Arab Saudi, IDN Times - Stasiun televisi milik Arab Saudi melaporkan penyelidikan awal kasus kematian wartawan Washington Post, Jamal Khashoggi. Dalam laporannya yang mengutip jaksa setempat menyebut, Khashoggi tewas setelah berkelahi dengan orang di dalam Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Dikutip dari situs BBC, Sabtu (20/10), perkelahian itu menewaskan Khashoggi.
Dalam pernyataan disebutkan bahwa perkelahian pecah antara Khashoggi dengan "orang-orang yang bertemu dengannya di konsulat." Hingga kini, Arab Saudi masih terus menginvestigasi kematian Khashoggi.
"Sebanyak 18 orang warga negara Saudi sudah ditahan," demikian pernyataan jaksa, seperti dilaporkan TV pemerintah Saudi itu.
Informasi ini menjadi perhatian dunia karena sebelumnya, otoritas Saudi bersikukuh Khashoggi sudah meninggalkan kantor konsulat setelah mengurus dokumen pada 2 Oktober lalu.
Laporan dalam TV milik negara itu juga melaporkan dua pejabat senior dipecat, yaitu deputi kepala intelijen Saudi, Ahmad al-Assiri dan penasihat Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman bernama Saud al-Qahtani.
Masih mengutip dari situs BBC, Saud al-Qahtani juga merupakan anggota terkemuka di Saudi Royal Court. Sementara Ahmed al-Assiri juga juru bicara kerajaan mengenai perang di Yaman.
Setelah berhari-hari mengklaim bahwa Khashoggi sudah meninggalkan kantor konsulatnya di Istanbul pada 2 Oktober lalu, sikap Arab Saudi berubah.
Saudi akhirnya mengakui bahwa jurnalis itu tewas di kantor konsulatnya di Istanbul setelah perkelahian itu. Dengan kata lain, Saudi merujuk bahwa kematian Khashoggi tidak disengaja.
Namun, penjelasan Saudi kontras dengan pernyataan sejumlah sumber otoritas keamanan Turki yang dilaporkan media-media lokal. Sejumlah media melaporkan bahwa Khashoggi tewas setelah disiksa.