ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Ketika ditanya tanggapannya mengenai wacana pembentukan panja Harun Masiku, ia mengaku menyerahkan hal tersebut kepada Komisi III. 

"Ah, itu kan nanti keputusan komisi III," ujar Menteri yang sempat mundur karena terpilih jadi anggota DPR itu. 

Lagipula ia mengklaim tidak akan menggadaikan integritasnya hanya demi menutupi keberadaan Harun. Yasonna kerap dituduh berbohong ke publik lantaran sempat berkukuh menyebut Harun masih berada di Singapura saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar operasi tangkap tangan (OTT). Operasi senyap dilakukan oleh KPK pada (8/1) lalu. 

Dirjen imigrasi menyebut Harun sudah meninggalkan Indonesia sejak (6/1). Sejak saat itu ia belum kembali ke Tanah Air. Yasonna pun menegaskan hal serupa. Namun, Majalah Tempo berhasil membuktikan hal sebaliknya. 

Dalam laporan investigasinya, Majalah Tempo berhasil mengungkap rekaman CCTV di terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Di rekaman video itu tertulis, Harun sudah menjejakan kaki di Tanah Air pada (7/1). Artinya, ketika dilakukan OTT, ia sudah ada di Indonesia. Maka, spekulasi bahwa ia disembunyikan justru semakin menguat. 

Berdasarkan penelusuran Majalah Tempo pula, disebutkan Harun menghilang ketika tengah dikejar oleh penyidik KPK di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Tetapi, Yasonna berkukuh menyebut di rapat kerja bersama DPR, ia baru mengetahui ada perbedaan informas ketika membaca laporan Majalah Tempo

Namun, dalam rapat kerja lanjutan pada Selasa (25/2), Benny kembali mengusulkan kepada komisi III supaya dibentuk panja. 

"Oleh sebab itu saya mengusulkan agar dibikin panja. Supaya tidak ada kebencian kepada Pak Menteri (Yasonna). Kan sekarang banyak muncul pertanyaan seperti ketika Pak Dirjen diberhentikan apakah itu sepengetahuan presiden? Banyak sekali tanya-tanya yang muncul akibat penjelasan Bapak (Yasonna) yang tidak tuntas," kata Benny kemarin di kompleks parlemen. 

3. Eks pimpinan KPK menilai menangkap Harun Masiku bukan perkara sulit

Sekjen PDIP Enggan Tanggapi Spekulasi Harun Masiku Telah Ditembak Mati(Kader PDI Perjuangan Harun Masiku) www.facebook.com/dwi.jepray.bagjana

Harun Masiku memang hingga kini belum berhasil ditangkap oleh KPK. Ia tercatat sudah buron sejak (8/1) lalu. 

Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis pun sampai memberi instruksi kepada semua kapolda dan kapolres untuk ikut mencari kader PDI Perjuangan itu. Namun, hasilnya nihil. Sementara, mantan pimpinan KPK, Laode M. Syarif mengatakan institusi tempatnya bekerja dulu memiliki kemampuan yang mumpuni untuk menangkap buronan. Hal itu berdasarkan pengalamannya ketika menjadi pimpinan KPK pada periode 2015-2019. 

"Jadi, yang high profile seperti Harun Masiku ini kalau dia di Indonesia ya berdasarkan dulu-dulu tidak sulit (ditangkap) sih," kata Syarif ketika ditemui di Tebet pada (13/2) lalu. 

Ia mengatakan komisi antirasuah sudah dilengkapi dengan peralatan canggih untuk bisa menangkap buronan. Bahkan, mereka juga menjalin kerja sama yang erat dengan intelijen luar negeri bila tersangka kasus korupsi kabur ke luar Indonesia. 

"Kami (KPK) punya peralatan, bukan cuma peralatan sebenarnya. KPK juga punya orang, bisa bekerja sama dengan polisi kan, di kepolisian kan ada intelijen, bahkan lari ke luar negeri pun KPK memiliki jaringan yang cukup lengkap (untuk menangkap)," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Jokowi Sentil Yasonna Laoly Terkait Kasus Harun Masiku 

Topik:

Berita Terkini Lainnya